Ronny Mandang di Natal PGLII, “Kita Butuh Kontemplasi Spriritual Kristen”

Ayo Bagikan:

Jakarta, majalahgaharu.com – Di minggu penantian hari kelahiran Juruselamat manusia ke dunia, Persekutuan Gereja-gereja danLembaga-lembaga Injili di Indonesia (PGLII) kembali diingatkan tentang sebuah pesannatal untuk terus memelihara spirit pewartaan Injil. Pesan itu disampaikan olehKetua Umum PGLII Pdt. Dr. Ronny Mandang M.Th. saat berkhotbah pada Ibadah danPerayaan Natal PGLII, di MDC Hall, Wisma 76 Slipi, Jakarta Barat, Jumat malam(14/12/2018). Sebelumnya, Pdt. Ronny berkisah tentang kedatangan Orang Majusdari Timur untuk menyambut kelahiran Kristus. Mereka bersedia menghadapi bahayadengan melakukan sebuah perjalanan jauh menyambut kedatangan Mesias, serta mempersembahkan apa yang mereka bawa untuk sang Juruselamat.

“Saya kira pada saat ini kita memerlukan suatu kontemplasi (perenungan) spiritual Kristen untuk memahami persitiwa dari para Majus yang datang berjumpa dengan Yesus. Hal yang pertama adalah bagaimana para Majus memiliki sebuah kegigihan, semangat, daya juang, di dalam sikap untuk menyembah kepada Yesus,” ucap Pendeta Ronny Mandang. Yang menjadi kegelisahan dariGembala Sidang GKRI Karmel ini berkaca dari kisah Orang Majus adalah mulai pudarnya spirit dan kegigihan yang dimiliki gereja dalam konteks perjumpaannyadengan Tuhan, saat ini. Menurutnya daya juang adalah salah satu modal dasar yang harus dimiliki gereja di dalam menyembah Kristus.

“Saya kira hari-hari ini gereja kehilangan spirit seperti itu. Tidak lagi di dalam bentuk kekuatan untuk menyembah Tuhan. Ada banyak sekarang orang datang ke gereja tapi bersikap santai. Spiritual Kristus mengajak saya dan saudara, ketika berjumpa dengan Yesus Kristus kita dituntut untuk memahami ada daya juang, ada kegigihan untuk berjumpa dengan Dia,” katanya.

Pendeta Ronny Mandang tak ketinggalan mengingatkan bahwa persembahan terbaik yang diinginkan Tuhan bukanlah kekayaan, melainkan hati yang mau mewartakan keselamatan bagi semua umat manusia.“Gereja-gereja di PGLII, lembaga-lembaga di PGLII, dia mengutusdirinya untuk menjadi misionaris di dunia ini. Kita dipanggil untuk bersekutu,tetapi kita juga dipanggil untuk pergi memberitakan injil,” tegasnya.

Lebih jauh Pendeta Ronny berujar, di Indonesia sendiri telah banyak misionaris yang mau memberikan diri mereka bagi sebuah tugas mulia yangdimaksud. Jejak mereka masih dapat terlihat jelas hingga hari ini, sehingga dapat menjadi teladan bagi PGLII untuk terus memelihara semangat pewartaan kabar baik yang dimaksud. “Saya membuat peta dari Papua sampai sampai SumateraUtara. Papua merah karena ada jejak Ottow dan Geissler. Maluku merah karena ada Joseph Kam, baik menyebar ke Selatan sampai ke Utara. Saudara pergi juga keMinahasa, saudara akan bertemu dengan Schwarz dan Reidel, dan mereka dikuburkan di tanah Langowan. Jejaknya adalah jejak perkabaran injil. Lalu saudara pergike Kalimantan ada Barnstein. Saudara pergi ke Sumatera Utara ada Nommensen. Ditanah Jawa ada Ki Sadrakh,” ungkapnya lebih lanjut.

Di ibadah dan Perayaan Natalnya sendiri, PGLII membawa tema“Kami Datang untuk Menyembah Dia”, seperti dikutip dari Kitab Matius 2, ayatkedua. Secara khusus Ketua Panitia Ibadah dan Perayaan Natal PGLII DR. Inge Handoko M.Th menjelaskan mengapa tema tersebut dipilih dalam perayaan NatalPGLII kali ini. “Tema ‘Kami Datang untuk Menyembah Dia’ untuk menunjukan komitmen setiap pengurus PGLII baik di tingkat pusat maupun wilayah dan daerah, bahwa tujuan akhir dari setiap upaya, perjuangan, pengorbanan dan kerja keras kita adalah untuk memuliakan Dia, Raja segala Raja, yakni Tuhan kita YesusKristus,” ujar Inge.

Pada sesi ibadah, PGLII ikut mengundang Sekretaris Umum PGI Pdt. Gomar Gultom M.Th, Ketua PGPI Jakarta Pdt. Mulyadi Soleman, SekretarisUmum PGLII Pdt. Dr. Freddy Soenyoto dan Ketua Majelis Pertimbangan PGLII Pdt. DR. Solfianus Reimas untuk ikut serta dalam penyalaan lilin Natal. Salah satu momen yang ditunggu di perayaan itu adalah dinyanyikannya sebuah lagu yang dirasa mampu memelihara spirit pewartaan injil, yakni “La Biar Api Injil Tarus Manyala”. Lagu tersebut kemudian dinyanyikan bersama-sama oleh semua hadirin. [RM]

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Isteri Labora Sitorus Surati Presiden Jokowi untuk Perlindungan dan Keadilan Hukum

Sun Dec 16 , 2018
Jakarta, majalahgaharu.com – Sandritje Panauhe sebagai istri dari Labora Sitorus mempertanyakan,ke mana lagi harus meminta perlindungan Hukum kalau bukan kepada Bapak Presidensebagai otoritas tertinggi pemengang kekuasaan di negeri ini. “Bapak Presiden,suami saya selaku anggota Polisi Aktif, apabila ada kesalahan atau disiplinsuami saya dalam menjalankan tugas maka pihak pihak Propam Polri […]

You May Like