Majalahgaharu.com Jakarta Institute Leimena kembali menggelar Konfrensi Internasional Lintas Budaya (LKLB) atau Internasional Confrence on Cross Cultural Religious Literacy diselenggarakan di hotel Sangrila Jakarta Pusat, Rabu 10 Juli 2024.
LKLB yang juga dihadiri dari 21 negara asing tersebut di buka oleh Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi. Di mana dalam sambutannya Menlu menyorot tiga hal antaranya memperkuat toleransi, mendorong inclusivisitas keberagaman dan Kolaborasi multi agama.
Hal itu dikatakan mengingat kondisi negara-negara masih terjadi perang di mana duapuluh ribuan korbannya terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak. Maka, untuk mencegah terjadinya peperangan dan saling curiga penting untuk diadakan dialog antar agama.
Diakui bahwa upaya-upaya dialog lintas agama dan budaya ini dibutuhkan peran dari pemimpin politik ataupun pemerintah, pemimpin agama serta para tokoh masyarakat dan budaya. Dengan langkah-langkah membangun dialog ini diharapkan terjalin toleransi dan saling menghargai.
Sementara Matius Ho dalam konfernsi pers yang didampingi dirjen Kemenhum menjelaskan bahwa acara ini terlaksana atas kerjasama dengan kementerian luar negeri dan sebelumnya Institute Leimena bekerjasama dengan kementerian Hukum dan HAM pada bulan November 2023 yang dihadiri sejumlah 4000-an peserta artinya ini kegiatan yang ke dua kali.

Kali ini lanjut Matius mengangkat tema Multi Faith Collaboration in an Inclusive Society yaitu berfokus pada pemahaman adanya kebutuhan yang semakin besar akan kolaborasi multiagama di mana orang-orang dari berbagai agama dan kepercayaan bisa saling belajar dan bekerjasama, dengan tetap mengakui dan menghormati perbedaan agama dan kepercayaan mereka, dalam mengatasi masalah-masalah yang menjadi perhatian bersama.
Dengan demikian adanya konferensi ini diharapkan bisa memperkokoh modalitas Indonesia akan nilai-nilai toleransi, moderasi beragama, dan penghargaan terhadap kemajemukan. Adapun konfrensi ini lanjut Matius Ho akan mengangkat topic untuk penguatan kolaborasi multiagama, termasuk dari sisi pendidikan, penghormatan terhadap hak asasi manusia dan mempromosikan nilai-nilai LKLB dalam komunitas negara-negara ASEAN.
Konfrensi yang diselenggarakan selama dua hari tanggal 10-11 Juli 2024 ini menghadirkan 50 narasumber lintas negara untuk mengisi lima sesi panel dengan format hybrid via Zoom dan 10 sesi (breakout) khusus untuk peserta luring.
Menarik selain Menlu Retno Marsudi konferensi ini akan diisi pidato dari menteri Hukum dan HAM dan di hari kedua nanti akan diisi juga pidato dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Sedangkan peserta konferensi sendiri berasal dari pejabat pemerintah dari kementerian/lembaga baik dalam dan luar negeri, akademisi, pemimpin masyarakat sipil, dan para alumni pelatihan LKLB yang terdiri dari guru Madrasah dan sekolah.
Konfrensi ini akan menyorot peran penting pendidikan dalam pembangunan kolaborasi multiagama. Sebagai bagian kelanjutan dari keberhasilan pelatihan literasi keagamaan lintas budaya di Indonesia yang melatig dari 8.500 guru dari 37 propinsi dalam waktu sekitar 2,5 tahun dan melibatkan 30 lembaga pendidikan dan keagamaan.
Penulis Yusuf M