Majalahgaharu-Jakarta-Suasana pelantikan Majelis Pengerja Harian (MPH) Persekutuan Gereja di Indonesia (PGI) DKI Jakarta periode 2021-2026 berlangsung sukses dan lancar. Sekalipun pelaksanaan ibadah pelantikan MPH PGI DKI Jakarta dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Pelantikan MPH PGI DKI mengangkat tema Gerakan Oikumene Merespon Pandemi dihadiri hampir seluruh pengurus dan juga pembina dan pengawas bertempat di GKI Kepa Duri Jakarta Barat, Minggu 2/5/21. Dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, di mana setiap pengunjung yang hadir harus dites antigen terlebih dahulu.
Pdt Jacky Manuputy MT.h yang sekaligus Sekretaris Umum MPH PGI memimpin ibadah dengan mengupas dari Injil Markus 4: 35-41. Di mana dalam paparan firmanNya Jacky mengajak gereja untuk turun memberikan charitas bagi mereka yang terdampak.
Sekalipun memang gereja sendiri juga terdampak pandemic, namun sejarah membuktikan masalah pandemic ini sudah terjadi dari sejak jaman dulu, artinya apa bahwa justru saat-saat pandemic ini gereja dalam gerakan oikumenenya harus menyatu untuk berkarya bagi mereka yang terpapar.
Sedangkan Pdt Arliyanus Larosa mantan sekum Sinode GKI yang terpilih menjadi ketua umum MPH PGI DKI Jakarta dalam sebuah kesempatan selalu mengulang akan program yang segera akan dikerjakan Untuk 5 tahun kedepan.
Antaranya untuk membangun dan meningkatkan kinerja PGI DKI Jakarta secara kongkrit ke depan untuk itu Ariyanus mengharapkan kerjasama Semua anggota PGI di Wilayah DKI Jakarta untuk mewujudkan Gerakan keesaan dan menghadirkan Gereja secara konkret dan nyata di DKI Jakarta.

Dengan demikian PGI dapat berpengaruh secara signifikan secara internal melalui anggota-anggota PGI dan relevan secara eksternal bagi masyarakat di DKI Jakarta. Kewenangannya bukan kami sebagai PGI tetapi kehadiran gereja gereja Anggota. Karena PGI hanya sebagai fasilitator dan coordinator untuk membawa semua hadir dan dirasakan akan banyak anggotanya adil dan dirasakan kehadirannya oleh anggotanya.
Sambung Arliyanus berbicara gerakan oikumene harus dimulai dari saling berbagi dan saling memberdayakan sebab hanya dengan gereja-gereja anggota berkarya, maka gereja ditengah-tengah dunia di DKI Jakarta ini dapat dirasakankannya kehadirannya lebih signifikan.
Oleh karena langkah awal yang akan dilakukan adalah melanjutkan pendataan jenis potensi yang dimiliki oleh gereja-gereja anggota ini harus ada datanya. Saat yang sama sekaligus mendata kebutuhan dan diharapkan bisa dilengkapi oleh gereja-gereja anggota yang lain.
Ada tiga kata lanjut Arliyanus yakni sinergi,transparan dan akuntable, dan ini menjadi jiwa dalam mengemban tanggung jawab yang diberikan kepada MPH PGI DKI Jakarta. Oleh sebab itu sinegi dalam semua anggota dalam gerakan keesaan di DKI Jakarta karena tanpa anggota PGI tidak akan ada gunanya.
Bersinergi dengan MPH PGI, dengan semua anggota PGI DKI Jakarta lalu membangun issue-isue dan persoalan yang ada diperkirakan akan selalu berkembang dengan isu-isu nasional, semisal contoh sikap pemerintah tentang Papua.
Dengan sinergi membangun issue tersebut suara gereja tidak hanya datang dari Salembatetapi suara gereja dari PGI DKI Jakarta dan seluruh gereja – gereja anggota akan terdengar gaungnya. Disisi lain bagaimana gereja juga betanggung jawab dalam menjaga dan merawat kebangsaan yang sempat terkoyak.
Intinya PGI DKI Jakarta harus memberikan tanggung jawab atas apa yang dilakukan baik yang bisa dikerjakan maupun yang belum dikerjakan. Dengan transparasi dan akutanble akan semakin banyak orang atau gereja yang akan membantunya., ungkapnya.
Dalam pelantikan MPH PGI DKI hadir juga Pembimas DKI Jakarta Lisa Mulyati yang juga berharap PGI DKI Jakarta menjadi role model bagi PGI-PGI di daerah lainnya. Terutama bagimana PGI juga mampu bekerjasama dengan pihak pemerintah dengan memberikan data yang valid sehingga dengan data tersebut pemerintah bisa turut membantu apa yang gereja butuhkan.