Tangerang, majalahgaharu.com – Pewarna Banten bekerjasama dengan DPP Pewarna Indonesia mengadakan diskusi dengan tema: Menjaring Massa Mengambang (3M) dengan menampilkan dua pembicara caleg DPRD Provinsi Banten dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yakni Hendrik Setiawan dan Hasudungan Manurung, SH, MH.
Sebagai narasumber pendamping yang berasal dari representasi pemilih menampilkan Doni Susanto selaku Ketua DPA GBI Provinsi Banten dan Antoni Maruli Purba Ketua MUKI Provinsi Banten. Diskusi berlangsung Jumat siang (7/11/2018) di Cafe Pasta Kangen Gading Serpong, Tangerang Selatan.
Dijelaskan Hendrik Setiawan bahwa motivasi maju caleg dari PSI karena memang pengaruh Ahok, yang bilang kalau mau merubah negeri ini hanya ada dua caranya, yaitu pertama terjun langsung ke politik atau mendukung orang yang baik.
“Saya maju bukan cari duit tetapi ingin melakukan perubahan. Saya ingin membuat Banten untuk lebih baik dalam segala hal itu visi saya. Bicara misi saya ingin mencorongkan suara rakyat Banten,” ujar pria yang berlatar belakang bisnis ini.
Karena itu, untuk meraih suara dan kepercayaan, Hendrik tidak ragu untuk turun langsung ke bawah, menemui rakyat. “Saya tiap turun selalu bilang tidak apa tidak dipilih, yang penting saya sudah bertekad untuk memperjuangkan aspirasi rakyat. Saya tidak memberikan janji,” paparnya.
Menyangkut swing voters, Hasudungan Manurung,SH,MH mengungkapkan bahwa fakta swing voters yang kebanyakan anak muda memang sangat menentukan. Selain mereka fase mempersiapkan ke jenjang ke pernikahan mereka umumnya cenderung apolitis.
“Dalam konteks kekristenan juga masalah mengambang ini punya potensi besar, karena itu par caleg harus bisa membujuk mereka menggunakan suaranya. Sebab warga Kristen di negeri bukan warga negara kelas dua,” tukas advokat lulusan FH UI ini, yang sedang maju Calon Legislatif DPRD Provinsi Banten dari Dapil Tangerang Selatan.
Berangkat dari pemahaman itu, kata Hasudungan, maka anak muda harus bangkit dan memberi turut memberikan sumbangsih kepada negara. “Inspirasi saya masuk hukum adalah Prof Sahetapy, yang pernah bilang jika mau maju maka anak-anak muda harus bangkit dan berdampak kepada bangsa,” Hasudungan mengutip Sahetapy.
Sementara Doni Susanto menyatakan bahwa sependapat bahwa potensi muda generasi muda di Banten sangat besar. “Bayangkan kalau GBI saja yang 200 lebih gereja di Banten dikalikan 10 anak muda, paling sedikit 2000 orang. Itu yang sudah punya suara dan perkiraan minimun. Jadi suara pemuda tidak boleh dianggap remeh,” beber Doni.
Doni mengingatkan para caleg, bahwa tingkat pengangguran di Provinsi Banten termasuk tertinggi di Indonesia. “Itu berarti ada anak-anak kita juga termasuk di dalam belum kerja karena tidak ada lapangan kerja,” ujarnya memberikan masukan. Menurutnya harus memberi konkrit tidak hanya janji-janji.
Ketua MUKI Provinsi Banten, Maruli Purba menyatakan dukungannya buat anak-anak Tuhan yang mau mencalonkan diri jadi legislatif.
Menariknya, Maruli menekankan agar lebih fokus dengan meraih suara yang real saja tidak suara yang mengambang.
“Artinya kalau turun langsung, menemui jemaat dan pendeta, itu lebih fokus mendapatkan suara. Imani aja Kolose 3:23 yang menyatakan apa yang kamu lakukan perbutlah seperti untuk Tuhan,” pungkasnya.