Membangun Spiritualitas Sebagai Basis Pertahanan Bagi Jati Diri Bangsa Yang Kuat dan Tanguh

Ayo Bagikan:

Jakarta majalahgaharu.com Langkah besar GMRI (Gerakan Moral Rekonsikiasi Indonesia) sudah diayunkan. Tinggal selangkah lagi akan segera go internasional. Karena jaringan pun sudah siap dibangun, hingga kerangka perencanaan kerja sama dengan berbagai pihak siap untuk disinkronkan derap langkahnya.

Harapan besar dari GMRI itu  seusai wilujengan di Surakarta Hadingrat ialah mempersiapkan diri untuk melakukan kunjungan persaudaraan ke sejumlah negara untuk menjalin persahabatan dan Persaudaraan yang terbingkai dalam figura pemahaman dan laku spiritual guna membangun pemukiman bersama bangsa-bangsa untuk membahas tatanan hidup dan kehidupan masa depan yang lebih baik, rukun dan damai dengan tata harmoni untuk dapat menjaga kedamaian dunia, seperti yang diidolakan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Karena itu pertemuan persaudaraan antar bangsa di Indonesia patut dipelopori oleh GMRI dengan tema utama mencari model gerakan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual dengan meletakkan dasar jalinan semangat spiritual hingga dapat dan mampu memposisikan nilai-nilai luhur manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna di muka bumi.

Peperangan dan penjajahan dalam model apapun perlu dicegah dan dihadapi bersama, sehingga bencana kelaparan maupun musibah atas perbuatan manusia hingga kemuliaan alam yang tidak perlu terjadi seperti isu lingkungan yang telah menjadi bagian dari kecemasan  perlu diatasi bersama demi dan untuk harkat dan martabat luhur kemanusiaan bukan cuma hak asasi  yang lebih mulia dalam suatu kesadaran sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Dimensi spiritual sebagai benteng pertahanan dan sekaligus dapat menjadi energi perlawanan pada segenap kehendak yang berbasis pada material hanya mungkin ditangkis dan juga dilawan dengan kekuatan dan kemampuan spiritual.

Karena ikhwal dari ketamakan dan kerakusan adalah bermula dari kerapuhan moral yang terus berlanjut pada kebokrokan etika hingga ambruknya akhlak seperti yang diajarkan oleh semua agama dari langit yang diturunkan oleh Tuhan.

Dan krisis moral, etika dan bobroknya akhlak manusia  yang mengingkari tuntunan dan ajaran agama masing-masing yang dianut dan diyakini telah diabaikan hanya untuk memenuhi hasrat yang tamak dan rakus  termasuk birahi kekuasaan yang meliputi politik, ekonomi dan sosial maupun budaya hingga agama jelas merupakan kemunduran dari peradaban yang mulia dari manusia sebagai makhluk Tuhan dibanding makhluk ciptaan lainnya.

Langkah besar itu telah dimulai oleh GMRI yang sudah dirintis Eko Sriyanto Galgendu sejak 20 tahun silam dan putik buahnya baru mulai mengembang untuk kemudian dituai bersama dalam bentuk tatanan masyarakat dunia yang lebih baik, rukun, damai dan sejahtera lahir dan batin.

Karena tatanan dunia yang rusak dalam beragam bentuk lahir dan batin harus segera diselamatkan, agar tidak semakin parah kerusakannya akibat ulah dari watak kerakusan dan ketamakan manusia yang abai pada etika dan moral hingga kebobrokan akhlak serta keimanan kepada Tuhan dalam wujud apapun dari keyakinan umat beragama yang ada. Karena agama telah dijadikan semacam asesoris belaka. Atau sekedar identitas pelengkap saja.

Jacop Ereste
Banten, 7 Agustus 2022

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

PERABI  Berikan Dukungan Moril Kepada Keluarga dan Penasihat Hukum Brigadir Yoshua

Mon Aug 8 , 2022
Jakarta, MajalahGAHARU –  Perkumpulan  Avokat  Batak  Indonesia (PERABI) yang beranggotakan 200 advokat di seluruh Indonesia menyampaikan  statement dukungan moril kepada keluarga Brigadir Yoshua dan Penasihat Hukumnya untuk terus berjuang menegakkan keadilan. Hal itu disampaikan Ketua Umum PERABI Jahmada Girsang, S.H., M.H., CLA., C.Med di Kopi ASABRI Cawang, Jakarta Timur,  Senin, […]

You May Like