Jakarta, Majalahgaharu.com, Gereja Bethel Indonesia Departemen Pemuda anak (DPA) menggelar kongresnya bertempat di Wisma Kinasih Resort Bogor Agustus 29-32 tahun 2017. Dalam kongres yang dihadiri ribuan pemuda dari seluruh Indonesia bahkan utusan luar negeri ini salah satu agendanya memilih ketua DPA baru menggantikan Pdt. Timotius Tan yang sudah dua periode menahkodai gereja Kharismatik terbesar di Indonesia ini. Tersiar kabar dari arena sidang yang dalam pemilihan ketua DPA sesuai yang diatur dalam AD/ART GBI ada tiga kandidat kuat yang siap pimpin DPA GBI antaranya Yohanes Nahuway, Yohanes Sirait dan Joel Manulu.
Berdasarkan informasi dari salah satu peserta sidang bahwa ketiga-tiganya berpontensi dipilih, tinggal mana yang mendapat dukungan suara terbanyak saja. “Bagi kami pemuda GBI siapapun yang terpilih yang penting terpilih dengan mekanisme yang baik, jujur sesuai dengan aturan main, disisi lain mampu membawa DPA GBI lebih maju dan membawa ke arah yang lebih baik ke depan,”ujarnya berharap.
Sementara ketika dimintaiin harapannya untuk pemimpin DPA GBI ke depan, Pendeta Japarlin Marbun ketua umum BPH GBI mengatakan bahwa siapapun yang terpilih kita hormati dan hargai, sebagai orang tua berharap Ketua DPA nanti bisa menyemangati anak-anak muda lainnya agar lebih aktif dalam pergeraklan anak-anak muda. Kemudian sambung Japarlin DPA GBI ibarat rumah hanyalah kamar kamar dari rumah besar BPH GBI maka jelas ketua ke depan harus bisa bekerjasama untuk menyesuaikan dalam rumah besar GBI dalam mendukung program-program BPH GBI secara menyeluruh.
Menanggapi adanya isue yang mengatakan adanya permainan dukungan kepada kandidat tertentu, Japarlin dengan tegas mengatakan bahwa itulah risiko yang dihadapi dengan pemilihan menggunakan sistem voting sehingga tidak bisa dielakkan adanya kabar tersebut. Namun sebagai orang tua Japarlin mewanti-wanti agar jangan ada permainan-permainan yang kotor dengan isue primordialisme. “‘Kita ini bergerak di bidang kerohanian maka hendaknya mengedepankan nilai-nilai kekristenan itu sendiri,” tegasnya.
Mengenai adanya tanggapan tak perlu lagi kongres semacam ini, Japarlin justru berbeda, kongres harus tetap dilaksanakan karena disitulah anak-anak muda sebagai generasi pemimpin GBI ke depan berlatih bagaimana cara berdemokrasi dan berorganisasi. Memang mungkin perlu ditinjau ulang sistem nya saja. Karena GBI memakai sistem perwakilan makanya ke depan yang diutus hanya perwakilan saja sehingga tidak mendatangkan masa yang akan muncul dinamika yang negatif. Baru kemudian diadakan slebrasi yang melibatkan semua pemuda sebagai ajang untuk kebersamaan.
Sekali lagi siapapun yang terpilih hendaknya bisa bekerjsama dan mampu meningkatkan partisipasi pemuda dalam melaksanakan program-program kerja ke depan secara aktif dan dinamis.