Majalahgaharu.com Jakarta Para ahli fisioterapi dari berbagai penjuru di Indonesia mengikuti pelatihan terapi manual pada dunia ortopedi untuk sendi peripheral atau sendi-sendi yang kecil. Pelatihan diselenggarakan Program Studi (prodi) Sarjana Terapan Fisioterapi Fakultas Vokasi Universitas Kristen Indonesia (UKI) di Ruang Lab Multi Prodi Fisioterapi, UKI Cawang dari tanggal 17 – 19 Mei 2024.
Peserta datang dari Indonesia bagian Timur, Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan untuk mendapatkan kompetensi ‘Certificate in Orthopedic Manual Physical Therapy (C-OMPT) : Peripheral Joints Module.’
“Kami bekerja sama dengan dengan Institute for Physical Therapy Advancement (IPTA), Filipina, menyelenggarakan pelatihan yang merupakan salah satu bagian dari program C-OMPT yang diakui internasional dan hanya untuk fisioterapis,” ujar Dekan Fakultas Vokasi UKI,Dr. Maksimus Bisa Lado Purab, SKM., SSt.Ft., M.Fis, saat ditemui majalahgaharu.com pada pembukaan pelatihan.
Doktor Maksimus Bisa Lado Purab mengutarakan Prodi Fisioterapi Fakultas Vokasi UKI menghadirkan para ahli fisioterapi dari dalam dan luar negeri untuk meningkatkan kompetensi teman-teman yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan di rumah sakit, klinik dan juga akademisi di dunia pendidikan.
“Penting bagi fisioterapis mengupgrade diri agar tidak ketinggalan ilmu yang terus berkembang. Narasumber hari ini ialah Ftr. Gede Parta Kinandana, S.Ft., M.Fis., C-OMPT dan di hari kedua adalah Lucky Anggiat, STr.Ft., M.Physio., C-OMPT. Kemudian di hari ketiga menghadirkan instruktur dari Filipina yaitu Eugene Octaviano, PT., CPT., C-OMPT merupakan fisioterapis profesional dan juga fisioterapis spesialis terapi manual orthopedi Philippines Association of Orthopedic Manual Physical Therapist,“kata Doktor Maksimus.
Instruktur dalam pelatihan fisioterapi memberikan contoh penanganan pasien
Peraih gelar Doktor pada Program Pendidikan Jasmani ini, menjelaskan ilmu fisioterapi berkembang pesat dan prodi Fisioterapi Fakultas Vokasi UKI mengadakan pelatihan secara rutin.
“Selama setahun, ada empat kali pelatihan yang berkelanjutan. Peserta harus mengikuti modul secara lengkap baru dinyatakan mendapat sertifikat kelas internasional. Pelatihan ini berjenjang untuk mendapatkan kompetensi sertifikat tertentu,” jelasnya.
Ilmu Fisioterapi merupakan salah satu dari ipteks yakni ilmu pengetahuan teknologi dan seni. Seni dalam mengaplikasi sains pada masyarakat terutama pasien yang membutuhkan.
“Kami berharap ilmu fisioterapi Indonesia memiliki kelas internasional. Perkembangan fisioterapi Indonesia masih dibawah yang kita harapkan, terutama dari aspek legal dan aspek teknis di lapangan. Berdasarkan data di lapangan, pasien banyak membutuhkan sentuhan tangan orang fisioterapis. Namun secara legal, jaminan pengakuan kelihatannya belum ada,” kata Doktor Maksimus.
Menurut peraih Doktor pertama di Fakultas Vokasi UKI ini, institusi pendidikan menginginkan organisasi profesi untuk bisa memiliki bargaining tinggi di level penentu kebijakan.
“Agar perkembangan fisioterapi kedepannya menjadi profesi yang diperhitungkan,” tutupnya.
Pelatihan dihadiri oleh Kaprodi Fisioterapi Fakultas Vokasi UKI beserta dosen dan mahasiswa Prodi Fisioterapi UKI.