Oleh Pdt. Hariman A. Pattianakotta
Sumba Timur Majalahgaharu.com-Oslin, nama lengkap Roslinda Tamo Ina. Ia baru kelas 3 SMP, menjadi ketua Forum Anak Desa Kombapari. Seperti yang tulis oleh Usi Irene Umbu Lolo, Oslin terpilih sebagai Perwakilan Anak Indonesia untuk mengikuti kegiatan High Level Political Forum di Gedung PBB New York, USA, pada tgl 8-18 Juli 2019. Dalam forum yang dihadiri para pemimpin dunia itu, Oslin menyampaikan empat pesan penting. Pertama, anak-anak harus memiliki akta kelahiran. Kedua, anak-anak harus diberi ruang untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Ketiga, anak-anak harus dilindungi. Empat, tidak boleh ada lagi perkawinan anak, sebab hal itu merupakan bentuk kekerasan dan eksploitasi terhadap anak.
Pagi ini, dalam Sidang Raya, Oslin berpatner dengan mama Merry Kolimon memimpin pendalaman Alkitab. Mereka mengangkat dan merefleksikan dengan sangat menggugah kisah Rahab dalam konteks masyarakat yang meminggirkan perempuan dan anak.
Perempuan dan anak adalah kelompok rentan, kerap hidup dengan stigma dan terus menjadi korban kekerasan, bukan hanya dalam konteks masa lalu, tetapi juga di masa kini. Di Sumba ada praktik kawin tangkap, di mana perempuan (baik anak maupun dewasa) ditangkap di jalan atau di mana saja, dan dilarikan ke rumah untuk dikawini. Pendeta-pendeta perempuan Sumba bangkit menentang dan menghadirkan kesadaran baru. Kendati tidak mudah, namun mereka terus berjuang. Mereka mendampingi kelompok-kelompok masyarakat bawah dalam stratafikasi sosial.
Mama Mery dan Oslin mengangkat narasi-narasi perempuan miskin, mereka yang kehilangan tanah, orang-orang yang terbuang, mereka yang harus pergi meninggalkan tanah mereka untuk mencari uang di negeri orang. Kedua pembicara lintas generasi ini mendorong gereja-gereja untuk menjadi ruang ketiga, ruang yang aman dan nyaman bagi perempuan dan anak. Gereja mesti menjadi komunitas yang menghargai dan memulihkan.
Oslin dan Harapan Anak-anak Sumba
Melihat Oslin pagi ini saya melihat harapan. Ada Oslin di Sumba, ada harapan bagi anak-anak di tanah Humba. Oslin dengan penuh kasih menyampaikan harapan bagi gereja-gereja dan PGI dalam arena Sidang Raya ini untuk melihat Sumba. Ia berharap ada hal konkret yang dikerjakan untuk Sumba, dan bermimpi agar gereja menjadi ruang yang ramah bagi pendidikan dan pertumbuhan anak.
Mama Mery pun menitipkan pesan dan harapan untuk Oslin supaya terus belajar dengan tekun, rajin Sekolah Minggu dan tetap pelayanan di gereja. Oslin dan anak-anak Sumba harus menjaga tanah Sumba, harus punya kekuatan untuk bertahan dan berjuang. Allah sudah memberikan tanah Sumba yang indah ini untuk dijaga dan dikelola bagi kebaikan dan kesejahteraan manusia Sumba.
Tak terasa, air mata saya menetes mendengar Oslin dan mama Mery. Sepanjang mengikuti persidangan, baru hari inilah saya tergetar, dan merasa sedang mengikuti persidangan gerejawi. Semoga suara Oslin menggema ke berbagai gereja dan pelosok Nusantara, bahkan dunia, serta menggerakan pemerintah daerah dan pusat untuk memperhatikan Sumba dan manusia Sumba dengan sungguh-sungguh. Pemerintah daerah harus menjaga tanah Sumba untuk anak-cucu Sumba.
Saya berdoa untuk Oslin dan anak-anak Sumba, kiranya masa depan indah mereka miliki. Allah memberkati Sumba.