Om Ho Memiliki Hati Bapa Seorang Motivator dan Pemberdaya

Ayo Bagikan:

Jakarta, Majalahgaharu.com Konsultasi Hamba Tuhan Gereja Bethel Indonesia “Menggali Pikiran dan Hati Om Ho Untuk Masa Depan GBI” digelar di Graha Bethel, Jakarta Kamis, 1/8/19. Acara konsultasi digelar agar GBI tetap memiliki pemikiran, visi, misi  dan semangat Om Ho sebagai pendiri Gereja Bethel Indonesia. Namun tak dipungkiri bahwa konsultasi hamba Tuhan GBI ini dilakukan menjelang sidang sinode GBI akhir bulan Agustus ini, agar semua pihak tetap menjaga kesatuan hati dan damai.

Pdt Shepard Supit selaku moderator yang sekaligus penggagas digelarnya konsultasi para hamba Tuhan ini bertujuan agar sidang terutama dalam pemilihan ketua umum tetap damai. “Siapapun yang terpilih itu atas perkenannya saja, disisi lain ketua umum nanti tetap mampu mengimplemetasikan visi dan misi Om Ho sebagai rasul GBI,” tukasnya serius.

Tuan rumah konsultasi Hamba Tuhan GBI, Kiki Tjahjadi, MTh, Ketua BPD DKI Jakarta  menyampaikan bahwa Om Ho memiliki hati seorang Bapa, bisa ayomi anak-anak rohaninya Memiliki kesederhanaan salah satunya, baju putih dan celana hitam. Beliau punya assisten yakni Cipto. Makanan sederhana yakni pepaya. “Jangan main-main, kerja yang betul !” merupakan slogan pelayanan dan kerja dari Om Ho.

Konsultasi Hamba Tuhan GBI ini menghadirkan para narasumber Pdt. Dr. Pudjo Setoto Abednego, Pdt. Dr. Jonathan Trisna dan dimoderatori Pdt Shepard Supit. Sedangkan Pdt. Gilbert Lumoindong berhalangan hadir karena berada di luar pulau. Namun, ia bicara melalui tayangan video:”Melalui GBI bangsa Indonesia akan diberkati. Siapa yang terpilih Ketua Umum BPH GBI periode mendatang adalah kehendak Tuhan. Gilbert lebih lanjut mengatakan mari saling menghargai dan bekerja melayani sesuai dengan talenta masing-masing. GBI tetap bersatu dan kuat. Minta Tuhan untuk tentukan pilihan yang tepat untuk GBI.

Selanjutnya, Pdt. Dr. Pudjo Setoto Abednego mengutip salah satu pandangan Om Ho yakni  GBI adalah gereja nasional, bukan gereja suku. Jaga kesatuan GBI.Jaga keaslian dan warisan pengajaran GBI. Pengajaran GBI harus back to Bible dan GBI adalah gereja yang misioner. Pdt. Dr. Pudjo SA menyampaikan pendapatnya bahwa Ketua Umum BPH GBI dijabat oleh berbagai macam suku, bukan suku tertentu saja. GBI adalah juga gereja internasional.

GBI lahir melalui proses yang rumit. Nanti, proses persidangan Sinode jangan sampai terjadi keributan. Harus jaga kesatuan GBI dan jangan sampai terjadi perpecahan di tubuh GBI. Kini GBI salah gereja terbesar dan nomor satu di Indonesia. Ketua Umum BPH harus mampu satukan pengajaran GBI dan pengajaran dasar GBI dari Om Ho. GBI menerima penggabungan dari gereja lain. Ini menghasilkan tafsir ajaran yang berbeda-beda.

Jonathan Trisna dalam menggali pemikiran om Ho memaparkan bahwa visi menjadikan 10,000 gereja itu visi yang luar biasa, Untuk menggapai hal tersebut sebagai pemimpin GBI hendaknya memiliki jiwa apostolic (rasul), karena hanya orang yang memiliki jiwa apostoliklah yang mampu menjalankan visi Om Ho untuk 10.000 gereja.

Pembicara terakhir Pdt, Paul Sene lebih menitikberatkan pada misi Om Ho dengan membangun pendidikan yang diwujudkan dalam pembangunan STT Bethel Indonesia. Tegas Paul mengajak agar visi Om Ho terwujud seharusnya banyak yang peduli dengan STT Bethel. Bahkan sudah seharusnya semua STT yang dimiliki gereja Bethel harus di bawah payung STT Bethel. Dengan demikian ajaran pemikiran dan hati Om Ho bisa dilanjutkan generasi-generasi berikutnya untuk meraih visi 10.000 gereja.

Menarik dalam acara konsultasi ini dihadiri tiga kandidat dari empat calon ketua Umum GBI antaranya Pendeta Dr. Japarlin Marbun inkumben, Pdt Dr Rubin Adi dan Pdt Dr Ferry Kakiay, sedangkan Pdt Dr Jacob Nahuway tak nampak hadir. Sementara dari sesepuh yang hadir antara Pdt dr. Conrad Supit dan banyak lagi.

Konsultasi hamba Tuhan GBI menggali pemikiran om Ho, para kadidat juga diberi kesempatan menanggapi para narasumber serta bagaimana mereka melihat visi Om Ho, kesempatan pertama Pdt Japarlin Marbun mengungkapkan bahwa sebagai pribadi banyak sekali dalam kehidupannya bersentuhan langsung dengan Om Ho, dirinya pernah menjadi sekretarisnya, demikian pula saat pernikahanpun yang memberkati adalah om Ho. Pun dengan buku-buku yang ditulis Om Ho dirinya menjadi korektor atas buku-bukunya.“Saya selain memiliki kedekatan teologis juga biologis karena papa mertua memiliki kedekatan khusus dengan Om Ho, jadi kalau orang lain panggil Om Ho dirinya memanggil opa Ho karena sang mertua sudah memanggilnya Om, masak menantunya panggil Om, “tukasnya berkelakar.

Sebagai orang yang pernah bekerjasa bersama, Japarlin melihat bahwa Om Ho itu memiliki hati seorang bapa yang mau menyapa dan merangkul siapa saja. Karena hati bapa itulah setiap pendeta yang memiliki pergumulan, lalu mencurahkan segala persoalan. Om Ho melayani dengan sabar sambil menepuk-nepuk punggung dan menyarankan tetap berdoa meminta Tuhan. Disisi lain Om Ho juga seorang motivator dan pemberdaya, itulah yang sangat dominan dalam sosok Om Ho.

Bekal sebagai seorang motivator dan pemberdaya itulah visinya berjalan dengan baik. Karena orang diberdayakan dan diberikan semangat. Om Ho juga focus pada misi dan penanaman gereja, sehingga dalam setiap kata-kata yang selalu diingat adalah penanaman 10.000 gereja. Kata-kata 10.000 gereja inilah yang membuat penyemangat yang luar biasa sehingga GBI berkembang seperti sekarang. Makanya saat ini GBI sudah menjadi gereja yang terbesar dengan jumlah jemaat 3, 2 juta.

Dengan jumlah itulah kalau saat ini GBI sudah memberikan dampak yang besar bagi bangsa ini, sebagai bukti di tahun 2018 yang lalu Presiden Jokowi mengundang ke istana. Saat itulah presiden mengucapkan rasa terimakasihnya kepada GBI yang telah berbuat banyak bagi bangsa dan negara.

Rubin Adi menggali pemikiran Om Ho ada beberapa hal yang disampaikan, selain memang sebagai mahasiswa STT Bethel Petamburan, Om Ho pernah sampaikan agar dirinya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, sebagai mentor dia juga selalu memberikan kesempatan anak muda untuk maju dan berkembang. Pengalaman yang masih membekas hingga saat ini adalah diberikan kesempatan kotbah di gerejanya Om Ho. Padahal ketika itu sangat selektif dalam memilik pengkotbah.

Sementara dirinya masih mahasiswa yang biasanya saat melayani di gerejanya Om Ho di Petamburan hanyalah main musik, tetapi kali itu diminta untuk berkotbah. Kembali kepada menggali pemikiran Om Ho Rubin menyampaikan agar memahami dan memiliki pemikiran Om Ho harus membeli buku-buku yang ditulis oleh om Ho dan membacanya, kalau tidak ini percuma dan hanya ngomong doing, Kemudian kalau sudah memiliki, membaca maka harus memahaminya dan mengutip tulisan-tulisan Om Ho terutama dalam seminar-seminar teologia. Dengan mengutif dan memahami ini bisa dipakai untuk menyeleksi ketika ada ajaran-ajaran asing. Sehingga kalau itu ada ajaran baru tak perlu berbantah-bentah cukup dengan membandingkan dengan ajaran Om Ho yang rasuli.   Pdt Ferry Haurisa yang mendapat giliran terakhir melihat bahwa sosok Om Ho adalah sosok yang terbuka dan mau menerika siapa saja. Sebagai sosok yang rasuli dan juga pemersatu se

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Isi Kampanye Pemilu Harus dalam Bingkai 4 Pilar Kebangsaan

Fri Aug 2 , 2019
JAKARTA majalahgaharu.com– Politik di Indonesia pasca Pilpres 2014 dinilai kental dengan nuansa pragmatisme berbau SARA. Kondisi ini semakin kental terlihat pada Pilpres 2019 di mana salah satu kubu yang berkompetisi terlihat kental dengan isu di luar empat pilar kebangsaan. Pada Pilpres 2024, sentimen SARA dikhawatirkan akan semakin menguat bila tidak […]

You May Like