Perjalanan Wadah Kaum Injili di Indonesia

Ayo Bagikan:

Majalahgaharu.com Balikpapan Musyawarah Nasional Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) memasuki hari ketiga Kamis 20 Maret 2025 dan sudah merampungkan beberapa agenda persidangan dengan lancar, sekalipun ada dinamika yang berkembang.

Sebagai lembaga Injil PGLII yang awalnya bernama Persekutuan Injili Indonesia (PII) yang dilahirkan tanggal 17 Juli 1971 di Batu Malang Jawa Timur dengan motto “Dipanggil untuk bersekutu dan memberitakan Injil.

Lahirnya lembaga Injili di Indonesia tak lepas dari adanya gerakan kekristenan dunia yang berpatron pada dua arus utama pertama oikumenical dan evangelical dan PGLII mengambil peran sebagai lembaga evangelical tersebut.

Lewat pergumulan yang panjang akhirnya menemukan bentuknya melalui pertemuan serta komunikasi yang intens dari tokoh-tokoh injil pada bulan Juni 1971 di City hotel Jakarta dan Juli 1971 di Batu Malang lahirlah lembaga kaum injili bernama Persekutuan Injili Indonesia (PII) lalu di masa kepemimpinan Pdt. Dr. Nus Reimas berubah nama menjadi persekutuan gereja dan lembaga injili di Indonesia (PGLII) sewaktu munas di Jakarta.

Dalam catatan sejarah PII yang menjadi tolok ukur utama dalam pergumulan untuk mewujudkan bersama kaum injili di Indonesia adalah persekutuan. Persekutuan ini menjadi kunci awal dari gerakan oleh karenanya tokoh-tokoh injili Indonesia membidangi lahirnya PII.

Berangkat dari ‘persekutuan inilah tokoh-tokoh injili menjadikan wahana dan wacana untuk pertama, membahas beban bersama dalam bidang pekabaran Injil dan misi di tanah air, kedua menggumuli akan suatu wadah bagi gereja, lembaga dan misi injili di Indonesia, ketiga menampung inspirasi dari gereja, yayasan dan badan-badan misi di Indonesia dan keempat bersekutu dan bersama-sama memberitakan injil.

Kemudian persekutuan dan pergumulan bersama yang dilakukan sepanjang dua tahun waktu itu akhirnya melahirkan wadah yang besar dalam arus injili bagi gereja, lembaga, yayasan dan badan-badan misi injili di Indonesia.

Di mana dalam pertemuan tanggal 1 Juni 1971 yang dihadii 100 hamba-hamba Tuhan bertempat di city hotel Tanah Abang menyepakati lahirnya sebuah wadah yakni Persekutuan Injili Indonesia (PII) , memilih pengurus sementara dengan ketua Pdt. Dr Petrus Octavianus, Sekretaris Pdt. Willem Hekman dengan bendahara Philip Leo.

Tugas bagi pengurus sementara ini mempersiapkan kongres nasional PII serta merumuskan konsep mukadimah lahirnya PII dan konsep AD/ART Persekutuan Injili Indonesia.

Suasana Pleno pemilihan Ketua umum periode 202-2029 di Gedung Living Plaza Balikpapan

Sedangkan tokoh-tokoh yang terlibat secara intens dalam proses lahirnya PII antaranya Pdt. Dr. Petrus Octavianus, Pdt. Dr. Ais M. O Pomes, Pdt.  G. Neigenfrad, Pdt. Willem Hikmann, Brigjend (Purn) N. Huwae, Philip Leo, S.O Bessie, Pdt. Dr. HL. Senduk, Ev. S. Damaris, Pdt. Ernest Sukirman dan Pdt. Andrias Setiawan.

Keberadaan wadah kaum injili ini terus berkembang seperti saat ini sudah ada 97 sinode dan 65 lembaga dengan terbentuk 30 pengurus wilayah dan sudah ada pengurus PGLII di luar negeri.

PII yang kemudian berubah nama menjadi PGLII sudah memasuki rentang usia setengah abad lebih dan inilah beberapa nama yang pernah menggawangi PGLII sebagai nahkoda atau ketua umum . Pertama Pdt. Dr. Petrus Octavianus periode 1983-1985, Pdt. Dr. Chris Marantika 1985-1989, Pdt. Dr. Pontas Pardede 1989-1993, Pdt. Dr. Chris Marantika 1994-1998 terplih kembali di periode 1998-2002, Pdt. Ir. Bambang Wijaya periode 2002-2006, Pdt. Dr. Nus Reimas dua periode 2006-2010 dan 2011-2015 dan Pdt. Dr Ronny Mandang dua oeriode 2015-2019 berlanjut 2019-2024.

 

Catatan dikarena masa kedua kepemimpinan Pdt. Dr. Ronny Mandang terjadi tragedidunia adanya pandemi covid 19 yang meluluhlantakan perekonomian dunia yang berdampak di seluruh sendiri kehidupan termasuk kehidupan keberagamaan, maka Munas diundur di tahun 2025 tepatnya digelar di Balikpapan Kalimanan Timur 17-21 Maret 2025 dan dalam Munas inilah lahir pemimpin baru dan tetap menjunjung nilai-nilai injili dalam misi di Indonesia bahkan dunia.

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Putri Asli Kalimantan Bangga Penyelenggaraan Munas PGLII Ke 13 di Gelar di Balikpapan

Thu Mar 20 , 2025
Majalahgaharu.com Balikpapan Kalimantan Timur di percaya sebagai penyelenggara Musyawarah Nasional Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) Ke-13 tahun 2025. Terkait terpilihnya Balikpapan sebagai tuan rumah, Harti Hartidjah sebagai putri asal Kalimantan merasa bangga karena daerahnya dipercaya sebagai penyelenggara hajatan nasional ini. Untuk itu Harti Hartidjah yang juga aktivis perempuan […]

You May Like