Jakarta, MajalahGaharu.com– Dikomfirmasi langsung terkait dengan jalan tengah penyelesaian dualisme kepengurusan GKSI, yang sepakat masing-masing mengusung bendera sendiri yang belum lama ini ditengahi PGI, Pdt. Dr. Jacky Manuputty selaku Ketua PGI menegaskan bahwa keanggotaan penuh kedua GKSI baru nanti diserahkan dan diputuskan di Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) yang akan direncanakan di Malang awal tahun 2025.
“Jadi keputusan penuh nanti diambil oleh Sidang MPL PGI Malang. Nanti sidang itu yang berdaulat penuh untuk menentukan penambahan keanggotaan PGI termasuk No 64 atau No 105,” ujarnya menanggapi saat ditemui dalam sesi nonton bareng Film Mariara (Film Lokal Minahasa) di Cinema Plaza Senayan, Rabu (27/11/2024).
Diakui dalam pertemuan mediasi damai di PGI, baik GKSI Matheus Mangentang dan GKSI Rekonsialisasi (Frans Ansanay) telah sepakat untuk mengundi nomor. Saat GKSI Rekonsialisasi mendaptkan nomor 64 dan GKSI Matheus Mangentang mendapat nomor 105. Catatan PGI sampai saat ini baru 104 anggota, jika diputuskan MPL baru GKSI Magentang baru resmi menyandang anggota 105.
Lebih jauh kata Manuputty, bahwa tugas PGI untuk mendorong GKSI untuk berdamai dan mencari jalan keluar yang baik bagi keduanya, setelah lama berseteru.
“Masalahnya mungkin di tingkat elit sudah berdamai tetapi apakah di akar rumput (jemaat) langsung bisa damai? Saya kira masih perlu berjuang dan membutuhkan waktu. Saya kira PGI dan elit GKSI harus mengambil peran lebih di sini. Sesuai prinsip PGI agar gereja ada kesatuan dan persatuan, sesuai amanat Agung,” tegasnya.
Menanggapi itu, Frans Ansanay yang berkesempatan mendampingi Ketum PGI Jacky Manuputty nonton bareng, mengatakan bahwa sebagai Ketua Majelis Pertimbangan GKSI Rekonsialisasi dirinya telah mengajak seluruh stokeholder GKSI untuk menjaga suasana kondusif dan menjaga hubungan baik dengan GKSI Matheus Mangentang.
“Ya benar saya sebagai ketua Majelis Tinggi dan Pak Iwan sebagai ketua sinode telah menginstruksikan kepada seluruh pelayan dan jemaat GKSI untuk menjaga sikap sehingga tercipta suasana kondusif dan damai. Bahkan, terbuka untuk melakukan kegiatan sosial dan natal bersama,” tutur Frans.
Saat ditanya apakah Frans Ansanay sudah berdamai dengan Matheus Mangentang sebagai pemimpin GKSI? Frans menjawab secara iman Kristen dirinya selalu mendoakan Matheus Mangentang.
“Saya meminta Tuhan mendamaikan saya dengan beliau. Bagaimanapun perseteruan ini, saya tetap mendoakan beliau sebagai orang yg berjasa dalam membangun GKSI. Berdamai dalam doa karena secara fisik belum bertemu,” ujarnya tulus.
Mudah-mudahan, sambung Frans, nanti ketika bertemu kita bisa saling merangkul untuk bekerja sama memajukan pekerjaan Tuhan. Prinsip kebersamaan dalam PGI itu akan kami terapkan juga.
“Saya pribadi dan seluruh pengurus sinode sangat senang karena akhirnya bentuk rekonsiliasi kita adalah berpisah tetapi akan tetap bekerja sama sebagai sesama anggota PGI setelah diundi.”
Nomor keanggotaan PGI hanya alat mempersekutukan kita dalam wadah PGI dan itu cara Tuhan memakai PGI menentukan cara penyelesaian dengan mengundi supaya terjadi rekonsiliasi sebagai sesama anggota PGI yang akan ditetapkan di Sidang MPL PGI di Malang Jawa Timur.
“Saya kira itulah rekonsiliasi yang baik agar tidak terjadi perseteruan terus menerus. Kami akan terus berusaha menenangkan anggota-anggota kami di lapangan untuk menjaga kondusifitas pelayanan dengan membangun kerjasama dengan pihak Mangentang,” tuturnya.
Selain itu, kami sudah menyampaikan soal aset kita tidak boleh saling mengganggu. Jemaat dan aset-aset di pihak Mangentang harus kita akui itu milik mereka dan begitu juga jemaat dan aset-aset yang ada pada kita itu milik-milik Tuhan yang dipercayakan kepada kita untuk kita rawat.
“Intinya, semoga dengan momen Natal di bulan Desember kita semua bisa berdamai karena kelahiran Kristus di bumi ini adalah membawa Damai Sejahtera bagi kita semua,” tutupnya.