Majalahgaharu.com Jakarta Produktif kata itu yang layak disematkan bagi wartawan sinior Padmono SK, setelah menyelesaikan buku triloginya tentang Kyai Tunggul Wulung, Kyai Sadrach dan kini terbit kembali karyanya yang diberi INJIL MARIA MAGDALENA, Kamis 30/1-25.
Padmono yang pernah aktif di gerakkan kepemudaan GAMKI dengan menjabat Sekretaris umum bersama Sukowaluyo sebagai ketum dalam kongres IV tahun 1984 ini mengatakan bahwa novel ini memang mengisahkan pergumulan batin Maria Magdalena.
Siapa dia? ujar Padmono memancing, nah untuk itu baca saja dulu, baru kita berdiskusi. Kalau belum baca lalu berdebat, ya maaf saja.
Memangnya tentang apa ceritanya? Sebelum di jelaskan, adakah yang bisa menjawab pertanyaan ini: apakah Yesus tahu bahwa dia akan disalib? Jawabannya tentu akan mengacu pada ayat- ayat alkitab. Matius sekian begini, Markus sekian begitu Lukas menjelaskan begini, Yahya menulis seperti ini.
Benar! Tapi tahukah Anda bahwa kitab-kitab yang di sebut itu ditulis puluhan tahun sesudah semua peristiwa penyaliban itu terjadi? Itu bukan laporan jurnalistik tetapi kesaksian iman, hasil dari sebuah refleksi dan pergulatan iman!
Novel Padmono ini diakui juga merupakan sebuah pergulatan iman. Yesus memang tahu dirinya ditugasi mengemban misi suci sebagai mesias tetapi dia tidak tahu bagaimana melakukannya.
Di situlah Maria Magdalena berperan. Dan ia tidak sendirian. Maria Magdalena berkolaborasi dengan Yudas Iskariot.
Lho kok bisa? Bukankah Yudas Iskariot itu pengkhianat yang menjual Yesus? Kata siapa? Yudas Iskariot hanya menunjukkan mana orang yang bernama Yesus karena orang-orang yang mau menangkapnya tidak tahu.
Yudas menunjukkan dengan cara mencium. Itulah yang namanya Yesus. Untuk itu dia dibayar 30 keping perak. Kalau dia berniat menjual dan menerima uang, kenapa dia kembalikan uang yang ia terima kepada yang memberi?
Pernahkah Anda berpikir tentang hal itu? Untuk jelasnya baca novel ini.
Satu lagi, apakah Maria Magdalena pacar Yesus? Banyak tulisan teolog mengulas hal itu. Bahkan ada tulisan menceritakan bahwa Martin Luther ketika masih berstatus mahasiswa teologi pun membahas hal itu.
“Tetapi saya mau tunjukkan hal kecil saja, di Injil Yohanes dikisahkan ketika Yesus bangkit dan menampakkan diri pada Maria Magdalena, ia berkata “rabuni” lalu Yesus berkata, jangan engkau memegang aku…dst (Yoh. 20: 16 – 17),” ungkap Padmono.
Kalau begitu apa artinya? Tentu sebelumnya Maria Magdalena biasa atau sering memeluk (atau berpelukan dengan) Yesus. Begitukah?
Untuk lebih jauh lagi akan lebih seru memang membaca novelnya, INJIL MARIA MAGDALENA.
(Bagi yang berminat memiliki Buku ini silakan hubungi/WA nomor 0838.8011.795)