Catatan Diskusi YAKOM – UKSW, Usulan Pendeta Probowinoto Menjadi Pahlawan Nasional
Sosok pendeta Basoeki Probowinoto, bagi kebanyakan orang khususnya di kalangan iman Kristen saat ini, mungkin belum mengetahui apalagi sampai mengenal lebih dekat. Namun, begitu menyebut Universitas Kristen Satyawacana Salatiga (UKSW), maka bukan hanya kalangan Kristen, diluar seiman kita pun banyak mengenalnya.
Ya, UKSW didirikan oleh buah tangan dinginnya. Tak perlu menggembor-gembor kepada kebanyakan orang. Sempat dianggap tak bisa menyelesaikan pembangunan kampus yang melahirkan banyak tokoh bangsa ini. Kalangan yang mencibir dan mengolok-olok, pun ada dan kebanyakan justru dari kalangan teman dekatnya. Namun, hal itu tak menyurutkan langkahnya untuk terus menancapkan tekadnya membangun kampus Kristen yang majemuk, dan itu terwujud sudah sampai saat ini, jelasnya.
Kisah perjalanan dan pergerakan pendeta probowinoto, dibahas dalam bentuk diskusi kemajemukan yang dilaksanakan Yayasan Komunikasi pimpinan Bernard Nainggolan bekerjasama dengan UKSW, bertempat di aula PGI, Salemba Jakarta, Kamis, (10/11/2016). Dihadirkan pembicaranya; Dr. Yudi Latif, Dr,Niko L Kana, dan Dr. Martin Lukito Sinaga.
Yudi Latif, sang peneliti dan pemikir muda kemajemukan bangsa mencoba untuk membedah tentang sosok pendeta probowinoto dari kehidupan pribadinya bersama keluarga, khusus anak-anaknya, yang selalu di ajak untuk, bertemu dan makan bersama dengan temannya yang dari Tionghoa, Kristen, ujarnya menguraikan dalam diskusi.
Secara pribadi saya tak mengenal, apalgi terpaut jauh umurnya dia dengan tokoh pendiri UKSW ini, namun satu hal yang diungkapkannya adalah kemajemukan seorang pendeta Probowinoto dalam pergaulan dengan anak bangsa, jelasnya.
Pendeta Dr. Martin Sinaga, mengungkapkan bahwa ketua DPRD Salatiga (1951 – 1954), mau ‘membunuh ibu kandungnya’, karena melihat apa yang dialaminya. Namun, membunuh bukan dalam arti sebenarnya. Pergulatan-pergulatan pendeta Probowinoto perlu dicontoh dan di ajarkan kepada anak muda, kemajemukan bergaul, tanpa membeda-bedakan agama suku, ras dan golongan.
Dr. Nico L Kana, teman dekatnya Probo semasa hidup, dosen UKSW serta penulis buku, ‘’Ikrar dan Ikhtiar dalam Hidup Pdt. Basoeki Probowinoto’’. Buku setebal 446 halaman ini diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia, Jakarta.
Dr. Kana, mengingat tentang perjalanan, Pak Probo seperti seorang musafir yang berjuang sendiri, dan ditinggal oleh teman-temannya. Namun, hebatnya dia tak mendendam apalagi sampai membalas.
Pembantu Rektor UKSW Bidang akademik, Prof. Ferdy S. Rondonuwu, MSc, Ph.D mengapresiasi langkah dan jejak Pak Probo dalam mendirikan UKSW bagi semua kalangan, dan ini bukti bahwa UKSW sampai saat ini bisa eksis dan bersama membangun bangsa Indonesia ke depan, ujarnya dalam konferensi pers bersam awak media Pewarna di selasar dalam aula PGI.
Luasnya medan pelayanan pak Probo, mulai dari pendeta, politisi, pendidik, aktivis kemanusiaan, nampaknya menjadikan dia semakin mengentalkan arti kebhinekaan dan kemajemukan dalam Kristen harus benar-benar diwujudkan bagi siapa saja, urai Rondonuwu menegaskan.
Maka, wajarlah Pak Probo oleh kami dari UKSW, DPRD Salatiga, dan masyarakat dan tokoh masyarakat Salatiga untuk diusulkan menjadi pahlawan nasional.
Namun, Prof. Rondonuwu, memperhatikan hasil diskusi bersama Yakom dan UKSW, terutama dari tokoh senior Parkindo, Sabam Sirait, untuk bekerja sama dengan kalangan non Kristen, seperti HMI, untuk mendiskusikan tentang Pak Probo untuk disullkan sebagai pahlawan nasional, urainya bijak.
Sedangkan ketua panitia acara ini, Robert Sitorus dari Yakom menjelaskan, bahwa Yakom telah mengadakan diskusi terkait dengan usulan pahlawan naisonal, namun baru kali ini, diskusi usulan pak Probo, Yakom menjadi sponsor tunggal, ya harus all out untuk hal ini, jelasnya dalam konferensi pers tersebut. ron