HUT ke 14 Gereja Rakyat Dari Paskah Nasional, Nikah Masal Hingga Indonesia Cerdas

Ayo Bagikan:

JAKARTA, MAJALAHGAHARU.COM — Gereja rakyat merupakan gereja yang di mulai dari satu pemahaman bahwa gereja semesthinya menjadi jawaban, di mana gereja itu berada. Disisi lain bagi penggagas Gereja Rakyat (GR) Pdt Shepard Supit mencoba melawan arus dengan gereja-gereja yang mapan yang berorentasi hanya ke dalam. Untuk itulah sesuai konteks di atas bahwa GR ini harus bermanfaat untuk melayani masyarakat miskin kota sesuai kondisi Jakarta yang banyak gelandangan dan pemulung. Dan yang paling utama dalam pelayanan GR ini, tentu gereja harus membuka ruang hati kita untuk menerima orang-orang miskin, gelandangan, aktifis, pedagang kaki lima dan bahkan penjahat sekalipun sehingga bertobat.

Malam itu GR genap berusia empat tahun dengan ditandai ibadah syukur tepatnya hari Minggu di Gedung LAI Jakarta. Dalam rentang perjalanan 14 tahun diawali oleh keprihatinan  Pdt Shepard melihat bagaimana kaum miskin kota ini tak tersentuh. Bermula dari pengalaman itulah kalau akhirnya terbentuklah gereja rakyat ini. Tujuannya jelas agar mereka kaum miskin itu juga mendapatkan keselamatan. Terlebih juga bisa meningkatkan taraf kehidupan mereka untuk hidup yang lebih baik. Kembali berbicara GR semua jemaatnya terdaftar, ini selain untuk administrasi gereja juga berkaitan dengan bantuan yang diberikan kepada jemaatnya. Karena banyak dari mereka gereja membantu baik sekolah seperti juga mendirikan sekolah-sekolah rakyat, kesehatan serta juga pernikahan.

Berbicara pendanaan Shepard mengakui semata karena kasih karunia saja kalau hingga sekarang boleh ada, namun bagi pendeta aktifis yang pernah mencalonkan sebagai anggota legeslatif baik DPR RI dan DPD ini tujuannya bagaimana mereka kaum yang termarjinal itu berolah keselamatan. Disisi lain juga upaya meningkatkan taraf hidup mereka dengan memberikan pelatihan-pelatihan juga pendampingan. Dengan pelatihan mereka dibekali dengan ketrampilan dan akhirnya bisa bekerja secara mandiri dan diharapkan melalui pelayanan ini mereka mampu menaikkan taraf hidupnya. Dari segi kerohanian melalui GR ini ada beberapa dari mereka menjadi pendeta untuk melayani Tuhan.

 

Bermitra Dengan Lintas Lembaga

Dalam perjalanan empat belas tahun GR, bisa dikatakan secara manusia mustahil kalau mampu berkiprah lebih banyak, bertahan saja sudah beruntung mengingat jemaat yang dilayani saja orang miskin sementara gembalanyapun bukan pendeta pungusaha. Namun yang terjadi justru Tuhan pakai melalui  GR ini untuk berkiprah lebih banyak. Seperti bagaimana GR bersama gereja atau lembaga lainnya mengadakan asesment /mitra untuk bekerjasama. Semisal  pelayanan di Nabire Papua mengadakan pelatihan peternakan serta penyuluhan. Selain itu GR bersama mitra juga mengadakan kegiatan seperti menyelenggarakan paskah nasional di beberapa kota, Jakarta, Manado, Bandung, Surabaya dan Papua dengan melibatkan beberapa lembaga serta diadakan secara terbuka di hadiri beberapa pejabat negara.

Selain itu di Gelora Bung Karno Gereja rakyat bersama pemerintah dan juga berbagai lembaga menyelenggarakan pernikahan masal, di mana pesertanya berasal dari berbagai agama, suku dan etnis hingga mendapatkan penghargaan MURI. Dari pernikahan masal ini tercatat pernikahan masal yang terbesar yang melibatkan pesertanya dari lintas suku, agama dan etnis..

mereka-yg-diutus Dan yang paling spektakuler dari pelayanan atau kiprah GR ini dengan mitra-mitranya  bebagai pihak mampu mengirimkan guru misi (PETRA) baik ke NTT, Papua dan Maluku. Tercatat hingga kini sudah ada 600-an guru misi dikirim ke daerah-daerah timur Indonesia terutama Papua. Dan yang terbaru adalah bagaimana GR ini melaunching adanya Assosiasi Misi Indonesia (AMI) hadir sebagai lembaga yang siap membantu para Hamba Tuhan (misionaris) yang ingin melakukan pelayanan misi. Hal itu dikatakan Sekjend AMI, Pdt Fransiskus Irwan Widjaja saat mempresentasikan tentang misi dan tujuan kehadiran AMI di avara Symposium Misi dan Pengutusan Guru Misionaris Indocer di gereja GPIB Immanuel, Jakarta.  “Kita akan memberikan informasi data tentang situasi kondisi dan sosial budaya suatu daerah yang akan dituju oleh pelayan misi,” kata Irwan yang juga Ketua STT Real Batam ini.

Khusus soal Papua dan Papua Barat, Irwan mengibaratkan daerah itu seperti cerita Nabi Isak di kitab Kejadian 26 ayat 18 soal menggali kembali sumur yang dahulu dibangun oleh ayahnya, nabi Abraham yang sudah diuruk oleh bangsa Filistin. “Papua adalah basis Kristen yang kini tengah diserang secara masif untuk “dihijaukan’. Tugas kita adalah menghidupkan kembali Papua agar tetap teguh menjaga imannya lewat pelayanan misi peningkatan SDM dan tingkat ekonomi masyarakat di sana,” jelasnya.

Bukan hanya menyajikan data suatu daerah misi, menurut dia, AMI juga membantu dalam hal fasilitas SDM dan lainnya.

“Jika butuh dokter, ahli pertanian dan peralatan serta fasilitas lainnya yang menunjang misi pelayanan, AMI siap membantu,” tukasnya.Saat ini AMI, kata dia lagi, memposisikan diri sebagai mitra pelayanan kepada yayasan, lembaga, dan personal yang melakukan pelayanan misi. “Salah satunya gerakan Indonesia Cerdas ini,” kata Irwan

 

Indocer Mendapat Respon Positif

Pengiriman guru-guru misi ke Papua mendapat respon positif dari tokoh-tokoh Papua antaranya Staf Khusus Presiden untuk Papua Lenis Kagoya, ” Dengan guru Petra ini saya yakin dua tahun ke depan anak-anak Papua sudah banyak berubah akan menjadi anak yang cerdas dan bisa membangun dirinya sendiri,” terangnya ketika ditanya saat menghadiri pengutusan guru Petra angkatan ke 21. Lebih lanjut bahwa guru-guru sudah ada juga disana namun karena kurang kontrol dan baru daerah pemekaran sehingga banyak guru yang pegawai negeri itu meningalkan sekolah. Makanya dengan Indocer ini tentu bagi kami Papua sangat menolong sekali keberadaannya.

Lenis mengaku bahwa untuk Papua sendiri banyak sekali membutuhkan program-program semacam ini yakni program Indonesia cerdas. Untuk ke depan Lenis meminta kepada penyelenggara Indoncer agar guru-guru dibekali juga ketrampilan sehingga mereka bisa memberikan penyuluhan atau pelatihan bagaimana meningkatan ekonomi kreatif bagi masyarakat Papua, jadi sifatnya bukan saja untuk sekolah saja tetapi juga masyarakat Papua umumnya. Karena tehnologi dan ekonomi kreatif sangat dibutuhkan disana sehingga masyarakat Papua bisa sejajar dengan rakyat Indonesia lainnya.pdt-shepard-supit

Disini bukan saja pendidikan ke umum saja tetapi perlu diikirkan untuk pembinaan-pembinaan masyarakat. Untuk menunjang program ini pembangunan infrastruktur juga mulai membaik, memang ada yang masih belum terjangkau tetapi dengan pemerintahan yang ada infrastruktur mulai dibangun dengan kementerian desa dan kementerian PU.   Dengan kondisi  ini sepuluh tahun ke depan Papua mulai aman dan sejahtera dengan pembangunan. Dan saat ini juga sudah dibuka sekolah untuk pilot dan universitas-universitas, dan ini peningkatan yang luar biasa.

Untuk melancarkan program Indonesia cerdas dirinya sebagai ketua adat mengistruksikan agar dikawal dan dijaga sampai akar rumput, dan tidak bolah ada yang menganggunya. Dan dirinya sudah sampaikan ke kepala-kepala suku kalau Indonesia cerdas ini dalam rangka melakukan misinya untuk mencerdaskan anak-anak Papua.   Karena ini program membutuhkan dana yang tidaks edikit Lenis sudah menyampaikannya kepada presiden untuk mendapatkan perhatian akan program ini. Bukan tidak mungkin program ini akan mendapatkan suppor dana dari pemerintah, Dan menurut Lenis ini sudah disampaikan presiden dan presiden sangat merespon positif, tinggal mencari waktu yang tepat.

Sementara bagi wakil Bupati Mamberamo yang turut hadir dalam pengutusan Guru Misi ini juga berharap akan ada tambahan 200 guru lagi untuk Mamberamo. Dan Wabup berjanji akan membantu tiap guru Indocer yang turun ke sana untuk mensosialisasikan kepada kepala suku dan msyarakat agar menerima secara terbuka serta mendukungnya. Karena kehadiran guru-guru ini snagat membantu rkyatnya untuk meningkatkan pendidikan

 

 

 

 

 

 

 

 

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

DIES NATALIS UKI KE-63 DIRAYAKAN MERIAH

Fri Oct 21 , 2016
JAKARTA MAJALAHGAHARU.COM — Universitas Kristen Indonesia kini memasuki usinya ke 63, dalam rangka dies Natalis ke-63  tahun 2016 tentu saja menjadi salah satu momentum besar bagi Universitas Kristen Indonesia (UKI). Angka 63 Tahun memiliki arti yang sangat dalam, bahwa sampai saat ini kampus UKI masih tetap dapat tetap berdiri kokoh […]

You May Like