Majalahgaharu-Bogor Persiapan menuju Kongres Luar Biasa (KLB) Pewarna Indonesia hanya tempo sebulan saja, namun dengan kerja keras panitia dan semua pihak akhirnya KLBpun terlaksana dalam rangka merivisi AD ART Organisasi Pewarna. Yusuf Mujiono ketua umum Pewarna dalam sebuah kesempatan menegaskan bahwa KLB ini perlu segera digelar mengingat perkembangan.
Semua itu ditandai dengan makin banyak PD yang terbentuk dan dari PD inilah ada yang menghendaki kepengurusan Pewarna hingga tingkat cabang Kabupaten/Kota. Selain itu revisi juga dilakukan adanya beberapa pasal-pasal yang perlu direvisi berkaitan dengan persyaratan menjadi pengurus dan anggota. Mandat untuk menggelar KLb diputuskan dalam rakernas Pewarna akhir November 2020 yang lalu.
Kongres luar biasa dengan teman mewarnai pergumulan bangsa dengan sub tema Pers Nasrani sebagai akselator perubahan dalam demokrasi dan toleransi dilaksanakan dari tangal 9-11 April bertempat di hotel Ariandri Puncak Bogor. Agar berjalanannya revisi AD/ART ini mulus, Pengurus Pusat (PP) yang menerima mandat dari anggota dan pengurus daerah terlebih dahulu membentuk tim revisi AD/ART yang kemudian disebut tim tujuh dengan koordinator tim Ashiong Munthe ketua departemen Litbang, unsur ketua Raya Desmawanto, unsur advokasi Hervin Devananda, unsur pendiri Johan Silaban unsur ketua daerah Efraim Limbong, unsur OKK Endharmoko serta unsur kesekretariatan Thony Ermando.
Dengan penuh semangat dan dedikasi yang tinggi Tim Tujuh selama sebulan penuh berhasil menyelesaikan tugasnya tersebut dan kemudian menyerahkan ke PP untuk segera mengesahkan perubahan dalam kongres luar biasa, sesuai dengan aturan organisasi di mana setiap perubahan ad art harus disahkan melalui kongres, mengingat kongres masih panjang maka disepakati dengan menggelar KLB.
Panel Diskusi bersama Ormas Ormas Nasrani
Tradisi setiap gelaran Pewarna acara selalu diawali dengan diskusi, demikian pula saat KLB berlangsung juga diawali dengan diskusi panel mengangkat tema kesejahteraan Papua dalam kerangka Otsus yang merupakan tindak lanjut dari dua webinar sebelumnya. Dalam diskusi panel menghadirkan pimpinan lintas ormas Nasrani.
Baik hadir secara onside antaranya Ketua Umum Vox Point Indonesia Handoyo Budhisejati didampingi sekjenya, Ketua PMKIT Rev Louis Pakaila didampingi salah satu ketuanya. Rektor STT Ikat Dr Jimmy Lumintang, pengamat Papua Dwi Urip Premono sedangkan yang hadir melalui virtual antaranya Ketua Umum Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Pdt Bridjen (Purn) Harsanto Adi, Ketua Umum Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) Djasarmen Purba yang didampingi sekjennya, Sekjen Perhimpunan Profesi Hukum Kristen Indonesia (PPHKI) Hasudungan Manurung, serta beberapa penasihat Pewarna seperti Lukman Pandji dan beberapa ketua PP dan PD yang ngga sempat hadir langsung.
Barulah usai diskusi panel digelar KLB yang diawali dengan memastikan keabsahan dari KLB, di mana saat ini Pewarna sudah memiliki 17 kepengurusan daerah. Dari 17 PD hadir secara langsung ada enam seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Sulteng sedangkan yang hadir secara virtual ada Jawa Tengah, Yogyakarta, Sulawesi Utara, Kalteng, Sulbar sementara yang menyatakan ijin ada, Riau, Papua, Papua Barat, NTT, Sulsel dan Lampung.
Dalam KLB pimpinan sidang disepakati dari dua utusan daerah dan satu unsur PP yang kemudian terpilih dari utusan Sulteng efraim Limbong, Jawa Timur Imanuel Yosua serta unsur PP Ashiog Munthe. Menarik dalam KLB kali ini palu sidang dibawa langsung dari Palu Sulawesi Tengah yang diserahkan kepada ketua dewan pengawas Handoyo Budhisejati yang kemudian dilanjutkan ke ketua Umum Yusuf Mujiono dalam acara ibadah pembukaan KLB yang dipimpin ketua III Thomas Gunawan pimpred Tirta radio.
Setelah pendalaman materi yang diserahkan tim tujuh kepada peserta sidang akhirnya diterima revisi AD/ART selanjutnya diserahkan kepada PP untuk menuntaskan secara legalitas. Ada wacana yang berkembang dalam arena KLB yakni saat diperbincangkan tuan rumah untuk rakernas 2021 sudah ada tiga daerah yang mengajukan diri menjadi tuan rumah antaranya PD DKI Jakarta, PD Jawa Timur dan Bali.
Selanjutnya PP tinggal meminta mempresentasikan kesiapan masing masing PD yang akan menjadi tuan rumah sejauhmana mereka menerima tamu-tamu anggota Pewarna dan rakernas yang rencana akan di gelar bulan November 2021 tersebut.