Pentas Wayang Golek Meriahkan Perayaan Natal Brayat Gito-Saliyo

Perayaan natal brayat Gito Saliyo
Ayo Bagikan:

Majalahgaharu.com Boyolali Suasana perayaan Natal bagi “Brayat Gito Saliyo” (GS) Kamis 28/12/23 berbeda bukan hanya karena dimeriahkan oleh pagelaran wayang golek, yang berbeda dari budaya lokal di Jawa yaitu wayang kulit. Yang lebih membuat hati berdecak kagum adalah guyub rukun nya warga masyarakat dalam memeriahkan perayaan natal, sehingga bukan lagi menjadi tanggungjawab trah keluarga Gito dan Saliyo (brayat GS), melainkan menjadi tanggungjawab seluruh masyarakat dusun Pakisan, Sendang, Karanggede Boyolali.

Dukuh Pakisan menurut keterangan warga yang rumah nya dipakai transit tim wayang dan pak Yusuf Mujiono (ketua Umum PEWARNA) Indonesia, sekaligus trah Gito), di kampung itu hanya ada dua keluarga trah Gito dan Saliyo serta satu keluarga yang agak jauh dari lokasi natalan. Dalam sambutannya, kepala desa Sendang, Bapak Sukimin menjelaskan hal yang sama mengenai warga masyarakat Pakisan yang tetap memegang teguh budaya saiyeg saekapraya (guyub bersama-sama).

Sementara itu pagelaran wayang golek mulai dari awal mengajak yang hadir ikut dalam kemeriahan Natal dengan ikut menari dan bernyanyi bersama, sehingga menjadi Natal milik semua.

Jabang Tetuka yang dibawakan Ki dalang Pendeta Daniel Pujarsono atau yang akrab di panggil abah Daniel yang notabene Pendeta Jemaat GBI Tirta Kencana Berbah Sleman Jogyakarta ini menceritakan tentang kelahiran Gatotkaca yang dari awal memiliki masalah karena tidak ada satu senjata pun yang dapat memotong tali puser nya.

Disisi lain masih dalam lakon Jabang Tetuko di Arcapada (di swarga loka) tidak ada satu orang pun yang bisa mengalahkan Naga Percona dari negara Gilingwesi yang ingin mempersunting bidadari. Dan menurut ketentuan yang bisa mengalahkan justru jabang Tetuka. Inilah awal konflik dan berbagai nilai rohani disampaikan oleh Semar Badranaya dan si Cepot.

Melalui lakon Jabang Tetuko ini ada pesan yang mau disampaikan pertama tentang pemimpin dan bukan pimpinan yang dibutuhkan, karena seorang pemimpin akan melibatkan serta bekerja sama dengan orang lain bahkan dari orang yang menurut manusia tidak layak.

Adrias AS ketua panitia diajak menari dalam perayaan natal Brayat GS 

Selanjutnya tentang kerendahan hati dan ketergantungan kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Lalu, tentang Natal yang harus memberi dampak damai sejahtera di bumi, untuk kemuliaan Tuhan. Kemudian bahwa kuasa dan kasih Tuhan pasti dinyatakan kepada anak-anak Nya.

Perayaan natal yang dihadiri dari jemaat GKJ Simo pepanthan Karanggede, GBI Tegal Sari serta warga desa Pakisan, Ngrumpuk, Karangkepoh dan Gunung sari ada sekitar tiga ratusan.

Sedangkan ketua paguyuban Simeon Purwanto merasa bangga dengan kerukunan dan kegotongroyongan brayat Gito Saliyo yang mau berkorban demi kebersamaan ini. Demikian pula dengan warga sekitar yang beberapa hari sudah turut bekerja keras menyiapkan tempat.

“Warga Pakisan memang sudah teruji, selalu guyub rukun bersama tanpa membedakan agama dan keyakinan apapun kalau ada warga punya gawe selalu gotong royong termasuk perayaan natal keluarga GS yang sebetulnya jumlah warganya sangat kecil”, tandas Pur yang seseharinya pegang bus trans Jakarta ini.

Kesusksesan perayaan natal ini tak terepas dari kerja keras Andrias Agus Susilo selaku ketua panitia yang mampu mengharmonisasikan semua anggota panitia serta semua pihak.

Tak lupa Agus bapak tiga anak yang bekerja di salah satu hotel di Jakarta ini, semata karena dukungan dan kerja keras semua anggota keluarga, bukan saja yang diperantuan tetapi juga warga yang di desa yang sudah bekerja keras mempersiapkan semua kelengkapan acara perayaan natal GS.

“Terus kita pelihara kebersamaan ini, karena ini pesan yang diwariskan leluhur kita Mbah Gito dan Mbah Saliyo”, pungkasnya.

Perayaan natal Brayat GS semakin meriah dengan adanya doorprize yang sangat menghibur dan memberi dampak, seukacita bagi masyarakat sekitar.

Perayaan natal brayat GS doa pembuka dibawakan Pdt. Kristianto Dwi Utomo yang juga pendeta jemaat GKJ Simo, sedangkan doa penutup oleh Sarjiyanto majelis jemaat GKJ Karanggede.

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Rev. Louis Mario Pakaila Hingga Akhir Hayatnya Tak Lelah Wartakan Kebenaran Injil

Thu Jan 4 , 2024
Majalahgaharu.com Jakarta Mengawali tahun baru 2024 ini kita dikejutkan berita tentang berpulangnya tokoh Nasrani yang selama hidupnya getol memperjuangkan kebenaran Injil. Rev, Louis Pakaila bapak tiga anak yang tahun ini memasuki usianya yang ke 69 tahun itu, Selasa 2 Januari 2024 dinyatakan meninggal setelah menjalani perawatan sejak tanggal 24 Desember […]
Louis Pakaila berpulang

You May Like