Jakarta, majalahgaharu.com- Sembalankalinya, Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA Indonesia) menggelar Diskusi Daring, Hari ini, Jumat (05/06/2020). Pada diskusi kali ini, peserta diajak untuk mendengar pernyataan, masukan, kritik dan harapan dari beberapa prespektif para senior mengenai peluang Partai Kristen di pemilu 2024. Dipandu oleh Ricardo Marbun Jurnalis Pewarna Indonesia, diskusi yang berlangsung dua jam.
Dalam webinar kali ini menghadirkan para pendiri dan aktivis yang terlibat dalam partai politik Kristen antaranya Pdt Ruyandi Hutasoit pendiri dan mantan ketua umum PDS, Roy Rening, pendiri dan mantan Ketua Umum PKDI, Seto Haryanto pendiri dan Ketua umum PDKB, Pdt. Japarlin Marbun ketua umum Bamagnas dan mantan ketua umum Gereja Bethel Indonesia, Max Melen Tumando Pjs Partai Parkindo 45, Tony Ermnado sekretaris I PP Pewarna sedangkan dua narasumber lainnya hadir yakni Padmono aktivis Parkindo dan jurnalis sinior yang saat ini aktif menjadi pelaku budaya Jawa, dan Alex Paat aktivis pergerakan yang sudah banyak asam garam. Sayang kedua narasumber terakhir ini tak bisa berkomentar lantaran kendali tehnis.
Saat diskusi pembicarta pertama Roy Rening yang juga praktisi hukum ini tegas, bicara peluang, tentu dimulai dari teologis yang dalam. Jadi garam dan terang. Termasuk dalam kenegaraan, umat Kristen harus menjadi garam dan terang. Memperjuangkan aspirasi, tidak sekadar menitipkan. Kita harus terlibat aktif.
Landasan sosiologi, umat Kristen merupakan bagian integral dari negara ini. Dalam sejarah, mulai dari Parkindo hingga Orde Baru, Reformasi, selalu ada peran dalam perpolitikan.
Sehingga, apa yang digagas Pewarna ini selalu ada kemungkinan. Bisa. Umat Kristen 25-30 juta, artinya kita punya basis suara. Persoalannya apakah mampu membangun konsolidasi umat Kristen. Kalau ini jadi, kita akan turut dalam perjuangan sejarah ke depan.
Strategi politik, cerdik seperti ular tulus seperti merpati. Kalau bisa hanya satu parpol Kristen.
Sedangkan Pdt. Japarlin Marbun, Sudah lama menanti-nantikan parpol Kristen. Kenapa, ternyata, aspirasi kita tak bisa menitipkan aspirasi masyarakat Kristen ke partai lainnya sekalipun berlabel nasionalis. Perkara nama terang mantan ketua umum gereja terbesar kedua yakni GBI ini, nama partai nanti boleh Kristen, boleh nasionalis tetapi benar-benar bercirikan kekristenan, dan semua isinya “Kristen”.
Persoalannya, selama ini nggak ada diregen. Kita hanya berjuang sendiri2. Akhirnya, hasilnya nggak kelihatan di lapangan. Punya visi yang jelas, orang2nya juga punya visi yang jelas. Saya rasa warga gereja juga sedang menunggu itu, apalagi potensi pengetahuan dan finansial sangat besar. Perlu digagas secara serius mulai sekarang supaya kita dapat calon2 pejuang.
Max Melen, Tumnado Pjs Parkindo ini bahwa bicara peluang sangat besar karena sudah banyak umat yang menantikan. Apalagi dalam beberapa Pemilu tidak ada parpol Kristen. Tambahan suara bisa dari Budha, Hindu, dan Konghucu. Saat inilah waktu membentuk satu partai Kristen yang bersifat terbuka supaya kita mampu memenuhi persyaratan. Kita duduk bersama. Jangan ada tarik menarik kepentingan yang justru merugikan Kristen.
Sementara Seto Haryanto pendiri dan ketua umum PDKB yang sempat mengirimikan anggotanya ke Senayan sebanyak 5 orang ini, memaparkan bahwa dewasa ini, kalau kita membangun dan memelihara partai intinya adalah uang, uang, uang. Parpol sekarang cari setoran uang dari caleg atau calon kepala daerah. problem kita juga sistem proporsional terbuka.
Kalau parpol Kristen, yang perlu diperhatikan soal umat Kristen sudah menyebar ke partai-partai lain. Apakah kita masih punya kader yang rela memberikan dirinya. Contohnya pengalaman habisnya PDS dan PDKB. Ya, dari sisi modal kuat, tapi apakah kita satu dan punya ketulusan? Usulnya kalau memang akan dilanjutkan atau didirikan partai Kristen Seto berharap jangan partai terbuka. Kristen, ya, Kristen.
Jangan lupa, bangsa kita menghendaki penyerderhanaan parpol, tukasnya pengalamannya juga pernah dihubungi untuk menghidupkan lagi PDS dan ketika itu belum ada kesepakatan. Sekarang kalau mau, mari hidupkan yang sudah ada.
Saat kesempatan Pdt. Ruyandi Hutasoit, yang saat ini masih getol memperjuangkan agar PDS bisa jalan kembali menegaskan bahwa konsolidasi dan mempersiapkan PDS di tahun 2024 masih dalam tahap persiapan. Kemudian masalah partai Kristen selalu konflik itu tidak ditampikan namun sebetulnya perlu rule yang jelas dan AD/ART sudah mengaturnya, itu ukurannya. Karena yang namanya konlik selalu akan ada, di gerejapun juga terjadi.
Tinggal saat ini siapa yang mendapat visi dari Tuhan untuk memimpin partai Kristen ini, karena siapapun kalau tidak ada visi dari tuhan akan buang-buang waktu saja. Mengenai apakah harus muda atau sebagainya, Ruyandi lebih memilih kader itu akan di gabung tua muda. Yang tua mendampingi yang muda karena yang muda belum mempunyai pengalaman di partai
Thony Ermando sebagai pembicara internal Pewarna jelas bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
“Menurut pendapat saya yang saat ini berjuang banyak untuk kelompok minoritas adalah SETARA INSTITUT bukannya kader-kader Kristiani yang ada di Partai Politik bukan partai Kristen karena MATI SURI” terang jurnalis sinior Kairospos dan terlibat di beberapa media ini.
Kemudian Thony mengajak flasback wajah SUMUT diawal Februari, Heboh Save Babi, sepertinya para politisi Kristiani Haram membahasnya disenayan Kenapa? Karena Platform Partaikah.
Kemudian dibulan puasa Sumut Heboh lagi dengan diabrak abriknya LAPO yang menjadi sumber hidup masyarakat Batak Toba dan banyak juga lapo BPK, yang hampir setiap Ramadhan ditahun sebelumnya tdk bermasalah.
Belum lagi banyak tekanan dengan terhadap pendirian tempat ibadah, kebijakan-kebijakan yang tidak setara.
Perlukah Partai wajah Baru Kristiani didirikan jawaban saya PERLU bisa, soal menang dan kalah itu biasa dalam kompetisi, yang terpenting perjuangan menuju Kesetaraan harus diperjuangkan