Seruan PP GMKI : Gaduh Politik Jangan Korbankan Rakyat Indonesia

Ayo Bagikan:

 

Majalahgaharu.com, menyikapi berbagai persoalan yang ada PP GMKI di bawah kepemimpinan Sahat Sinurat mengeluarkan siaran pers sebagai berikut, selama berbulan-bulan ini, ruang-ruang publik kita dipenuhi dengan berbagai narasi: politisasi isu-isu nasional dan internasional, informasi hoaks, persoalan SARA, serta konflik horizontal dan vertikal. Masyarakat terlena, sehingga lupa persoalan yang sesungguhnya: bahwa korupsi masih menjamur, radikalisme semakin meningkat, pelayanan kesehatan yang tidak berpihak pada orang miskin, petani dan nelayan yang masih melarat, impor pangan, perdagangan orang, penyalahgunaan narkoba dan zat adiktif lainnya, penegakan hukum yang tebang pilih, pelanggaran HAM, serta judi dan prostitusi online yang semakin marak di tengah masyarakat.

 

Di sisi lain, bangsa kita kemudian urung memikirkan bagaimana meningkatkan daya saing, kemandirian, keadilan dan kesejahteraannya sehingga kita akan semakin sulit bersaing dengan bangsa-bangsa dari negara lainnya. Tampaknya ada upaya terencana dan sistematis yang berupaya merawat konflik dengan memprovokasi dan memecah-belah masyarakat serta instansi kita agar kita lupa dengan permasalahan bangsa kita yang sesungguhnya.

 

Politisasi berbagai isu nasional dan internasional, pengepungan YLBHI, pernyataan beberapa elit politik dan pimpinan institusi, pemutaran film G30S/PKI produk Orde Baru, pengusiran ibadah anak-anak, pengeroyokan pelaku pengusiran ibadah, penemuan granat aktif di rumah pemuka agama, ujaran kebencian di media sosial, persekusi, dan berbagai persoalan lainnya merupakan upaya terstruktur, sistematis dan masif yang dapat menimbulkan segregasi dan konflik berkepanjangan di tengah masyarakat. Jika kita larut dengan konflik yang disengaja ini, maka kita akan mengorbankan peradaban bangsa kita serta generasi muda yang seharusnya menjadi investasi masa depan bangsa.

 

Maka, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia mengajak masyarakat untuk jeli dan cerdas membaca pertarungan kepentingan yang terjadi di ruang-ruang publik. Masyarakat kita jangan mudah percaya dan terprovokasi dengan informasi hoaks dan upaya adu domba yang sengaja dilakukan untuk memecah-belah kita. Kita harus selalu mengingat, devide et impera adalah strategi politik yang membuat bangsa kita ratusan tahun terjajah dan tidak dapat merdeka,bersatu, dan mandiri.

 

Kami juga meminta para elit politik, pimpinan institusi, tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk dapat kembali mengingat bahwa politik adalah cara untuk melayani rakyat, bukan hanya sekedar alat untuk kepentingan individu ataupun kelompok kepentingan masing-masing. Maka kegaduhan politik ini harus segera dihentikan, dan jalanilah peranan masing-masing dengan karakter negarawan dan etika politik yang baik.

 

Jangan korbankan rakyat karena hasrat politik dari kepentingan kelompok tertentu. Kembalikan rakyat sebagai yang paling berdaulat dan pemilik utama republik ini, bukan korporasi, partai politik, asing, ataupun kepentingan elit lainnya.

 

Saat ini bangsa kita ada di tengah-tengah pertarungan peradaban dan kita sedang berada dalam momentum kebangkitan peradaban Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila. Pilihannya adalah bangkit sekarang atau tidak sama sekali. Maka perlu untuk seluruh bangsa Indonesia bersatu dan meningkatkan daya saing bersama, sehingga kita dapat bersama-sama mencapai Indonesia yang kita cita-citakan.

 

 

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

2 thoughts on “Seruan PP GMKI : Gaduh Politik Jangan Korbankan Rakyat Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

INTIMIDASI IBLIS oleh PS Thomas Gunawan

Thu Sep 28 , 2017
Ada perbedaan seorang yang sedang mengalami masalah atau pergumulan, masalah keluarga misalnya, bisa        persoalan pasangan suami istri (pasutri), atau persoalan antara orang tua dan anak, terjerat narkoba, pemberontakan dll. Perbedaan yang saya maksudkan, yaitu: salah satu pihak adalah pelaku yang membuat masalah, dipihak lain adalah korban. Contoh: Suami yang selingkuh, […]

You May Like