Majalahgaharu-Jakarta Helatan akbar lima tahunan Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) dalam Munas ke II nya dibuka oleh Bambang Susatyo Ketua MPR RI dan juga dihadiri pihak kementerian dalam negeri. Munas MUKI ke dua yang mengambil tema Menyongsong Era Indonesia Emas dengan sub tema Berjuang bersama komponen bangsa, menuju Indonesia unggul, menegakkan kasih, kebenaran, keadilan dan kesetaraan dilakukan secara virtual.
Dalam Munas secara virtual yang dihadiri dari beberapa pimpinan organisasi masyarakat Kristen dan Katolik serta pimpinan aras gereja serta sinode ini dipandu langsung oleh Pdt Joice Ester Raranta MT.h wasekjen MUKI yang sebelumnya juga dibuka dengan ucapan terimakasih oleh Pdt Mawardin Zega sekjen MUKI.
Sedangkan ketua panitia Dr Sortaman Saragih ,MARS tak bisa hadir dikarenakan ada kedukaan lantaran ada salah satu anggota keluarganya meninggal, seperti yang disampaikan bendahara panitia Dra.Nontje Masengi ,M.Hum ketika itu mewakili untuk memberikan kata sambutan serta memberikan laporan jalannya MUNAS ke II MUKI tahun 2021.
Sebelum kata sambutan dari ketua umum MUKI periode 2016-2021 Djasarmen Purba terlebih dahulu kata sambutan dari Kemendagri yang dalam hal ini diwakilkan kepada Inspektur Jenderal Kemendagri DR Tumpak Haposan Simanjuntak MA
Sementara Djasarmen Purba dalam kata sambutannya menjelaskan bahwa saat ini dunia sedang dilanda pandemic, seperti saat penyelenggaraan Munas kali inipun sedang menghadapi PPKM darudarat Jawa dan Bali.
Dalam kondisi inipun ada beberapa anggota MUKI yang tak bisa hadir karena terpapar covid, dalam kesempatan ini selaku ketua umum MUKI berdoa agar terhibur bagi mereka yang terpaksa ditinggalkan anggota keluarganya meninggal karena covid, demikian pula bagi mereka yang berupaya dan berjuang sembuh dari covid kiranya diberikan kekuatan dan kesembuhan.
Djasarmen juga mengatakan selama covid ini MUKI di daerah-daerah banyak juga memberikan bantuan-bantua kepada masyarakat yang terdampak covid19 ini baik DPW dan DPD. Mereka masuk relawan, turut sosialisasi vaksinasi dan juga melakukan kunjungan-kunjungan untuk melakukan pendampingan.
Apa yang dilakukan anggota MUKI ini tindakan spontanitas yang berdasarkan kepedulian atas kondisi bangsa saat ini yang sedang dilanda kondisi kemanusiaan. Lebih lanjut MUKI juga memberkan apresiasi kepada semua pihak yang memberikan sumbangsihnya dalam bentuk alkitab yang telah disalurkan kepada yang berhak.
“Boleh dikatakan sekalipun kondisi pandemic tidak serta merta mengurangi kegiatan dan kepedulian di tengah masyarakat dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan”, tukas Djasarmen yang juga mantan anggota DPD RI ini.
Munas ke II MUKI terang Dajsarmen adalah puncak kegiatan organisasi setiap Lima tahun sekali. Dalam penyelenggaraan Munas kali ini diawali dengan kegiatan tiga kali FGD bersama ormas Kristen serta lembaga aras dan juga lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi Kristen ditambah dua kali kegiatan secara ilmiah bedah buku karya dr Merphin Panjaitan dan satu lagi penjelasan menyosong era Indonesia Emas.
Perlu disampaikan bahwa semua rangkaian kegiatan sampai dengan Munas ini semuanya diselenggarakan secara virtual meeting sekalipun dari panitia belum ada pengalaman yang memadai dengan peneratan tehnologi ini, namun dengan semangat dan motivasi yang besar demi suksesnya Munas ini akhirnya terselenggara sekalipun masih ada kekurangan disa sani.
Di kesempatan tersebut Djasarmen yang sudah malang melintang dui dunia politik ini mengajak semua pihak yang memiliki sumber daya untuk masuk dan terleibat dalam kegerakan MUKI ini. MUKI sendiri tegasnya adalah orgnaisasi keumatan Kristen yang bermintra kepada sinode maupun lembaga aras gereja. MUKI tidak terlibat dalam doktri agama, karena bicara doktrin adalah menjadi domain daripada gereja itu sendiri.
MUKI sebagai ormas yang menjalankan fungsi dan kepentingan umat yaitu pemberdayaan umat, perlu disampaikan pada periode 2016-2021 ini MUKI sudah mengadakan pengkaderan umat yang dilakukan lembaga Institut Raqi Carita, karena situasi dan kondisi ini dengan munculnya kelompok-kelompok tertentu yang intoleransi, radikalisme dan terorisme, maka pengkaderan kebangsaan menjadi snagat penting untuk menangkalnya.
Harapan MUNAS ke dua ini tetap dilanjutkan pembekalan-pembekalan kebangsaan untuk diikuti seluruh angggota MUKI di Indonesia, pembekalan dari menetri dalam negeri menetri hukum dan ham atau presiden direktur freport Indonesia. Dengan pembekalan tersebut akan sangat berguna bagi anggota MUKI namun terlebih dari itu agar semua dapat mengimplemnetasikan dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.
Membangun hubungan bukan saja lembaga dan ormas Kristiani tetapi MUKi juga membangun hubungan yang baik dengan pemerintah baik pusat maupun daerah dan yang menjadi catatan MUKI di daerah-daerah sudah melakukan hubungan dan komunikasi yang baik dengan pemrintah daerah, sebagai contoh dalam pelantikan pengurus MUKi di beberapa daerah diselengarakan di kantor pemerintah bahwa para pimpinan daerah hadir dalam pelantikan tersebut.
Dalam kesempatan tersebut Djasarmen menyampaikan permintaan maaf kalau ada hal yang belum bisa dikerjakan dengan baik.
Sementara Bambang Susatyo ketua MPR RI dalam sambutannya mendukung penuh dari tema MUNAS ke II MUKI tentang misi Indonesia emas 2045 ini adalah visi kebangsaan mau kita kemana dan menuju, lalu diposisi di mana Indonesia berada.Bambang menjelaskan pada pusat statistik ada 319 juta jiwa dan 70 persen adalah kelompok produktif artinya pada era Indonesia emas akan menikmati puncak demos demografi. Jangan sampai puncak ini menjadi salah mengelola. Karena tidak semua negara berhasil seperti negara Brasil dan Afrika Selatan gagal dalam menyambut bonus demografi, karena kurangnya kualitas pendidikan dan rendahnya membuka lapangan kerja.
Menghadapi kegagalan bonus demokrasi maka perlu dipersiapkan generasi emas sebagai sumber untuk memanfaatkan pengelolaan sumber alam. Memiliki wawasan kebangsaan yang berhati Pancasila daan menjadi generasi yang berkomitmen untuk menjadikan Indonesia unggul meneggakan kasih keadilan dan kesetaraan
Indonesia emas menempatkan manusia sebagai subyek dan obyekl pembangunan dan memanfaatkan sarana tehnologi. Bambang menegaskan bahwa Visi hanya bisa diwujudkan dalam proses pembangunan perbaikan dan kemajuan dan membutuhkan sumber daya yang memadai.
Pembangunan proses yang berkelanjutan yang tidak berhenti pada satu titik. Pembangunan harus dirasakan semua pihak dalam aspek keadilan dan pemerataan. Ketahanan yang tangguh tanpa mereduksi nilai-nilai demokrasi dengan transparan dan akutanbel, pungkasnya.
Di kesempatan tersebut Bambang juga menyampaikan apresiasi dan dukungannya di tengah Pandemi covid telah berdampak luas pada aspek kehiduopan masyarakat, 3,3 persen jauh melebihi toleransi Namun MUKI telah turut dalam membantu mengatasi pandemic ini tandasnya.