Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jumat 11/10/19 menggelar dies natalisnya yang ke 61 tahun, suatu rentang perjalanan yang cukup panjang. Sekaitan dengan dies natalisnya, FH UKI melaunching buku sejarah Fakultas Hukum yang ditulis oleh Petrus Irwan Panjaitan yang juga terpilih sebagai dosen terbaik saat itu. Petrus dalam sambutanya mengungkapkan bahwa buku yang ditulisnya salah satu sumbernya dengan mewawancarai berbagai pihak seperti dosen maupun para alumni FH UKI.
Petrus lanjutnya menerangkan bahwa bapak Tonggor Siahaan banyak memberikan catatan-catatan sebagai catatan sejarah FH UKI. Ada dialog Mr Yap Thiam Hien dan Ir Maruli Gultom saat itu tuntutan mahasiswa agar UKI memiliki gedung yang tinggi-tinggi, namun oleh Mr Yap Thian Hien menegaskan para petani dan nelayan dari Batak, Ambon dan Papua bahkan seluruh Indonesia, tidak akan bisa kuliah lagi ke UKI, karena UKI akan berbiaya mahal karena tuntutan memanagement gedung berbiaya mahal.
Namun pada tanggal 19 September 1997, saat TB Simatupang sebagai ketua Yayasan saat seminar FH UKI, berkeinginan agar fakulas hukum UKI bisa seperti Free Universetiet yang ada di negeri Belanda. Ada dua tokoh Kristen yang pernah memimpin yayasan ini, memiliki pandangan yang sama bukan soal gedung atau megahnya kampus tetapi siapa yang manusia yang ada di dalam universitas mampu mendidik dan mampu memberikan pemikiran-pemikiran bagi mahasiswa.
Penting apa yang disampaikan Pak TB Simatupang tentag Free Universeteit di Belanda tetapi dosen-dosen mampu mengeluarkan pikiran-pikiran hukum sehingga menjadi perhatian pemerintah Belanda dan menjadi pemikir-pemikir hukum yang utama. Demikian pula dengan 61 tahun FH UKI ini menjadi terkenal karena master-master Hukumnya yang pernah menjadi pengajar-pengajar.
Sebelum sambutan dari penulis Hulman Panjaitan sebagai Dekan FH UKI membuka tirai yang menandakan dilaunchingnya buku sejarah FH UKI yang ditulis Petrus Irwan panjaitan.
Teras Narang dalam sambutanya mewakili alumni UKI sangat bangga pernah mengenyam pendidikan di UKI khususnya di FH UKI. Teras Narang yang baru saja terpilih menjadi anggota DPD Kateng ini, berkat UKIlah dirinya bisa berkiprah baik di dunia pengacara Sembilan tahun, 6, 5 tahun menjadi anggota DPR RI serta 10 tahun menjadi Gubernur.
Pengalamannya yang menarik, kalau UKI ini memang benar mengusung NKRI, dirinya sebagai orang Dayak yang prakltis sangat sedikit yang kuliah di UKI apalagi di fakultas hukumnya, namun dua kali dirinya menjabat ketua senat, kisahnya bangga
Sementara Dekan FH UKI Hulman Panjaitan, MH yang saat itu memakai pakian adat Jawa dengan blangkonnya dalam sambutannya menyatakan peringatan Dies Natalis merupakan suatu cara dan wadah mensyukuri dan mengenang kembali perjalanan FH UKI.
“FH UKI menetapkan visi misinya; Menjadi program studi Ilmu Hukum unggulan di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Kawasan Asia yang peka dan antisipatif terhadap segala perubahan dalam era globalisasi sesuai nilai-nilai Kristiani dan Pancasila pada tahun 2034,” ujarnya.
Saat ini FH UKI memiliki akreditasi A dan menduduki peringkat 23 secara nasional dan peringkat 8 Lembaga Layanan DIKTI Wilayah III Jakarta sebagai program studi unggulan.
Nampak hadir saat Dies Natalis FH UKI adalah wakil Rektor UKI, ketua alumni UKI, Saor Siagian, pengacara senior Bernard Nainggolan, alumni pertama FH UKI yang juga dosen hukum agrarian bapak Anton, Halomonan Sianturi,jajaran dosen FH UKI, mahasiswa fakultas hukum serta tamu undangan.
Dalam dies natalis FH UKI juga digelar pameran buku ilmiha dosen serta pagelaran musik kampus.