Majalahgaharu Jakarta, 29 Juli 2025 — Usai tampil menjadi pembicara pada Seminar Nasional bertajuk “Kebijakan Pemerintah dalam Menggerakkan Ekonomi Umat Melalui Koperasi” yang diselenggarakan di Sekolah Tinggi Teologi IKAT dan Pewarna Indonesia di Rempoa, Jakarta Selatan, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi secara khusus didoakan Pdt. Dr. Jusuf Agustian S.Kom., M.Th (Sekretaris PGPI Pusat dan Sekda PGPI DKI) agar amanah menjalankan tugasnya, untuk mengembangkan Koperasi Merah Putih di Indonesia.
Saat didoakan Menteri Koperasi didampingi dua tokoh gereja nasional yakni Pdt. Dr. Jason Balompapoeng (Ketua Umum PGPI) dan Pdt. Darwin Darmawan (Sekretaris Umum PGI) sebagai penanggap.
Dalam pemaparannya, Menteri Budi Arie menekankan bahwa koperasi bukan sekadar entitas ekonomi, melainkan sebuah gerakan sosial dan moral yang berakar dalam jati diri manusia Indonesia.
“Koperasi adalah kerja sama, dan manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Maka koperasi bukanlah konsep asing, tapi jati diri kita sebagai bangsa. Di negara-negara maju, koperasi menjadi fondasi ekonomi yang kuat. Di Indonesia, ini harus kita hidupkan kembali,” ujar Budi Arie.

Namun, ia menyayangkan fakta bahwa dari sekitar 280 juta penduduk Indonesia, hanya sekitar 29 juta orang yang menjadi anggota koperasi angka yang masih sangat kecil. Menurutnya, ini menjadi tantangan besar sekaligus peluang.
“Saya ajak gereja, perguruan tinggi teologi, dan umat lintas iman untuk bangkit bersama mengembangkan koperasi sebagai alat perjuangan ekonomi umat. Ini bukan hanya program pemerintah. Ini adalah amanat konstitusi dan cita-cita para pendiri bangsa,” tegasnya.
Menteri Budi juga menyampaikan dukungan penuh terhadap berbagai inisiatif gereja dan komunitas berbasis iman dalam mendorong pengembangan koperasi sebagai alat pemberdayaan ekonomi. Menurutnya, kolaborasi antara negara dan komunitas keagamaan akan mempercepat terciptanya pemerataan ekonomi di tingkat akar rumput.
Sementara Ketua Umum PGPI, Pdt. Dr. Jason Balompapoeng, menegaskan kesiapan gereja-gereja Pentakosta dan Injili untuk mengambil peran aktif dalam gerakan koperasi.
“Gereja tidak hanya bicara soal keselamatan rohani. Kita juga dipanggil untuk menjadi berkat secara sosial dan ekonomi. Koperasi adalah saluran praktis untuk itu. Kita ingin umat Tuhan kuat secara iman dan sejahtera secara ekonomi,” katanya.
Senada dengan itu Sekretaris Umum PGI, Pdt. Darwin Darmawan, menilai bahwa pendekatan koperasi sangat sejalan dengan nilai-nilai keadilan sosial dalam teologi gereja arus utama.
“Koperasi adalah bentuk nyata dari kasih, keadilan, dan solidaritas. Kita perlu kebijakan pemerintah yang inklusif dan partisipatif, serta sinergi nyata dengan lembaga keagamaan untuk membangun ekonomi umat,” jelasnya.
Sedangan Ketua STT IKAT, Pdt. Jimmy Lumintang saat memberikan sambutannya, menekankan pentingnya gereja dan umat Kristen Indonesia untuk membangun kemandirian ekonomi. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya diikuti oleh mahasiswa STT, tetapi juga dihadiri oleh para pendeta, pimpinan perguruan tinggi, serta para pengurus dan anggota PEWARNA Indonesia. “Gereja sebaiknya tidak lagi mengandalkan proposal bantuan keuangan dari luar. Saatnya membangun sistem ekonomi mandiri umat lewat koperasi. Ini bisa menjadi solusi konkret untuk mendorong kesejahteraan umat,” ujarnya.
