Nico Siahaan: Penting Mengkomunikasikan Segala Sesuatu Dengan Perbuatan Baik

Ayo Bagikan:

Bandung, MajalahGaharu.com – Maraknya intoleransi di Indonesia ini beberapa tahun belakangan, sebagai ekses politisi agama yang berlebihan dalam Pilkada dan Pilpres lalu, tak urung mendapat tanggapan dari Nico Siahaan Anggota DPR RI terpilih dari Jawa Barat. Menurutnya tidak perlu mengangkat isu intoleransi  terus menerus, sebiknya lebih baik berbuat baik, sehingga Indonesia damai.

“Saya sering terngiang-ngiang pesannya Gus Dur, yang bilang mari  berbuat baik terus. Berbuat saja terus, sehingga orang tidak bertanya lagi siapa kita. Itu yang terus kita lakukan. Tidak perlu mengangkat isu intoleransi,” tanggap pria bernama lengkap Junico Bisuk Partahi Siahaan.

Nico justru menyarankan agar isu intoleransi lebih baik diganti gaya komunikasi yang berbeda misalnya dengan terus berbuat baik. “Melalui perbuatan baik, kita akan menjadi bagian dari penilaian orang lain. Berbuat baik secara terus menerus akan baik bangsa ini,” imbuhnya.

Lebih jauh kata Nico, tidak perlu selalu membenturkan antara  hitam dan putih atau benar dan salah, tetapi lebih penting  bagaimana mengkomunikasikan segala sesuatunya dengan perbuatan baik.

“Filsafat Jawa Barat bilang begini; Ikannya dapat, airnya tetap tenang. Bagaimana melaksanakan hal tersebut? Ini yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Kita mendapat ikan tetapi airnya tidak keruh,” kata Nico mengibaratkan. Salah satu caranya, perlu diperkuat memperbanyak aksi. Dengan terus  berbuat  dan menabur yang baik, nantinya orang-orang yang keras bisa lentur sendiri.

Mantan presenter handal ini mengingatkan saat kita memasuki tempat yang baru maka  perlu beradaptasi untuk menyesuaikan diri agar bisa diterima lingkungan sekitar dengan baik.

“Perlu ada penyesuaian saat memasuki tempat yang baru, misalnya mamahami kondisi lingkungan. Perlu beradaptasi dan bersosialisai dengan baik. Dengan begitu akan lebih mudah untuk kita berbicara tentang agama. Jikalau bersosialisai bisa berjalan dengan baik, makan relasi akan semakin baik dan semua urusan akan lancar,” bebernya  tanpa bermaksud menggurui menanggapi masih ada susah perizinan gereja dibeberapa tempat.

Ditambahkan, banyak kesalahpahaman terjadi hanya  karena miskomunikasi. “Saya kira solusinya perlu membenahi komunikasi kita supaya bisa dipahami dan semakin baik. Jika komunikasi kita baik, maka kondisinya akan semakin teduh dan relasi juga terjalin baik,”, tegas Nico mengingatkan penting penguasan komunikasi yang baik.

Ditanya masih aja pelarangan ibadah dan pembangunan rumah ibadah di Jawa Barat meski sudah menempuh seluruh persyaratan, Nico  mengingatkan agar jangan putus asa, tetap mencari solusi dan strategi lain misalnya pendekatan komunikasi yang baik terus diintensifkan.

“Terjadinya penolakan biasanya karena ada pengerasan hati dari pihak-pihak tertentu. Mungkin perlu dicari startegi baru untuk bisa melakukan pendekatan yang lebih baik, agar keberadaan gereja bisa diterima lingkungan,” pungkas Nico saat ditemui di GKPB Fajar Pengharapan, Bandung Senin, 16 Mei 2022.

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Jacob Ereste : Sangha Theravada Rayakan Hari Raya Idul Fitri, Gema Trisuci Waisak dan Kenaikan Isa Almasih

Tue May 17 , 2022
JAKARTA-MAJALAH GAHARU Anjangsana Hari Raya dalam bulan penuh rachmat, Mei 2022, Wisma Sangha Theravada Indonesia menyelenggarakan Hari Raya Idul Fitri 1443 H, dan Gema Trisuci Waisak 2566 BE, serta menyambut Hari Kenaikan Isa Almasih 2022 bersama Romo Mudji Sutrisno, Rohaniawan Katholik, Lukman Hakim Saifudin, Menteri Agama 2014-2019, YM Bhikku Dammashubo […]

You May Like