Majalahgaharu IAKN Kupang (Kemenag) Sidang Senat Terbuka pada Rabu (22/10/2025) Wisuda ke-VIII Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang menghadirkan momen akademik penuh refleksi melalui orasi ilmiah yang disampaikan oleh Dr. Iswanto, M.Hum., Wakil Dekan Fakultas Seni Keagamaan Kristen. Dalam orasinya yang berjudul “Kajian Semiotik: Teks, Referensi-Atribut, dan Autentifikasi dalam Komunikasi Kristen”, Dr. Iswanto menyoroti pentingnya autentisitas dalam setiap bentuk komunikasi iman di tengah masyarakat modern.
Dalam pemaparannya, Dr. Iswanto yang meraih gelar Doktor Ilmu Linguistik (Antropolinguistik) dari Universitas Udayana, Bali menjelaskan bahwa teks keagamaan bukan sekadar rangkaian kata atau kalimat, melainkan sistem tanda (sign system) yang sarat makna spiritual. Menurutnya, setiap teks keagamaan mengandung tiga unsur utama: referensi iman sebagai sumber makna rohani, atribut moral sebagai cerminan karakter Kristiani, dan autentifikasi diri sebagai bentuk kesaksian hidup yang utuh.

“Perlu kita pertahankan unsur sosial dan kekeluargaan yang sudah ada sebagai model autentik diri kita — autentik sebagai wisudawan IAKN Kupang, autentik dalam dunia profesi, autentik sebagai orang beragama, dan autentik sebagai pemeluk agama Kristen,” tegasnya di hadapan para wisudawan dan tamu undangan.
Melalui pendekatan semiotik, Dr. Iswanto menekankan bahwa manusia hidup dalam dunia teks yang sarat dengan tanda, makna, dan interpretasi sosial. Dalam konteks iman Kristen, Alkitab merupakan teks universal yang mengandung sistem penandaan ilahi merepresentasikan hubungan antara pikiran, iman, dan tindakan manusia dalam terang kasih Kristus.
Lebih jauh, ia memperkenalkan gagasan baru yang disebut “Autentifikasi Atribut dalam Penandaan,” yang mengajak setiap individu untuk tidak kehilangan jati diri sosial dan spiritual di tengah arus globalisasi nilai. Ia menilai bahwa identitas iman harus diwujudkan secara kontekstual melalui tindakan nyata yang meneguhkan kasih dan solidaritas.
Dalam bagian reflektifnya, Dr. Iswanto mengingatkan bahwa para lulusan IAKN Kupang harus menjadi komunikator iman yang reflektif, kontekstual, dan berkarakter. Mereka diharapkan mampu menerjemahkan nilai-nilai Injil ke dalam bahasa budaya masyarakat serta menghadirkan keaslian iman dalam kehidupan sehari-hari.
“Komunikasi Kristen bukan hanya soal kata-kata rohani, tetapi tentang tanda-tanda kehidupan yang menyalurkan kasih, kebenaran, dan pengharapan,” tuturnya.
Orasi ilmiah tersebut disambut dengan apresiasi luas oleh sivitas akademika IAKN Kupang. Pemikiran semiotik Dr. Iswanto dinilai memberikan perspektif baru dalam memahami dinamika komunikasi iman di era digital — sebuah refleksi akademik yang memperkaya khazanah teologi kontekstual dan praksis pelayanan gereja masa kini.
Penulis: Devrialdo Paat & Merling Messakh

