Pdt Dr. John Weol MT.h Ketua Umum PGPI ke depan tidak harus mutlak orang GPdI

Ayo Bagikan:

Majalahgaharu.com,  Musyawarah nasional Persekutuan Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI)  tahun depan akan di gelar dalam kaitan itu jelas pemilihan ketua umum menjadi perbincangan yang hangat. Siapa pasca Pdt Jacob Nahuway yang notabene dari gereja Bethel Indonesia (GBI). Akankah giliran GPdI memimpin kembali aras gereja aliran pentakosta tersebut. Menanggapi tentang kepengurusan ke depan Gaharu.com berbincang dengan ketua sinode Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Pdt. Dr John Weol, Selasa 19/9/17  di mana GPdI merupakan salah satu gereja besar yang mempelopori berdirinya PGPI.Tentang siapa yang nantinya akan memimpin PGPI ke depan John dengan bijak mengatakan bahwa memang ada anggapan yang pimpin PGPI harusnya gereja -gereja besar yang ada di tubuh PGPI akan pandangan itu John menampik, “Saya rasa tidak harus mutlak yang pimpin gereja besar atau katakan GPdI.” terangnya serius.

Lebih lanjut John yang juga pembina Persatuan Wartawan nasrani Indonesia ini melihat bahwa kita sebagai GPdI harus menerima juga keberadaan orang lain. Tersu terang tidak sepemndapat dengan adanya pandangan yang ektrim yang pimpin PGPI harusnya dua gereja besar yakni GPdI dan GBI. Apa salahnya kalau ada gereja lain seklaipun katakanlah sinodenya kecil jika punya orang yang berpotensi dan memiliki skill yang tinggi kenapa tidak?

Ketika ada sosok yang seperti diatas tentu GPdI harus mendukung sekali lagi tidak ada mutlak-mutlakan harus dari gereja besar. Untuk itu sekali lagi pilih memang pemimpin yang memiliki skill dan loyalitas dan mau memberi diri bagi PGPI, sehingga PGPI mampu berkiprah lebih baik bagi umat bangsa dan gereja. (Yus)

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Seruan PP GMKI : Gaduh Politik Jangan Korbankan Rakyat Indonesia

Thu Sep 28 , 2017
  Majalahgaharu.com, menyikapi berbagai persoalan yang ada PP GMKI di bawah kepemimpinan Sahat Sinurat mengeluarkan siaran pers sebagai berikut, selama berbulan-bulan ini, ruang-ruang publik kita dipenuhi dengan berbagai narasi: politisasi isu-isu nasional dan internasional, informasi hoaks, persoalan SARA, serta konflik horizontal dan vertikal. Masyarakat terlena, sehingga lupa persoalan yang sesungguhnya: […]

You May Like