Majalahgaharu Jakarta Pendidikan “barak” ala Dedi Mulyadi merujuk pada program pelatihan karakter yang melibatkan penempatan siswa yang dianggap bermasalah di lingkungan barak militer selama 14 hari. Tujuannya adalah untuk membentuk karakter siswa melalui disiplin dan pelatihan fisik serta mental, dengan harapan dapat mengubah perilaku mereka menjadi lebih baik.
Namun demikian kebijakan Gubernur Jawa Barat ini, di tengah masyarakat masih memunculkan pendapat yang pro dan kontra. Lalu sejauhmana pandangan dari Harti Hartidjah SE., M.H., M.Th., M.Kn pemerhati anak dan perempuan terhadap kebijakan mantan bupati Purwakarta dua periode ini.
Sebagai permerhati, sebagai ibu dan orang tua menurut Harti kebijakan mendidik anak yang di kirim ke lingkungan barak militer itu langkah yang baik. Kenapa, tukas Harti lantaran kondisi sekarang anak-anak rentan terhadap penggunaan obat-obat terlarang, minuman keras dan juga pergaulan bebas tentu kondisi ini cukup mengkuatirkan bagi generasi Indonesia terlebih untuk menyonsong Indonesia Emas 2045.
Untuk itu langkah Kang Dedi mengirimkan anak-anak ‘nakal’ atau bermasalah ke pendidikan di barak militer ini suatu terobosan yang pantas diapresiasi.
“Jangan dianggap pendidikan di barak militer itu sebagai tindakan kekerasan yang bisa mengakibatkan luka bathin pada anak, tetapi lihatlah bahwa dengan pendidikan di barak militer ini adalah upaya membentuk karakter, etika serta pendisiplinan pada anak”, kata Harti Hartidjah yang juga aktivis gereja ini.
Sebagai orang yang percaya Tuhan, apa yang dilakukan tentang pendidikan yang menekankan karakter, etika, moral serta kedisiplinan ini seturut dengan firman Tuhan agar mendidik anak-anak takut akan Tuhan memiliki karakter yang baik dan disiplin.
Dan apa yang dilakukan oleh Kang Dedi sekalipun awalnya anak-anak ada yang merasa takut ternyata setelah keluar dari barak justru mereka bangga. Bukan hanya bangga tetapi mereka menjadi hormat kepada orang tua mencintai lingkungan bahkan negara dan bangsanya artinya ada dampak yang positif terhadap perubahan anak.
Untuk itu Harti berpendapat program pendidikan di barak militer ala Kang Dedi agar dilakukan secara berkelanjutan, sehingga anak-anak yang sudah dididik di barak militer itu tetap terpantau bahkan bisa disalurkan sesuai minat dan disiplin anak-anak tersebut.
Sebagai seorang ibu Harti berpesan untuk ibu-ibu dan orangtua hendaknya melihat upaya pemerintah ini sebagai langkah positif, dalam rangka mengatasi atau mempersiapkan generasi muda ke depan lebih baik dengan memiliki karkater serta kedisiplinan.
“Percayalah apa yang dilakukan Kang Dedi semata ingin melihat anak-anak atau generasi Indonesia mendatang itu menjadi genrasi unggul sehingga siap bersaing di masa mendatang terlebih mengisi Indonesia Emas 2045”, pungkasnya.
Penulis Yusuf M