Papua, majalahgaharu.com : Pada hari Sabtu lalu (30/06) bertempat di Tongkonan Rumah Adat Toraja di Papua, di bawah Ketua Koordinator Gerakan Cinta NKRI Prov Papua Albert Ali Kabiay dilakukan Doa bersama, pembakaran Lilin, serta sambutan Kebangsaan bersama perwakilan TNI, Polri, Pemprov Papua, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan Paguyuban se-Provinsi Papua. Acara tersebut dalam rangka menolak intoleransi, radikalisme, ujaran kebencian, serta terorisme di Tanah Papua, serta mengutuk keras penembakan yang terjadi di Kenyam Kabupaten Nduga yang menewaskan Warga IKSS dan IKT (suku Toraja dan Bugis). Orasi Kebangsaan yang pertama di bawakan oleh Ketua Umum Koordinator Nasional Gerakan Rakyat Cinta NKRI Indonesia, Hendrik Yance Udam (HYU). HYU mengatakan bahwa kekerasan-kekerasan yang terjadi di Tanah Papua harus dihentikan karena melanggar Pancasila dan UUD 45. Beliau juga menambahkan bahwa Papua merupakan tanah damai milik bersama dari Sabang sampai Merauke, Papua merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI, “Mari bersama menjaga Papua dan menjadikan Papua tanah damai.”
“Kami tidak takut segala ancaman, baik yang datang dari dalam ataupun dari luar, Papua adalah tanah damai, Papua adalah tanah yang aman, tanah damai. Jangan memakai kepentingan ideologi, politik, dan agama untuk memecah-belah anak bangsa, kami sudah hidup damai di tanah ini, kami menghimbau kepada seluruh pihak untuk sama-sama menjaga perdamaian, menjaga persahabatan dan menjaga tali persaudaraan di antara anak bangsa.” Oleh karena itu, lanjut HYU, bersama dengan seluruh komponen anak bangsa menolak kekerasan, radikalisme, intoleransi dan aksi terorisme di Tanah Papua. “Dengan tegas kami menyatakan bahwa setiap kekerasan yang terjadi di atas tanah Injil yaitu Tanah Papua bagi yang mengatasnamakan politik, ideologi dan agama akan di anggap sebagai “Teroris” .
Albert Ali Kabiay, Ketua Koordinator Nasional Gerakan Rakyat Cinta NKRI di Papua menambahkan bahwa TNI, POLRI, BIN, BAIS, BNPT, serta instansi terkait lainnya telah bersinergi untuk memberantas segala bentuk gangguan teror yangg mengatasnamakan politik, ras dan agama, apalagi sampai mengganggu ketertiban umum, dan menghilangkan nyawa. “Buatlah yang terbaik untuk Tanah Papua, mari kita bersama bergandeng tangan untuk membangun Papua ke arah yg lebih baik, selamatkan generasi Papua, dengan tidak mengajarkan kekerasan dan ideologi yang salah dan menyimpang.” Menurut HYU, dengan alasan apapun, “Manusia tidak berhak mengambil nyawa manusia lain, yang berhak ialah Tuhan yang Maha Kuasa, karena nafas kehidupan adalah milik Tuhan.” [RA]