Bahlil Lahadala yang juga Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ditemui disela-sela pembukaan Global Christian Youth Conference (GCYC) di Hotel Peninsula, Manado, Minggu (23/04/2017) menyambut baik berlangsungnya konferensi pemuda yang mendatangkan delegasi dari 25 negara di dunia.
Menurutnya, pemuda adalah masa depan bangsa. Karena itu, konferensi yang mengambil tema kerukunan yang dibuka langsung Jusuf Kalla ini penting artinya, terutama mendorong tumbuhnya pengusaha muda Indonesia.
“Hingga saat ini pengusaha di Indonesia hanya sekitar 1.6 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Setidaknya dibutuhkan 6 persen untuk mendorong terbukanya lapangan kerja. Karena itu kita mendorong agar pemuda mau terjun ke bisnis dan tidak menjadi karyawan saja,” tutur Ketua HIPMI ini.
Menurutnya untuk mendorong semakin banyak munculnya pengusaha muda maka sejak dini melibatkan pemuda mulai dari sekolah dan kampus-kampus.
“Ada 5 juta lebih mahasisawa dari Sabang sampai Merauke tetapi sedikit yang mau merintis usaha. Sebagian besar mereka hanya mau menjadi karyawan. Karena itu HIPMI sudah go to campus dan go to school untuk mengajak pemuda menjadi pengusah” tuturnya.
Kenyataannya banyak pemuda, dari ormas HMI, GMNI, GMKI, PMII dan lainnya lebih fokus ke politik merebut kekuasaan. Ini harus dirubah pola berpikirnya. Lebih ada dulu modal sebagai pengusaha baru terjun ke politik.
Kedatangan Bahlil ke konferensi ini salah satunya turut mendorong pemuda meminati bisnis. Pemuda adalah harapan bangsa. Negara maju jika pemuda banyak terlibat dalam menyumbangkan sumbangsihnya bagi negara. Menciptakan lapangan pekerja akan mempercepat ke tujuan itu.
Kata Bahlil, sangat mengapresiasi langkah Ketua KNPI Provinsi SULUT Jackson Kumaat yang bisa menyelenggarakan acara ini dengan baik termasuk menghadirkan Wakil Presiden RI.