Majalahgaharu.com Jakarta Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia Wilayah Jakarta menggelar ibadah dalam rangka merayakan Hari Ulang tahunnya yang ke 59 tahun, Sabtu 9/6/24 bertempat di POUK Halim Perdana Kusumah kecamatan Makasar, Jakarta Timur.
HUT-ke 59 tahun PGIW Daerah Khusus Jakarta mengangkat tema Saling merangkul, menabur damai Maz 1:33. Renungan firman untuk menjabarkan sesuai tema tersebut disampaikan Pendeta Betieli Waoma ST.h.
Ketua panitia Pdt. Sapto Edi Rahardjo melaporkan melalui kata sambutannya, bahwa perayaan HUT PGIW Jakarta ini, bisa terlaksana karena kerja keras dan kesungguhan seluruh panitia.
“Sangat menarik selama panitia bekerja untuk melaksanakan tugasnya, ternyata selaras dengan tema yang diangkat, bahwa para anggota panitia saling bekerja sama di mana mereka yang mampu menabur pada mereka yang kurang artinya saling membantu dan bekerjasama”, ujarnya bangga.
Ternyata bukan saja panitia yang melakukan kerjasama tetapi juga gereja-gereja anggota PGI W DKJ betul-betul terlihat kerjasama. Termasuk saat berlangsungnya berbagai pertandingan yang di gelar di Universitas Kristen Indonesia. Seluruh panitia dengan setia dan saling mendukung untuk tetap mengawal berbagai pertandingan yang digelar antaranya Gaple, pingpong, Catur, cerdas cermat alkitab dan pertandingan poco-poco.
“Saya bangga bahwa selama pertandingan berjalan semua dilakukan dengan penuh semangat tetapi sepanjang pertandinga diwarnai dengan canda, tertawa gembira bahkan pertandingan gaple dilakukan sambil menyanyikan puji-pujian”, ujarnya tersenyum.
Sementara Pdt Arliyanus Larosa MT.H Ketua umum MPH PGI W Jakarta menegaskan bahwa kehadiran PGIW Jakarta selama 59 tahun berkarya di wilayah Daerah Khusus Jakarta ini adalah sebuah anugerah dan berkat yang harus disyukuri sampai kapanpun. Sepanjangn 59 tahun bergumul dan berjuang di wilayah DKJ, PGI W Jakarta melakukan kehendak dan misi Tuhan hal ini merupakan rasa syukur yang harus terus dipelihara.
Selanjutnya Arlyanus menambahkan selama 59 tahun PGIW mampu berkontribusi baik untuk pembangunan iman jemaat serta pembangunan penyatuan gereja gereja di bawah naungan PGIW Jakarta.
“Di perayaan 59 tahun ini, saya mengapresiasi para hamba Tuhan yang tidak dengan hentinya melakukan kebaikan di setiap mimbar pelayanan yang telah dititipkan kepada para hamba Tuhan yang telah melayani jemaat dan masyarakat”, ungkap Arlyanus serius.
Lewat perayaan HUT Ke 59 tahun ini Arlyanus berharap agar semua anggota PGIW agar terus memupuk persatuan dari berbagai denominasik gereja yang ada untuk saling mencintai perdamaian, kerukunan sekalipun berbeda tata ibadah tetapi PGIW harus menjadi rumah bersama bagi semua gereja dan denominasi serta sinode di bawah naungan PGIW Jakarta.
Sedangkan Pembimas Kanwil Daerah Khusus Jakarta Mangarerak Baringbing mencoba menjelaskan persoalan pengelolaan tambang oleh ormas keagamaan yang masih ramai diperbincangkan, di mana selama ini tak ada gereja sebagai lembaga keagamaan mengelola tambang. Karena peran gereja lebih pada mendirikan pendidikan dan bergerak dalam bidang sosial.
Gereja berperan memberikan advokasi bagi mereka para korban ketidak adilan yang dilakukan perusahaan pertambangan, maka dikuatirkan peran gereja ini akan menjadi tumpul bahkan mati jika gereja terlibat dalam saham pertambangan.
Sekalipun tidak setuju gereja sebagai lembaga keagamaan mengelola konsensi pertambangan, namun Pembimas DKJ mewanti-wanti aagar kita jangan nynyir pada mereka yang tertarik terjun dalam pengelolaan pertambangan. Kenapa, karena setiap ormas keagamaan itu memiliki pertimbangan-pertimbangan yang berbeda dengan kita.
Tinggal tugas kita tetap menjaga kerukunan kalaupun ada ormas yang menerima konsensi pertambangan kita harapkan menjadi contoh dalam pengelolaan tambang tersebut.
Misalnya ormas keagamaan yang menerima konsensi tersebut melakukan sistem ramah lingkungan dan melibatkan warga masyarakat yang ada disekitar. Jangan sampai pengelolaan tambang keagamaan justru sama dengan perusahaan-perusahaan yang lain.
Maka pesannya lewat HUT ini kalaupun ada ormas agama yang menerima konsesi tambang kelolalah dengan ramah lingkungan. Tetapi bagi ormas keagamaan yang tidak mau ikut dalam konsensi pertambangan tetaplah menjaga kerukunan dan kedamaian jangan sampai saling menjelekan.
Ibadah dan perayaan HUT Ke 59 PGIW berlangsung semarak dan penuh keakraban di mana sesuai tema mereka saling memberi dan menerima untuk menjaga kerukunan dan kebersamaan.
Penulis Yusuf M