Majalahgaharu.com Jakarta Memperingati Hari Anti Kekerasan Pada Perempuan, Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi (KPPB) menggelar acara bertajuk “Dunia Tanpa Luka” di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (17/12). Acara tersebut mengundang 1.500 orang dari berbagai komunitas dengan menghadirkan beragam kegiatan edukatif, inspiratif, dan menghibur. Para narasumber talkshow , seniman, aktivis, dan pengisi acara bersatu menyuarakan pentingnya penguatan kekerasan dalam segala bentuk baik fisik, psikis, seksual, ekonomi, maupun kekerasan berbasis gender.
Kegiatan ini merupakan kampanye global 16 hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan yang berlangsung dari 25 November hingga 10 Desember yang diselenggarakan setiap tahunnya. “Saya bangga dapat menyelenggarakan acara ini. Melalui kampanye yang kami lakukan, ada pesan bahwa kekerasan tidak boleh dibiarkan dalam bentuk apa pun. Dengan menghormati dan menghargai diri sendiri, kita semua dapat menjadi agen perubahan untuk menghentikan kekerasan dan membangun masa depan yang lebih aman, adil, dan bermartabat,” kata Pendiri KPPB dan Ketua Panitia Meiline Tenardi.
Menurutnya, “Dunia Tanpa Luka” dirancang untuk memberikan edukasi, meningkatkan kesadaran, serta mendorong tindakan nyata dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Acara tersebut diawali dengan pemutaran film pendek “Dunia Tanpa Luka” yang mengisahkan perjuangan seorang perempuan, Naya (diperankan oleh Rania Putrisari), menghadapi kekerasan domestik.
“Kami berharap acara ini dapat menginspirasi semua perempuan untuk menghormati diri mereka sendiri, mengenali tanda-tanda kekerasan, dan berani mengambil langkah untuk mencegah atau keluar dari situasi yang tidak sehat. Perempuan adalah pilar utama dalam keluarga dan masyarakat, sehingga kita harus bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung mereka,” tuturnya.
Film ini memberikan pesan mendalam bahwa setiap perempuan memiliki hak untuk bermimpi, bangkit, dan hidup tanpa kekerasan. Sedangkan talkshow inspiratif menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangny yaitu Rieke Diah Pitaloka (anggota DPR RI dan aktivis perempuan), Ratih Ibrahim (Psikolog Klinis), Valentina Sagala (Pengacara dan aktivis hak perempuan), dan Petty S. Fatimah (Komunikator dan spesialis pemberdayaan perempuan).
Sedangkan Rieke Diah Pitaloka meminta perempuan untuk mengenal hak-hak termasuk ruang untuk berdayakan dan membangun masa depan yang lebih baik. Ratih Ibrahim mengingatkan isu kekerasan menjadi isu kemanusiaan yang perlu diantisipasi. “Kekerasan bukanlah isu perempuan saja, melainkan isu kemanusiaan. Saya mendukung acara ini agar semakin banyak yang teredukasi dan semakin sedikit kasus kekerasan yang terjadi. Saya berharap melalui acara ini perempuan sadar akan hak-haknya dan senantiasa mengembangkan diri agar dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarga dan orang lain,” katanya.
Dalam diskusi, para narasumber membahas berbagai topik, mulai dari tanda-tanda kekerasan, dampaknya, hingga langkah-langkah konkret untuk mencegah kekerasan dan mendukung korban. Ratih Ibrahim mengatakan, cerita kekerasan pada perempuan khususnya kekerasan seksual, bukan cerita baru karena terjadi terus. “Masalah ini masalah serius. Kalau perempuan alami kekerasan seksual, eksistensinya rusak. Dari semua bentuk kejahatan yang paling menistakan kehidupan adalah kekerasan seksual pada perempuan,” ujarnya.
Acara dengan pementasan seni bertema “Problema” dari Yayasan Belantara Budaya Indonesia dan karya seni puisi serta gerakan bertajuk “Gema Ruang Hati” persembahan dari Laura Muljadi memberikan pesan emosional dan inspirasi bagi seluruh hadirin. Untuk menambah semarak, hiburan musik dari Clara Gopa berhasil menghidupkan suasana dengan energi dan semangat positif.
Salah satu momen penting dalam acara ini adalah penandatanganan spanduk “Hentikan Kekerasan terhadap Perempuan” oleh narasumber, aktivis, dan pesohor yang peduli terhadap isu ini. Spanduk tersebut diserahkan secara simbolis oleh Meiline Tenardi kepada perwakilan pemerintah sebagai bentuk dukungan terhadap upaya penegakan kekerasan.
Pada kesempatan ini dilakukan juga aksi sosial berupa pembagian 1.500 paket sembako kepada perempuan dari berbagai komunitas sebagai wujud kepedulian KPPB untuk mendukung mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Grollus Daniel