Oleh: Pdt. Kimson Sianturi, SE, M.Th
“Sebab kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.”
(Roma 3:28)
Manusia tidak akan pernah bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Sebaik apa pun seseorang berusaha, ia tetap tidak akan sanggup memenuhi ukuran kekudusan Allah. Namun kasih Tuhan jauh lebih besar daripada kegagalan manusia. Karena itulah Yesus datang, bukan untuk menghukum, tetapi untuk menebus. Melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, kita yang berdosa diampuni, dan kita yang tidak layak dijadikan benar. Inilah makna dibenarkan karena iman.
Dibenarkan berarti Allah menghapus dosa kita dan menyambut kita sebagai anak-anak-Nya. Ia tidak lagi melihat kesalahan masa lalu, melainkan ketaatan Kristus yang menutupi kita. Ini bukan hasil kerja keras, bukan karena ibadah yang banyak atau amal yang besar, tetapi murni karena kasih karunia. Kita hanya perlu percaya. Namun iman bukan hanya kata-kata di bibir. Iman yang sejati berarti mempercayakan seluruh hidup kepada Tuhan, menyerahkan kendali, dan belajar berjalan dalam kehendak-Nya.
Ketika seseorang sungguh percaya kepada Kristus, hidupnya berubah. Ia menemukan damai sejahtera yang tidak bisa diberikan dunia. Ia tahu bahwa apa pun yang terjadi, Allah memegang kendali. Dari situ lahir kekuatan untuk mengampuni, untuk jujur walau sulit, dan untuk tetap berharap meski keadaan tidak mudah. Orang yang dibenarkan tidak hidup dalam ketakutan lagi, sebab ia tahu Tuhan memegang hidupnya.
Banyak orang gagal hidup dalam pembenaran karena masih ingin membenarkan diri sendiri. Ada yang berpikir bisa diterima Tuhan dengan perbuatan baik, padahal tanpa Kristus semua itu sia-sia. Ada pula yang berkata percaya, tapi hidupnya masih dipenuhi kebencian, iri, dan kesombongan. Iman sejati tidak berhenti di ucapan, tapi nyata dalam tindakan.
Lalu seperti apa hidup orang beriman itu?
Hidup orang beriman adalah hidup yang bersandar pada Tuhan dalam segala hal. Ia tetap percaya saat tidak mengerti jalan Tuhan. Ia tetap setia saat tidak melihat hasilnya. Ia tetap mengasihi saat dilukai. Orang beriman berjalan bukan karena keadaan terlihat baik, tetapi karena hatinya tahu bahwa Allah selalu baik.
Orang beriman tidak hidup untuk diri sendiri, tetapi untuk menyenangkan hati Tuhan. Ia jujur dalam pekerjaan, sabar dalam penderitaan, rendah hati dalam keberhasilan, dan penuh kasih dalam setiap hubungan. Ia bukan manusia sempurna, tetapi hatinya selalu mau diperbaharui. Ia tidak sombong dengan statusnya sebagai orang benar, melainkan semakin lembut karena sadar semua itu hanya karena anugerah.
Yesus tidak datang untuk mencari orang sempurna, tetapi untuk membenarkan orang yang mau percaya. Maka, bila hari ini engkau merasa lemah, datanglah kepada-Nya. Jangan takut, sebab imanmu kepada Yesus cukup untuk memulihkan segalanya. Ketika engkau percaya, Allah melihatmu bukan lagi sebagai orang berdosa, tetapi sebagai anak yang telah dibenarkan oleh kasih-Nya. “Sebab orang benar akan hidup oleh iman.”
(Roma 1:17)

