Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) salah satu organisasi strategis nasional yang selalu mengusung keberagaman mendorong pemuda Indonesia untuk saling menghormati dan hidup dalam kerukunan. Demikian Muhammad Rifai Darus Ketua Umum KNPI di Hotel Peninsula, Minggu (23/04/2017) kepada wartwan ketika menanggapi diselenggarakan Pekan Kerukunan Nasional (PKN) dan Global Christian Youth Conference di Hotel Peninsula Manado.
‘Kita sebagai generasi muda setuju bahwa kerukunan yang digagas pemda Sulut dan Wapres ini adalah entri poin bagi seluruh bangsa Indonesia untuk menjaga dinamika pluralisme Indonesia. Apalagi dengan sekarang maraknya ancaman media sosial yang bisa merusak semua tatanan kehidupan,” terangnya.
Lebih jauh, Rifai Darus mengungkapkan bahwa Indonesia kehilangan pendidikan moral, karena pancasila kurang diajarkan di sekolah. Menurutnya pengamalan Pancasila melalui agama akan menentukan terjadi kerukunan.
Ditanya peran KNPI ke depan dalam menjaga kerukunan di generasi muda? Kita fokus bahwa KNPI bukan lagi masa Orde Baru tetapi pada masa yang tanpa batas.
“Kita ada menentukan masa depan Indonesia. Kita harus mempersiapkan diri. Bentengin diri pertama dengan agama dan kemudian degan pengamalan Pancasila. Saya kira semua kelompok tidak boleh harus melakukan dan tidak boleh hanya peemerintah. Artinya, pemuda dan seluruh masayrakat harus membangun Indonesia yang bhinneka,” paparnya.
Menanggapi maraknya kampanye SARA belakanan ini, terutama dalam Pilkada, Rifai Darus menyatakan bahwa semua itu efek. Kehidupan di Indonesia terasa bahwa keberagaman karena ada kepentingan siapa saja yang memilikinya.
“Saya kira ke depan isu-isu SARA dan anti kebhinnekan harus dijauhkan. Saya kira Sulut juga menentukan nilai keberagaman di Indonesia,” timpal Muhammad Rifai Darus.
Menurutnya lagi, satu-satunya organisasi di Indonesia yang sangat plural yang menginginkan keberagmaan ya pasti KNPI. DI sini ada semua dari wakil agama, politik, ormas masyarakat.
“KNPI implementasi keberagaman di Indonesia. Karena itu KNPI punya posisi strategis di Indonesia dalam terus memajukan pluraslisme, nasinalisme dan kebangsaan,” pungkasnya.