Jakarta, majalahgaharu.com Bertempat di Aula gedung PBNU Jakarta, Pendeta Gomar Gultom, MTh yang juga sekretaris Umum (Sekum) Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia (PGI) meluncurkan sebuah buku yang dirangkai dengan sebuah Refleksi atau diskusi Sabtu 27/9/19. Pdt Gomar Gultom dalam Peluncuran Buku “BERSYUKUR DALAM KARYA menapaki usia 60 tahun dan 33 tahun kependetaannya, berlangsung sukses.
Hadir dalam diskusi tokoh-tokoh kebinekaan diantaranya Raja Juli Antoni Sekjen PSI dan juga Budiman Sujatmiko. Tokoh-tokoh lintas iman diantaranya Hindu, Muslim, Katolik, Hindu, agama Bahai dan Penghayat Kepercayaan. Selain ada juga beberapa ketua sinode anggota PGI serta pimpinan lembaga aras seperti Pdt. Mulyadi Suleman (PGPI) serta yang lainnya. Sementara ada juga beberapa Ormas Kristen seperti Mawardin Zega (sekjend) MUKI, Parkindo, PEWARNA dan masih banyak lagi. Tak ketinggalan juga keluarga besar PGI serta Keluarga besar Pendeta Gomar Gultom.
Sebuah buku yang diinisiasi David Tobing yang juga dikenal sebagai pengacara spesialis perkara-perkara public serta bersama Ahmad Nurcholish dan Franky Simbolon menyunting buku merupakan hadiah special untuk Pdt Gomar Gultom dalam menapaki usianya yang ke 60 tahun serta perjalanan pelayanan sepanjang 33 tahun.
Acara yang dimulai dengan diskusi tokoh muda dari berbagai agama. Pembicara dimulai dari yang mewakili pemuda Hindu dan selanjutnya tokoh muda lintas iman lainnya pada umumnya mengatakan bahwa kebinekaan ini menjadi penting, di tengah negara yang majemuk, telibatnya tokoh agama diharapkan agar masyarakat semakin bersatu dalam bermasyarakat dan bernegara. Dengan hadirnya tokoh agama dalam kehidupan bermasyarakat maka akan lebih mudah untuk besatu dan saling membantu satu dengan lainnya.
Budiman Sujatmiko politisi PDI perjuangan dan mantan Ketua Umum PRD salah satu narasumber ini dalam acara bedah buku Pdt Gomar Gultom memaparkan memulai dengan eksistensi agama yang lahir dalam masyarakat agraris yang mulai menetap. Bahwa pada masa itu ada banyak mujijat yang terjadi , pada saat ini hal itu menjadi hal yang biasa akibat majunya ilmu pengetahuan. Agama sudah ada dan berinteraksi terus menerus sepanjang sejarah agama dan tidak pernah menghilangkan agama yang ada. Itulah sebabnya jika ada agama yang merasa terancam eksistensinya karena adanya agama yang lain itulah yang membuat kita menjadi terpecah karena mengganggapnya sebagai musuh. tak ketinggalan Budiman juga bercerita bagaimana Pdt Gomar ini menampung dirinya dan rekan-rekan saat era Orde Baru, yang mana dirinya dan teman-teman aktivis dikejar dan dicari karena dianggap kritis terhadap negara.
Rangkaian acara ulang tahun ini juga dihadiri oleh sahabat-sahabat dari lintas agama. Hadir juga Ibu Sri Adiningsih yang turut memberikan sambutan mewakili sahabat-sahabat. Sri Adiningsih yang juga sebagai penasihat Presiden menyatakan bahwa Pdt Gomar Gultom adalah tokoh yang banyak terlibat dalam kegiatan kebinekaan.
Sebagai mitra pelayanan di PGI, Pdt Henriete Lebang Ketua Umum PGI memberikan kata sambutan di mana Henrite Lebang mengatakan sepanjang mengenal Pdt. Gomar, dialah pejuang yang membangun relasi yang baik dengan seluruh komponen umat melalui lintas iman. Perayaan Ulang tahun 33 pelayanan Pdt Gomar Gultom di HKBP. Henriete lebih lanjut mengatakan moment 33 tahun di kalangan Kristiani merupakan tradisi khusus seperti bagaimana usia Tuhan Yesus sekitar 33 tahun. Walapun tradisi juga bahwa Yesus melayani mulai umur 30 tahun, hal itu karena tradisi keyahudian di mana disaat Yesus hadir. “ Pelayanan Tuhan Yesus lebih singkat dari Pak Gomar ya,” ujarnya berkelakar.
Keyakinan tigapuluh tiga tahun dalam tradisi Kristiani merupakan usia pelayanan Yesus dan diusia itu banyak melajkukan hal-hal yang menyejahterakan masyarakat yang ada disekitarnya baikl secara pribadi dan bersama. Sekali lagi menurut Henriete bahwa 33 tahun bagi tradisi Kristen adalah angka yang khusus.
Demkian juga dengan pendeta Gomar selama 33 tahun bukan saja melayani HKBP sebagai basis pelayanannya tetapi Tuhan mengutus melayani di gereja-gereja di Indonesia dan bukan saja gereja tetapi juga melayani bagi masyarakat Indonesia. Dalam kerangka kerjasama lintas iman, dan yang dilandasi sebuah keyakinan untuk melangkah sebagai sesama anak bangsa harus perlu semakin bekerjasama seperti yang diwujudlan dalam diskusi hari ini, paparnya.
Sementara Pdt. Gomar Gultom yang didampingi isteri tercinta dalam peluncuran bukunya ini merasa terharu sehingga merasa sulit menggambarkan gelora dalam hati, karena tak menduga kalau akan ada perayaan semegah ini. Mengenai buku Bersyukur dalam Karya ini, diakui Gomar karena dorongan kuat sahabatnya yakni David Tobing, Ahmad Nurcholish, Franky Tampubolon dan teman-teman sehingga terbitlah buku ini. Terimakasih atas semua pihak yang telah memberikan diri untuk terbitnya buku ini.