Bekasi, majalahgaharu.co-Kehadiran Lurah Kota Baru Ani Yoeningsih .SE didampingi Pengurus BKSG dan hadir Kepala Keamanan Polisi Kota Baru serta kepala keamanan Koramil Kota Baru bersama menyaksikan penyemprotan Desinfiktan dalam memerangi Virus Corona.
Ibu Lurah dalam arahanya sebelum penyemprotan di mulai sebagai pihak pemerintah mengucapkan terimakasih kepada Gereja gereja yang secara mandiri rutin melaksankan penyemprotan setiap minggu sekali, baik di lingkungan gereja dan masyarakat .
Di kesempatan itu Bu Lurah berpesan agar sementara gereja-gereja melaksanakan ibadah di rumah masing masing hingga keadaan kondusip serta menjauhi keramaian, kalau tidak perlu mendesak, hendaknya jangan keluar rumah.
Bu lurah mewanti-wanti kepada siapapun lebih baik jaga jarak. “Marilah kita perangi dan cegah bersama sama kita yakin Tuhan pasti menolong kita”, terang Lurah berharap juga agar gereja gereja melihat kondisi yang seperti ini terus berdoa agar bangsa Indonesia menang dalam.melawan wabah atau Virus ini.
Selanjutnya Pdt Natanael Subali (Ketua BKSG Kota Baru Harapan Baru, Bekasi) ketika dihubungi melalui sambungan telepon Kamis 3/04/2020, di kawasan Bekasi, menyikapi sebagai anak-anak Tuhan harus mengikuti apa anjuran pemerintah. Karena pemerintah ini wakil Tuhan di bumi.
Kebijakan pemerintah dalam menghadapi pandemic Covid 19, tidak diperbolehkan berkumpul atau menjauhi tempat-tempat keramaian (sosial distancing) tinggal di rumah . Dengan seruan pemerintah tersebut yang berdampak juga acara-acara ibadah termasuk salah satunya gereja gereja di Harapan Baru Regency untuk sementara tidak diijinkan melakukan ibadah rayanya..
“Kebijakan pemerintah memang punya dampak, Gereja gereja di Harapan Baru Regency sudah tiga minggu tidak ada ibadah di gereja , tetapi toh ini juga berlaku ke semuanya”, ungkap Bendahara Umum Asosiasi Pendeta Indonesia (API) ini.
Tetapi gereja harus menghormati kebijakan pemerintah, sedangkan untuk menyikapi agar ibadah tetap berjalan Natanael Subali sebagai gembala sidang meminta jemaatnya beribadah di rumah masing-masing dengan memamfaatkan media online.
Gereja di bumi adalah wakil Tuhan harus tetap bersinar dan bercahaya sekalipun dalam kondisi seperti ini, harus terus menerus mengumandangkan sesuatu yang punya pengaruh yang didunia ini.
“Sekalipun jujur gerejapun sebetulnya terdampak dengan adanya virus corona ini, tetapi sekali lagi saya katakan gereja harus tetap hadir membawa sukacita”, tandas ayah tiga anak ini mantab.
Disaat seperti ini diperlukan langkah konkrit gereja, caranya menekan penyebaran virus corona ini tidak makin menyebar, pertama dengan cara berdoa untuk bangsa, presiden dan menteri agar diberikan hikmat agar kebijakan dan keputusan yang diambil itu, benar-benar bermanfaat dan dirasakan masyarakat dan makin cepat masalah corona ini diatasi.
Tindakan konkrit berikutnya, gereja harus terus menerus bersinergi dengan pemerintah. Selanjutnya langkah konkrit gereja bisa memberikan bantuan seperti masker, handstanizer juga sembako dan melakukan penyemprotan desinfektan untuk membunuh virus corona.
Pengurus BKSG dalam waktu dekat akan membagikan Masker kepada Masyarakat melalui RT dan RW serta Kelurahan Kota Baru kiranya ini segera terlaksana dan selanjutnya akan adakan aksi Sosial pembagian sembako yang sederhana guna meringankan dampak Corona.
“Sekalipun mungkin tidak banyak kita memberikan tetapi langkah-langkah inilah yang harus terus dilakukan, karena inilah tepat waktunya gereja tetap bisa bersinar”, tandasnya berharap.
Menurut bapak yang kalem ini, gereja dalam kondisi apapun harus mampu berperan di tengah masyarakat.( Ungkap Pdt.Natanael Subali .Mantan Ketua Umum Sinode GPSDI)
Penyemprotan di dalam gereja dan lingkungan juga bisa sebagai alat untuk menyaksikan gereja yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakatnya.
Langkah Kongkrit BKSG
Bicara langkah nyata yang dilakukan, BKSG Kota Baru Harapan Baru Bekasi Barat, akan terus mengadakan penyemprotan dilingkungan gereja maupun lingkungan Masyarakat dalam memerangi Virus Corona dalam seminggu sekali.
Kegiatan penyemprotan hari ini dihadiri wakil wakil Gereja dari GPIB ( Sdr. Teppi, GBI. Pdt. Andreas Setiawan, Sinema Ndraha, GKRI Pdt. Pawit dan Pnt. Sinurat, Gereja Advent Reinhat dan Ibu, Gereja HKBP Pnt. Rd. Panjaitan Ar. Hutahayan dan Pnt. Siahaansedangkan dari GPSDI Pdt. Natanael Subali dan Samuel Budi Santoso..
BKSG sebagai mitra Pemerintah akan bersinergis dan ikut berpartisipasi agar masalah Virus Corona ini segera teratasi berhenti dan masyarakat aman dan damai.
BKSG Harapan Baru juga ambil.bagian ikut berpartisipasi dalam HUT Kota Bekasi yaitu Pemerintahan Kota Bekasi Barat. Kiranya Tuhan menjaga melindungi Pemerintah kita baik dari Kelurahan Kecamatan serta Kabupaten Kota, Propinsi serta seluruh Indonesia.
Kemudian berbicara dengan para korban yang sudah menimpa pendeta dan jemaat, Natanael mengatakan bahwa pertama pendeta harus berhikmat sekalipun memang kita yakin ada pernyertaan Tuhan tetapi kan diberikan akal budi, sehingga dapat memilih langkah yang tepat dan tidak ceroboh ketika mau melayani.
Artinya kalau memang tidak penting banget tak usah keluar, di rumah berdoa untuk jemaat dan masyarakat. Jadi pendeta mau tak mau harus taat tidak adakan kebaktian bersama apalagi KKR jauhi terlebih dahulu kerumunan masa.
“Sekali lagi jangan bicara pendeta dan tak perlu takut, bukan begitu caranya karena bicara corona ini kan tidak kelihatan dan mudah sekali menular dengan cara bersentuhan langsung ini persoalan”, tegasnya.
Pendeta justru harus memberikan arahan kepada jemaat agar jaga jarak kepada siapapun juga, jauhi keramaian dan menjaga kebersihan dengan menyemprot desinfektan. Kalaupun ke gereja berdoa dengan melibatkan 3 atau empat orang saja dengan jarak yang sudah ditentukan.
Situasi seperti ini tugas pendeta selain menjaga dirinya sendiri dan terus memberikan pemahaman kepada jemaatnya agar waspada dan hati-hati.
“Kita tidak boleh takut hati-hati itu perlu, kalaupun takut yang jangan sampai ketakutan yang mendalam, pesannya.
Kemudian berbicara kalau ada jemaat atau pendeta yang memang sudah terpapar, Natanael meminta agar terbuka saja kalau memang terdampak virus, sakit ini bukan memalukan ataupun kutuk, ini hanya virus yang semua negara mengalaminya.
“Dengan keterbukaan itu akan semakin cepat ditangani baik si korban maupun jemaat yang lain tidak tertular, demikian juga kalau ada pendeta yang sudah positif harus terbuka barangkali bisa melalui pimpinan gereja atau Sinode agar tidak banyak menduga duga sehingga mudah ditangani dan segera dapat memutuskan mata rantai penularan covid 19”, jelasnya Natanael Subali anggota MPR PGPI Pusat dan Penasehat Sinode GPSDI.