Jakarta, Majalahgaharu.com Pendeta Dr. Ronny Mandang Ketua Umum dalam kotbahnya yang sekaligus sebagai penyemangat bagi anggota PGLII, bahwa PGLII sebagai wadah yang mendorong dan bersemangat untuk memberitakan Injil, makanya selaku pribadi Ronny merasa terhormat dan bangga ada dibarisan pelayan memimpin gereja gereja dan lembaga lembaga yang injili.
Dalam kesempatan itu Ronny bercerita, sebagai pemberita Injil bagaimana kisah pelayanannya sewaktu di Alor NTT belum lama ini. Di mana sewaktu mengadakan pelayanan dirinya terjatuh terpelanting dan berputar sedemikian rupa, hingga tubuhnya merasakan sakit yang luar biasa. “Saat itu saya hanya berdoa kepada Tuhan agar memampukan, bisa menyelesaikan pelayanan di Alor, benar Tuhan memberikan kekuatan, di puncak pengunungan bisa menyelesaikan memimpin sebuah KKR. Padahal cuaca malam itu sangat dingin, sembari menahan sakit akhirnya mampu menyelesaikan tugas pelayanan ”, kisahnya Rabu 17/9/19 mengenang atas kebaikan Tuhan.
Paparan firman yang disampaikan Ronny mengupas seperti tema berdiri kokoh dalam kuasa Injili Kolose 1:23,teguh dan jangan terguncang, ayat ini bagi Ronny sangat mempengaruhi dalam hidupnya, terlebih sewaktu menceritakan kejadian di Negeria, ada sekolah Kristen yang di culik oleh kaum Radikal, 110 anak dan akhirnya dikembalikan 105 anak, lima anak lainnya meninggal. Ada yang menarik saat terjadi penculikan ada gadis usia 12 tahun bernama Lea Saribu, dan oleh kelompok garis keras, Lea dipaksa untuk mengingkari imannya, kalau itu disanggupi dia lepaskan. Namun gadis itu tetap kekeuh pada imannya dan akhirnya harus menuai ajalnya. Peristiwa ini dijadikan sebuah monumental di gereja-gereja Negeria. Malah untuk mengenang keteguhan Lea Saribu yang sudah dibuatkan lagu ketika mendengarkannya, Ronny meneteskan air mata dan terharu atas keteguhan seorang gadis yang rela mempertahankan imannya.
Apa yang dilihat dan didengarnya ini persis apa yang disampaikan Rasul Paulus tetap berdiri dan tidak terguncang, ini menjadi sebuah landasan bagi semua pelayanan Tuhan di muka bumi ini, lalu jangan juga ada yang menggeser iman kita, sebab banyak ilah-illah duniawi yang seringkali tidak membuat kokoh berdiri di dalam kuasa Injil. Kemudian jadikan aku pelayanmu ini menjadi narasi keterikatan bagi seorang rasul Paulus bahwa dia percaya berita Injil yang diberitakan diseluruh alam langit dan bumi, dan setiap orang harus berani mempertangggungjawabkan kepada Tuhan.
Dalam HUT nya ini Ronny mengajak agar tetap kokoh berdiri pada teologi Injili, teologi Injili adalah teologi alkitab yang ditunjukan dalam perjanjian baru. Kaum injili harus kokoh dalam pemikiran dan berdiri untuk membangun bangsa, gereja dan negara. Ciri kaum injili memiliki beberapa tanda, conversianisme bahwa setiap orang oleh Kristus hidupnya harus berubah, setiap orang pendoso harus diubahkan, Ciri berikutnya harus bersandaran pada firman paling utama.
Firman Tuhan harus menjadi dorongan, pedoman penuntun dalam kehidupan setiap orang percaya pada Kristus, selanjutnya kepedulian secara vertical dan horizontal, kekristen bukan hanya memikirkan tentang pertobatan tetapi juga kemaslahatan sesama, “Saya berharap ucapan syukur seluruh anggota-anggota dan lermbaga injili di seluruh Indonesia mulai membenahi diri agar menjadi gereja dan lembaga ramah lingkungan, Indonesia negara kedua penyumbang sampah terbesar di dunia tentu ini harus menjadi perhatian bersama. Karena ini harus ikut merawat dunia demi kebaikan di mata Tuhan, Kemudian orang Kristen juga harus focus pada penebusan Kristus di kayu salib dan setiap orang yang percaya dipanggil untuk bersekutu dan memberitakan Injil.
Memasuki tahun 2019, Persekutuan Gereja-Gereja dan lembaga-lembaga Injili Indonesia merayakan ulang tahunnya ke 48. Ibadah perayaan yang di ketua Pdt. Tommy Lengkong yang didukung penuh PGLII DKI ini berjalan sukses. Antonius Natan pada suatu kesempatan mengatakan bahwa memasuk era baru seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan jaman. Di Indonesia khususnya pasca Pemilihan Presiden dan Pemilihan Anggota Legislatif, peristiwa lima tahunan dalam menapaki kehidupan bernegara. Perlu disadari bahwa Allah peduli dan memegang kendali atas bangsa Indonesia, ujarnya.
Lebih lanjut HARI ULANG TAHUN PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DAN LEMBAGA-LEMBAGA INJILI INDONESIA (PGLII) ke 48 merupakan momentum bagi anggota PGLII untuk melakukan perenungan bahwa sampai sejauh mana kita sebagi umat Kristiani berperan bagi kemajuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Sebagai Lembaga Aras Nasional tentu harus memperhatikan persoalan dan tantangan masa depan, gereja harus cepat beradaptasi dengan gelombang perubahan modernisasi, gereja tidak boleh hanyut terbawa arus jaman, gerejalah yang memimpin kemajuan, gereja menjadi terang serta sumber inspirasi pembaharuan sehingga mampu dan mempertahankan nilai-nilai eskatologi.
Gereja harus selalu tereformasi “Ecclesia reformata, semper reformanda est” bahwa gereja harus me-reeksakminasi dirinya sendiri secara berkelanjutan dalam rangka mengutamakan kemurnian doktrin dan praktiknya, istilah yang berarti reformasi belum selesai, reformasi berjalan terus. Tentunya perubahan seyogyanya memperkuat iman Kristiani dan dalam wujudnya tetap memiliki warna Kristiani Indonesia, Sehingga Umat Kristen tetap memiliki wajah nasionalis Indonesia. Dalam perjalannya mewujudkan “Bersatu dan Memberitakan injil”, Kaum Injili terus menerus melakukan estafet kepemimpinan yang dilakukan dengan kesadaran dan kekuatan dalam kebersamaan. Oleh anugerah Tuhan kebersamaan yang dibangun oleh gereja dan sinode bahkan kekompakan yang dirajut antara sesama aras gereja nasional yang terjalin dengan baik dan sehat. Pada kesempatan itu hadir perwakilan FUKRI baik PGI, PGPI, Bala Keselamatan, Baptis, Ortodox dan aras lainya. Pdt Gomar Gultom mewakili FUKRI mengucapkan selamat atas ulang tahun PGLII Ke 48, dengan harapan agar PGLII mampu menjalankan perannya dalam memberitakan Injil serta membangun kebersamaan dalam kesatuan gerakan serta menjadi penjaga Pancasila sebagai negara kesatuan Republik Indonesia.
Ibadah syukur HUT PGLII ke 48 yang diselenggarakan di Grha GEPEMBRI Kelapa Gading Jakarta dihadiri oleh pimpinan gereja, sinode dan lembaga anggota PGLII, hadir juga pimpinan PGLII Wilayah Banten, Depok, Jawa Barat, Sulawesi dll. Dalam kesempatan ini para sahabat yang tergabung dalam FUKRI tutur hadir memberikan dukungan dan ucapan selamat. Dalam perayaan HUTnya PGLII berharap agar Umat Kristiani Indonesia tetap setia untuk berdoa dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wujud Bhinneka Tunggal Ika dan menghormati bendera Merah Putih. Umat Kristiani bersedia bekerja keras untuk menciptakan masyarakat adil makmur sejahtera menuju hari depan yang penuh harapan. Nampak hadir tokoh-tokoh PGLII seperti Pdt Dr Bambang Wijaya, Royke Bovie Rory Ketua PGLII DKI, Pdt Fredy Sunyoto Ketua PGLII Banten dan Sekum PGLII, Pdt Antonius Natan Sekum PGLII DKI, Harti Hartidjah, Mardi Santosa dari Baptis dan romo Heri Wibowo dari KWI dan masih banyak lagi.