Jakarta majalahgaharu.com Sri Lanka tengah mengalami krisis ekonomi terburuk dalam sejarah yang menyebabkan negara itu bangkrut.Terkait dengan kebangkrutan Srilanka serta resesi ekonomi di Eropa ini. Dr ML Denny Tewu Komisaris Utama PT Porto Ventura Kapital ketika dimintai pandangannya mengapa negara bisa bangkrut serta dampaknya ke Indonesia.
Menurut Denny mantan ketua umum Partai Damai Sejahtera (PDS) ini tegas bahwa berbagai krisis melanda dunia mengakibatkan inflasi khususnya di US naik tinggi, The Fed terpaksa menaikkan tingkat bunga yang cukup tinggi (kenaikan ini tertinggi sejak yg pernah dilakukan the Fed di tahun 1994).
Rencananya the Fed masih akan menaikkan lagi karena inflasi masih tinggi. Kenaikan suku bunga ini membuat uang investor amerika yang ada di luar negeri ditarik kembali ke US.
Ada yang dalam bentuk obligasi ada yang dalam bentuk saham lalu ditukar ke USD dan masuk kembali ke Amerika. Bentuknya bisa macam-macam. Jadi mata uang mata uang non dollar jadi melemah karena dijualin dan ditukar dalam USD.
Termasuk IDR makin melemah.
Inflasi yaang tinggi dimulai dari Covid-19. Di Amerika di awal 2020 penganguran meningkat sampai 15%, pemerintah US terpaksa harus memberikan stimulus stimulus kepada perusahaan ( keringanan pajak / bunga dll ) dan masyarakat( kalo di indonesia bansos).
Belum harus beli vaksin dan obat-obatan, pendanaan kepada dokter, RS dll. Jumlahnya besar sekali. Lalu jumlah uang beredar meningkat sementara jumlah barang yang tersedia berkurang karena masalah di supply chain akibat covid19. Ini membuat inflasi naik. Belum lagi terjadi kenaikan harga energi seperti batu bara, minyak dll.
Di awal tahun 2022 terjadi perang Rusia – Ukraina, ini juga membuat harga harga komoditi naik tinggi. Juga harga energy. Ini akhirnya membuat inflasi di US tidak terkendali.
Jalan satu satunya the Fed harus seagresif mungkin menaikkan tingkat bunga. Dampaknya seperti tadi di atas. Kalau amerika atau negara negara lain yg mengalami inflasi tidak mau menaikkan tingkat bunga, maka kejadian seperti Turki.
Mata uang nya melemah hancur hancuran. Demikian juga Srilangka tentunya terkena dampak, apalagi andalan devisa negara yang terutama dari pariwisata tentunya anjjlok dalam kondisi covid, mengakibatkan kemampuan Srilangka untuk membeli bahan pokok dari luar menjadi sulit, termasuk membayar hutang menjadi berat. Kondisi ini tentu mengakibatkan kondisi politik juga pasti terimbas, karena tentunya rakyat menganggap Pemerintah tidak mampu mengatasi persoalan ekonomi tersebut.
Hal ini bisa terjadi pada negara manapun termasuk Indonesia, kalau tidak berani berinovasi dan kreatif beradaptasi mengantisipasi berbagai krisis karena berbagai situasi yang tidak menentu dengan perubahan yang sangat cepat, tentu bisa mengakibatkan gejolak politik juga, kita doakan hal ini tidak perlu terjadi karen Indonesia memiliki berbagai sumber daya yang masih bisa dieksplore selama Indonesia tetap damai tanpa gejolak politik yang berat.