Majalahgaharu-Jakarta –Di saat krisis pandemi covid 19, UKI cepat dan sigap meyesuaikan metode belajar dan kerja (paper less) serta penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) secara online dan full digital. Sehingga semua kegiatan tetap berjalan lancar walaupun umumnya secara online, seperti rapat-rapat, belajar mengajar dan berbagai seminar dalam dan luar negeri serta proses Tri Dharma Perguruan Tinggi dilakukan secara online.
Dr. DennyTewu, SE., MM., Wakil Rektor 2 UKI (bidang Keuangan, Pemasaran, dan Administrasi Umum) menyampaikan hal ini terkait PMB UKI periode 2020-2021 yang sejauh ini kenaikan jumlahnya bisa melampaui target.
Ia katakan , ada dampak positif dari krisis tersebut, yakni terjadinya efisiensi yang cukup signifikan di berbagai bidang, seperti listrik, air, konsumsi, kertas dan sebagainya. Dengan demikian walaupun sudah menjadi smart kampus namun uang kuliah tidak dinaikkan bahkan pembayaran cicilan bagi mereka yang berdampak krisis diberikan kelonggaran, serta di awal-awal ada bantuan pulsa dan sebagainya. Sementara Bea Siswa bagi mereka yang berprestasi tetap berjalan seperti biasanya.
“Kondisi ini tentunya merupakan anugerah Tuhan bagi UKI, karena selama pandemi ini tidak ada pemotongan maupun pengurangan gaji bagi seluruh karyawan UKI, baik Tenaga Pendidik maupun Tenaga Kependidikan UKI,” terang dia pula.
Apabila tidak lagi dalam situasi Pandemi, lanjut dia, maka ketentuan bahwa maksimal 49 % perkuliahan bisa dilakukan secara online tentu bisa tetap dipertahankan, bahkan bagi prodi tertentu apabila dapat dipertahankan full online, maka UKI sangat siap menjalankannya sehingga dapat menjangkau mahasiswa yang tinggal di daerah maupun yang tinggal di luar negeri, misalnya sebagai Pekerja Migran. “Dan untuk PMB hingga Ujian Saringan Masuk (USM) serta pembayaran secara online (cash less) dari mana saja menurut saya ada baiknya tetap dipertahankan,”ungkap dia.
Peningkatan PMB UKI dari tahun ke tahun, kata dia lagi, tentunya bagian dari kreativitas serta inovasi yang dilakukan secara terus menerus oleh semua pihak secara integrated. Sehingga tetap dapat menyusaikan diri atau beradaptasi dalam dunia pendidikan yang begitu cepat berubah dengan teknologi yang semakin canggih.
Dia akui, bahwa pengaruh sosial media sangat siginifikan, sehingga sosialisasi berbagai aktivitas UKI harus terus bergaung melalui sosial media. Hal ini tentu harus diteruskan dan ditingkatkan, walaupun tidak meninggalkan cara-cara konvensional dengan mengandalkan jaringan-jaringan UKI yang sudah terbentuk selama ini, termasuk peran alumni. “Keberadaan UKI ke depan tidak bisa terlepas daripada peran alumni yang mendukung UKI secara objektif,” kata dia. (ics)