Majalahgaharu Jakarta Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP. GMKI) menggelar ibadah memperingati hari lahirnya mendiang Politisi Sabam Gunung Sirait dan sekaligus menyalurkan bantuan beasiswa untuk kader GMKI yang berprestasi, acara dilangsungkan di Ghara Ekumene Lantai III, Jalan Salemba Raya No.10 Jakarta Pusat, Senin 13 Oktober 2025.
Bantuan beasiswa tersebut diberikan dari keluarga Sabam Sirait dan Sondang Sidabutar yang diberikan melalui PP GMKI.
Prima Surbakti Ketua Umum PP GMKI pada kesempatan itu mengatakan rasa syukur dan terimakasihnya kepada keluarga Sabam Sirait yang telah peduli kepada generasi muda khususnya kader-kader GMKI.
“Saya berharap dengan bantuan beasiswa bagi kader-kader GMKI ini bisa mewujudkan anak-anak muda Kristen yang tinggi iman dan tinggi ilmunya”, tandas mahasiswa ITB ini.
Lebih lanjut Prima menjelaskan sebagai bentuk pertanggungjawaban dari beasiswa ini kepada keluarga Sabam. Bagi penerima beasiswapun harus memenuhi persyaratan yang cukup ketat, selain secara akedemis mumpuni tetapi juga dilihat bagaimana keaktifannya dalam pelayanan gereja dan masyarakat.
Selain itu, lanjut Prima penerima beasiswa ini diberikan secara merata artinya tidak hanya berasal dari satu daerah saja tetapi dilihat dari keterwakilan daerah, misalnya penerima beasiswa berasal dari NTT, Jawa, Maluku dan daerah lainnya.
Pemberian beasiswa diserahkan langsung ibu Sondang Sidabutar, dalam kesempatan tersebut Opung Sondang demikian disapa hanya berpesan secara singkat, kiranya dengan beasiswa ini semakin membuat para penerima lebih semangat untuk mewujudkan cita-citanya.
Sebanyak 10 orang penerima beasiswa ini, namun dalam kesempatan tersebut baru lima penerima, sedangkan yang lima lagi akan segera menyusul. Dengan harapan mempersiapkan penerima ini benar-benar berprestasi sehingga tidak ada kesan sekedar bagi-bagi saja bantuan dari Keluarga Sabam Sirait.
Filsafat Politik
Bernard Nainggolan dalam kesempatan ibadah dan pemberian beasiswa keluarga Sabam Sirait tersebut memaparkan secara singkat tentang siapa sosok mendiang Sabam Sirait dimatanya. Menurut Bernard Nainggolan yang berprofesi sebagai pengacara yang juga dosen Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini menyimpulkan bahwa Sabam Sirait itu adalah seorang Filsafat politik.
Di mana Bernard dan kawan-kawannya pernah menyusun sebuah buku yang diberi judul Sabam Sirait saat mengalami kelakalah dalam politik, lalu Sabam merenungi kesepian tetapi tidak pernah berhenti.
Kembali pada istilah filsafat politik, Bernard mengatakan ada tiga tandanya pertama politik nurani artinya politik bukan semata mengejar kekuasaan tetapi lebih menegdepankan etika. Demokrasi yang substansial di mana tujuan pemilu saat ini belum pada mengarah pada kesejahteraan rakyat tetapi pemilu yang hanya berdasarkan apa yang dilihat di permukaan. Terakhir Nasionalisme inklusif artinya keberagaman bukan ancaman tetapi kekuatan. Kita boleh berbeda agama dan partai politik tetapi tidak boleh berbeda dalam cinta kepada negara.
Sedangkan Robert Sitorus mewakil Yayasan Komunikasi Indonesia (YKI) dan sekaligus Sinior GMKI bangga melihat kader-kader GMKI saat ini lebih maju dan berprestasi. Dengan harapan beasiswa yang diberikan keluarga Bang Sabam kepada kader-kader GMKI ini semakin memacu untuk menjadi kader yang lebih baik dan berprestasi.
Sebagai kader GMKI Robert yang pernah menjadi ketua umum PP GMKI juga merasa bangga kepada keluarga Sabam Sirait karena bisa mendukung kader GMKI dengan dukungan ini apa yang menjadi cita-cita para kader GMKI untuk mencapai tingi iman dan tinggi ilmu bisa terwujud.