Majalahgaharu.com Jakarta, Transformasi adalah karya Tuhan melalui umatNya yang bersatu, bersyafaat dan menyembah Dia yang dinyatakan dengan perubahan secara utuh baik hati Tuhan sendiri, begitu banyak ayat firman Tuhan yang menjelaskan hal ini. Salah satunya adalah – Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. – (Yeremia 29:7 TB)
Kalau Indonesia masih ada sampai saat ini, percayalah bahwa Tuhan yang memelihara bangsa ini. Karena Tuhan punya kerinduan besar agar bangsa Indonesia mengalami transformasi.
“Transformasi merupakan suatu proses yang panjang, dimana dimulai dari perubahan atmosfer rohani, paradigma, nilai dari umat Tuhan yang akan kemudian membawa perubahan kepada pandangan dan nilai-nilai di masyarakat. Perubahan nilai akan membawa perubahan sikap dan tindakan yang positif dan akan membawa perubahan dalam cara bekerja, cara belajar, cara bergaul dll. Salah satu proses perubahan adalah yang sangat berat dan panjang adalah perubahan paradigma. Seperti yang firman Tuhan nyatakan, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merobohkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, (2 Korintus 10:4-5 TB). Perubahan paradigma membutuhkan iluminasi secara adikodrati oleh karena Roh kudus. Para Penulis dan pengkhotbah Kristiani harus menjadi alat untuk mencerahkan dan mengimpartasikan spirit of transformation agar setiap orang percaya dan mendengar mengalami terobosan untuk terlibat dalam proses transformasi.” Demikian almarhum Pdt. Dr. Ir. Rachmat T. Manullang, M.Si. Dalam buku Sketsa Transformasi Dalam Perspektif Kesatuan Tubuh Kristus & Doa Kesatuan yang terbit tahun 2005. Selaku Koordinator Harian Jaringan Doa Nasional (Fasilitator Nasional JDN) sekaligus Koordinator Nasional National Prayer Conference 05 Mei 2005 (NPC 5-5-5).
Almarhum Pdt. Dr. Ir. Rachmat T. Manullang, M.Si. (25 April 1962 – 11 Nopember 2023) dipanggil Tuhan dengan tenang di RS PMI Bogor saat masih menjabat sebagai Ketua STT LETS (Lighthouse Equipping Theological School), Ketum Yayasan Lumbung Yusuf Indonesia, BoD TMC Indonesia. Sebagai pendiri EzraMedia Group bersama Antonius Natan dan Roy Agusta (legacynews.id, chronosdaily.com, tricitramedia.com). Almarhum pernah beberapa periode menjabat sebagai Ketum Sinode GKKD (Gereja Kristen Kemah Daud). Pernah menjadi Pendiri dan Pemimpin Umum Tabloid Mitra Bangsa tahun 2007 – 2010 bersama Cecilia Sianawati, Daniel Pandji, Antonius Natan, Celestino Reda, Novi Suratinoyo, Emmanuel Dapaloka.
Kini kisah perjalanan seorang Pejuang Doa diawal tahun 2000 menginspirasi banyak gereja untuk mencintai tanah air, gereja mengerti arti doa syafaat bagi negeri. Gereja peduli dengan lingkungan dan bersahabat dengan tetangga. Rachmat Manullang mengimpartasi banyak pribadi yang militan dalam iman. Menjadi militan untuk betul-betul menerapkan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat.
Kegerakan Doa diawali Sekolah Doa Suzette Hattings tahun 2003 yang diselenggarakan di Istora Senayan dengan inisiator Almarhum Junius Suhadi, seorang pengusaha yang cinta Indonesia dengan segenap jiwa raga bersama Dr Iman Santoso. Gerakan Doa ini diikuti oleh berbagai pemimpin gereja dari berbagai denominasi di seluruh Indonesia, hampir 12 ribu orang ikut berpartisipasi, bahkan sekitar 3000 pendoa tidur di Istora Senayan. Kegiatan ini diketuai oleh Farida Bau bersama Cecilia Sianawati, Antonius Natan jadi Ketua yang mengorganisir operasional bersama rekan-rekan YAKI dan JDN seperti Akomodasi, Transportasi, Konsumsi, Usher, Kolektan, Konselor dan Keamanan untuk kegiatan 3 malam tersebut.
Doa Transformasi digaungkan tahun 2003 oleh JDN yang dikomandoi Rachmat Manullang, Daniel Pandji, Cecilia Sianawati, Tony Mulia, Martin Harefa, Andreas Soestono, Dr. Iman Santoso dan kawan-kawan, ditandai dengan berbagai kegiatan seperti Doa Berjalan, Menara Doa Kota (MDK), Konser & Sekolah Doa, Pemetaan Spiritual, Roh Teritorial, Peperangan Rohani, Memberkati Kota-kota dan Kemakmuran Bangsa. Terbentuknya Jaringan Doa Sekota (JDS), Jaringan Doa Wanita (JDW), Jaringan Doa Pelayanan Mahasiswa (JDPM), Jaringan Doa Pemuda Nasional (JDPN), Jaringan Doa Dunia Kerja (CMN), Jaringan Doa Anak (JDA) di berbagai kota di Indonesia. Gong Transformasi ditandai dengan terjadi rekonsiliasi dan pemulihan hubungan antara Pemimpin Gereja Aras Nasional di kenal dengan nama National Prayer Conference 2003 diselenggarakan pada tanggal 12- 15 Mei di Istora Senayan dan Konser Doa NPC pada tanggal 16 Mei 2003 di Gelora Bung Karno Jakarta.
Kegerakan Doa di Indonesia terus berlanjut dengan diadakannya Fire Evangelism Rev. Reinhart Bonnke tahun 2004 di GBK Senayan, Jaringan Doa Nasional (JDN) yang dipimpin Rachmat Manullang, Daniel Pandji dan Cecilia Sianawati bersama Tony Mulia, Marthin Harefa, Andreas Soestono, Herry Pratomo, Almarhum Andrew Latuhihin, Antonius Natan dll mengelola kegiatan yang dihadiri 120 ribu umat Kristiani Jabodetabek, dengan persiapan kurang lebih 3 minggu menggerakkan berbagai elemen gerejawi terlibat dalam Doa Bagi Bangsa menjelang pemilu 2004.
Dalam pergumulan dan persiapan National Prayer Conference Bulan Mei 2005, Retret Fasilitator National JDN di Anyer Banten menunjuk Tony Mulia dan Antonius Natan sebagai Ketum dan Sekum dari Sekolah Doa Rev. Morris Cerullo yang diselenggarakan di PRJ Kemayoran pada tgl 07 – 09 April tahun 2005 yang diikuti 10 ribu Jemaat selama 3 hari yang sangat memberkati bangsa Indonesia. Melalui kegiatan ini terkumpul dana besar cukup membiayai penyelenggaraan National Prayer Conference 05 Mei 2005 (NPC 5-5-5).
Perjalanan panjang Rachmat Manullang untuk meyakinkan pemimpin-pemimpin gereja untuk bersatu dalam doa dan saling merendahkan hati serta menghormati pola, model, cara doa dari berbagai denominasi gereja. Sejak 12 Maret 2005 National Prayer Conference telah mengadakan Konser Doa berturut-turut di 50 kota, Sebagai Penggerak doa, Rachmat Manullang mengajak gereja-gereja terlibat dalam berbagai kegiatan doa, menggerakkan umat agar berdoa bagi kesejahteraan kota dan berdoa bagi bangsa, di berbagai kegiatan yang bersifat nasional. Kota demi kota di jajaki, ada yang menerima ada yang menolak. Semua dijalani dengan ketulusan dan sukacita.
Puncak Sekolah Doa adalah National Prayer Conference 05 Mei 2005 (NPC 5-5-5), merupakan salah satu hari bersejarah dalam sejarah Kekristenan di Indonesia dan di dunia. Mengawali Gong Transformasi diadakan International Conference Transform World di Jakarta dilaksanakan 01 – 04 Mei di Istora Senayan, hadir delegasi luar negeri dari 60 negara. Momentum Doa Nasional bertemakan “Indonesia Bagi Bangsa-bangsa” di Gelora Bung Karno Senayan yang dihadiri hampir 120 ribu orang. termasuk ratusan ribu lainnya berkumpul di 77 kota lainnya di seluruh Nusantara.
Pemimpin Aras Gereja Nasional Bersatu dalam panggung yang sama, menyanyi dan berdoa memuliakan Tuhan. Kegerakan doa ini merupakan momen yang sangat fenomenal, di mana seluruh anak Tuhan di Indonesia mau bersatu, meruntuhkan tembok-tembok denominasi, dan berdoa bersama agar Tuhan memulihkan dan mentransformasi Indonesia. JDN menggerakkan kota-kota dengan Seminar dan Doa Transformasi serentak pada tanggal 6-7 Mei 2005 di Indonesia.
NPC 5-5-5 di Indonesia menjadi bagian dari kegerakan doa di seluruh dunia. Pada bulan yang sama di Amerika diselenggarakan National Day of Prayer dan istimewanya acara NPC di Indonesia turut di-relay di layar acara doa di Amerika. NPC merupakan bagian dari ke gerakan Global Day of Prayer yang berlangsung pada tanggal 15 Mei 2005 di seluruh dunia. Umat bersepakat untuk berdoa bersama agar Allah mentransformasi dunia ini.
Pelopor kegerakan Global Day of Prayer ini, Graham Power dari Afrika Selatan, memberikan sambutan di acara NPC ini dan menyerukan semangat doa bersama. Demikian juga Dr Luis Bush dari Amerika, pelopor kegerakan Transform World, menyampaikan pesannya tentang sungai transformasi yang kini sedang mengalir di Indonesia.
Berbagai Pimpinan Gereja seperti Andreas Yewangoe, Bambang Wijaya, Iman Santoso, Romo Edy Purwanto, alm Robinson Nainggolan, Eddy Leo, Niko Nyotorahardjo, alm Jacob Nahuway, Yakub Susabda, HBL Mantiri, Pati Ginting dll bergiliran berdoa bagi Indonesia, baik mengenai pertobatan, masalah moral, ketidakadilan, pemulihan, dll., dengan semangat yang sama, memohon agar Allah mentransformasi Indonesia.
Koordinator NPC 5-5-5 Rachmat Manullang bersama Daniel Pandji, dibantu oleh Cecilia Sianawati, Tony Mulia, Marthin Harefa, Andreas Soestono, Charles Jonan, Alm Andrew Latuhihin, Hery Pratomo. Kegiatan ini didukung oleh Dr Iman Santoso, FGBMFI dan berbagai Ketua Sinode & Gembala Sidang, Antonius Natan yang mengurus Bidang Operasional/ Domestik di GBK bersama almarhum Roy Tirtadji yang mengurus Bidang International. Dan tentunya banyak sekali pendeta dan aktivis gereja yang terlibat didalamnya.
Berikut kesan-kesan dari kawan sekerja dalam Tuhan:
Pdt Nus Reimas, Ketua Majelis Pertimbangan PGLII (Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia) Mengatakan: “Dia adalah sahabat dekat, sama-sama berjuang untuk kemajuan Injil di Indonesia. Kadang-kadang juga kami berbeda pendapat, namun tetap menjadi sahabat di dalam pelayanan. Saya Turut Merasakan Duka Yang Dalam.”
Daniel Pandji, Pembina Jaringan Doa Nasional, Seorang yang memiliki karunia yang unik sebagai pendoa syafaat yang sangat mencintai negeri kita Indonesia dan cintanya kadang menghanguskan dirinya sendiri.
Almarhum Rachmat Manullang adalah sahabat selama dua dekade yang selalu menceritakan segala beban hidupnya baik dalam mimpi besarnya maupun hal hal yang pribadi. Secara umum banyak yang menilai beliau adalah seorang pendiam dan sulit ditebak jalan pemikirannya namun dimata saya beliau merupakan seorang yang sederhana, cerdas dan visioner yang membutuhkan team kerja yang mengetahui jalan pikirannya secara jelas.
Berjuang sebagai penggerak doa nasional dalam wadah Jaringan Doa Nasional pada awal tahun 2000 an dimana saya sebagai wakil koordinator adalah hal yang tidak mudah sama sekali terlebih untuk mempersatukan Gereja Gereja Tuhan sebagai Tubuh Kristus namun dalam segala keterbatasan dengan team kecil dan sumber daya yang minim kami bergerak dari kota ke kota dari pulau ke pulau dimana seringkali kami hanya menangis berdua di kamar hotel yang kurang nyaman untuk mendoakan negeri dan kota yang kita kunjungi. Hal ini tidak akan mudah untuk dilupakan.
Dua hal utama yang sangat menonjol dalam panggilan hidupnya adalah mempersiapkan generasi muda sebagai pemimpin pemimpin masa depan yang unggul yang rela memberi diri bagi negerinya lalu yang kedua beliau sebagai koordinator Lumbung Yusuf Indonesia adalah membuat jaringan ketahanan pangan serta mempersiapkan Indonesia menjadi negara Yusuf yaitu Lumbung Pangan bagi dunia. Saya berdoa agar ada orang orang muda yang bangkit dan rela untuk meneruskan visi misinya setelah pekerjaan beliau sudah selesai di bumi.
Pdt. Tony Mulia, Mentor Jaringan Doa Nasional, yang saat ini sebagai, “saya mengenal almarhum Rahmat Manullang sejak tahun 2000, kami sama-sama memimpin di JDN dan beliau adalah seorang dengan figur “bapak”, “guru” dan juga “sahabat”. Kami berjuang bersama-sama, berdoa mengusahakan kesejahteraan kota dan bangsa Indonesia. Saya memiliki pengalaman pribadi dengan beliau, pada tahun 2003, kami sama-sama ke Lampung dan satu kamar dengan beliau. Pada malam hari saya melihat beliau masih bekerja dengan laptop menyusun strategi dan pengajaran, pasti tidur sangat kurang. Saya pikir dia betul-betul seorang yang giat bekerja.”
Lanjut Tony Mulia, “Saya pernah diutus oleh beliau pergi ke Tanjung Balai Karimun mewakili dalam kebersamaan hamba-hamba Tuhan Berkumpul teman-teman dari dari Katolik dan Protestan dari Karismatik, kami bersatu dan berdoa untuk menggerakkan National Prayer Conference. Bagi saya bahwa mewakilinya dan bisa diutus merupakan suatu keistimewaan dan dari situ saya belajar bahwa saya pun harus bisa mengutus orang. Bagaimana pekerjaan Tuhan ini harus bisa diselesaikan bersama beliau, yang betul-betul mengerti tentang berjejaring dan bagaimana dia sadar sebagai koordinator dan memimpin di JDN ditunjukkan dengan ketekunan dan melakukan segala daya upaya dengan hati tulus diberikan buat bangsa.
Menurut saya almarhum Rahmat Manullang kalau doa buat bangsa bisa betul-betul all out menangisi bangsa ini sangat luar biasa. Saya kehilangan seorang figur yang saya kasihi dan hari ini dia sudah dipanggil di pangkuan Bapa di surga saya percaya segala upah yang pernah dilakukan di dunia ini akan menyertai dia dan lebih menerima tempat yang terbaik di surga”.
Pdt Aristarkus Tarigan, Fasilitator Umum Jaringan Doa Nasional, Dalam perjalanan 33 tahun JDN, sosok Rachmat Manullang tidak akan terlepaskan dalam gerakan doa di Indonesia. Almarhum Rachmat Manullang adalah generasi kedua memimpin JDN setelah Dr. Iman Santoso sebagai generasi pertama sekaligus sebagai pendiri JDN. Bagi Saya Rachmat Manullang adalah penggerak doa dan pendoa yang memiliki erangan dan tangisan lewat doanya untuk Indonesia. Bisa disebut salah satu Pahlawan Doa.
Dr. Cecilia Sianawati, SH., Bendahara Jaringan Doa Nasional, Sebagai Sekum NPC 2003 & NPC 2005 sangat diberkati dengan gerakan doa dalam kesatuan tubuh Kristus menuju Transformasi Indonesia. TUHAN curahkan Roh Kesatuan & Roh Doa yang sangat kuat di level pemimpin maupun umat Tuhan. Dimana-dimana di seluruh Indonesia bahkan sampai ke bangsa-bangsa umat Tuhan berdoa untuk terjadinya transformasi.
Almarhum Rachmat Manullang selaku Ketum NPC hampir tiap hari keliling kota-kota untuk membentuk jaringan Doa Sekota (JDS), menyalakan “Api Doa” dan menjaga kesatuan tanpa mengenal lelah, membangun HIS Kingdom. Beliau pemimpin yang visioner, kalau membagikan visi tentang Indonesia & cinta bangsa sangat kuat dan membawa banyak pemimpin setuju dan bergerak bersama-sama. Sosok yang rendah hati, low profile serta tidak protokoler.
Banyak teman-teman pendoa belajar doa yang mengerang (groaning prayer-seperti sakit bersalin-red), dari hati yang sungguh-sungguh mengasihi bangsa dari Rachmat Manullang. Selamat Jalan Pak RM, doa-doamu, tangisan dan jeritan hatimu, air matamu sudah ditampung di dalam kirbat TUHAN.
Pdt. Dr. Timotius Arifin, Gembala Senior GBI Rock, mengatakan bahwa “Kami teman lama dan pernah menjadi pembicara bersama dan menurut saya beliau orang sederhana yang dipelihara Tuhan”.
Heri Pratomo, Sekretaris Eksekutif JDN, Saya kenal Pak Rachmat Manullang ketika beliau menjabat Ketua Umum Jaringan Doa Nasional (JDN). Saya mendampingi beliau sebagai Sekretaris Eksekutif
Pak Rachmat Manulang betul betul penggerak doa di Indonesia, beliau pergi ke kota kota untuk membangkitkan para fasilitator, penggerak doa, JDS JDS untuk mendoakan bangsa Indonesia.
Karya beliau yang paling fenomenal adalah National Prayer Conference 2003 dan National Prayer Conference 2005 menyatukan gereja gereja dari berbagai denominasi dan semua aras gereja nasional untuk berdoa bagi bangsa di GBK dan serentak di banyak kota di Indonesia. Selamat Jalan Pahlawan Doa.
Berbagai kalangan yang bertemu dengan saya di berbagai kesempatan seperti Ibu Dirjen Bimas Kristen Ibu Dr. Jeane Marie Tulung, Pdt. Gomar Gultom Ketum PGI, Dr. Iman Santoso dari TCI, berbagai pimpinan sinode dan Ketua-ketua STT turut menyatakan berbelasungkawa dan merasakan kehilangan.
Pro Ecclesia Et Patria
Antonius Natan | Wakil Ketua I – Bidang Akademik STT LETS