Jakarta majalahgaharu.com Kabar duka diterima redaksi majalahgaharu.com lewat whatsap group Aliansi Perekad yang dikirimkan oleh John Hutapea ketua harian Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI). Di mana dalam berita whatsap yang mengabarkan Berita Duka Cita, 25 Juli 2022.
Istirahat sementara, menunggu kedatangan Yesus kedua kali, dengan penuh kedamaian (Suami, Ayah, Ompung, Abang) terkasih: Laksma TNI (Purn) Bonar Leonard Simangunsong (Op. Elinar doli), Founder MUKI Majelis Umat Kristen Indonesia, di usia 83 thn di RSPP pada pkl.18:55.
Jenazah akan disemayamkan di Jl. Melur No.14, Komp. TNI-AL. Pangkalan Jati, Cinere, dan akan direncanakan dimakamkan pada hari Rabu, 27 July 2022 di San Diego Hills, Karawang.
(berita diforward JOH Hutapea Ketua Harian MUKI dari adik ipar Pdt John Yahyadi.) Demikian kabar itu tersiar. Masih menurut Jhon Hutapea yang juga menyampaikan berita bahwa di hari Senin 18 Juli 2022,
Menurut informasi pihak keluarga bahwa Bapak Laksma TNI (Purn) Ir. Drs. Bonar Simangunsong, SE, M.Sc
saat ini terbaring di Rumah Sakit Pertamina (di RSPP Pertamina Kiai Maja Kebayoran Jakarta) dan hari ini pukul 13.00 akan dilakukan tindakan pemasangan ventilator dengan melobangi leher.
Kondisi beliau cukup kritis dan tidak dapat menerima tamu sedangkan RSPP sangat strict harus antigen dan tidak diijinkan tamu masuk ruang isolasi.
Mendiang Bonar Simangungsong saat memberikan buku karyanya kepada Bambang Susatyo MPR RI
Kita juga doakan istri beliau sedang dirawat isolasi di kediaman akibat terkena Covid-19 sudah 7 hari ini dengan perawatan khusus tim medis. Tuhan memberkati kita sekalian.
Upaya sudah dilakukan semaksimal mungkin namun rupanya Tuhan berkata lain, tepatnya Rabu 25 Juli Tuhan memanggilnya kembali, tentu dengan berpulangnya sosok bapak yang semasa hidupnya setelah paripurna dari pengabdiannya sebagai tentara angkatan laut, kemudian pria yang bersuamikan Elizabeth Liestriana Siahaan, SE ini aktif sebagai Dosen, Hamba Tuhan, Politis serta penulis Penulis.
Mendirikan beberapa organisasi
Bonar Simanggungsong merupakan sosok yang energik dan tak pelit berbagi ilmu baik dari wawasan kebangsaan, ke agamaan juga sosial politik. Bukan saja sekedar memberika motivasi tetapi juga terjun langsung dengan mendirikan beberapa organisasi masyakarat antaranya FKKJ bareng dengan tokoh Katolik Theophilus Bella dan mendiang Ny. SAL Tobing dan beberapa tokoh lainnya.
FKKJ sendiri arah perjuangannya adalah berjuang demi kesetaraan umat beragama khususnya Kristen yang banyak sekali disesah karena tindakan oknum yang intoleran. Selain di FKKJ sebagai Ketua Umum 1999 s/d 2006, Bonar juga terlibat di AYUB sebagai Ketua Dewan Pengawas (1999 s/d 2002) dan MUKI sebagai Ketua MUKI (2005 digantikan Djasarmen Purba.
Bonar Simangungsong yang pernah menempuh pendidikan di Sekolah di Rusia di Uni Soviet, “Odessa Polytechnical Institute, Odessa Sekolah Bahasa di Kiev, Ukraina (1962 s/d 1963) Sekolah di Amerika Serikat “Naval Post Graduate School; Computer Training selama 6 bulan (1974). Sekolah di Australia “Australian Administrative Staff College” (1980) dan Universitas Terbuka “Australian Administrative Staff College” (1996 s/d 2002).
Awal mendirikan MUKI sebagai alat permasatu gereja yang tujuannya memperjuangkan hak-hak umat Nasrani setara dengan umat yang lain. Terutama dalam bidang anggaran atau bantuan dari pemerintah.
Namun terlepas dari perjuangan-perjuangan tersebut ada cita-cita yang sebetulnya sudah terwujud di beberapa daerah yakni adanya setiap propinsi sebuah tempat atau gedung yang diberi nama Cristian center, di mana di gedung ini dibuat secretariat bersama untuk semua ormas atau lembaga kekristenan yang memang ada di daerah tersebut.
DKI Jakarta sendiri sempat tersiar pihak Pemda sudah menghibahkan tanah untuk membangun Cristian Center seperti yang pernah disampaikan mantan Sekjen MUKI Mawardin Zega ketika itu. Namun karena adanya beberapa persoalan internal kekristenan sendiri hingga saat ini belum terwujud.
Bonat Simangungsong ayah tiga anak ini, di saat-saat pandemic masih aktif memberikan materi dalam seminar maupun diskusi tentang kondisi kebangsaan kita saat ini.
Sedangkan pengalaman GAHARU sendiri sebagai media berbasis Kekristenan pernah mengawal Pak Bonar terkait dengan keberadaan sebuah gereja di kawasan Fatmawati Jakarta Selatan, yang terjadi sengketa. Entah kemudian selanjutnya kondisi gereja tersebut seperti apa, karena agak panjang dan melelahkan, smoga sudah selesai dengan persoalan gereja tersebut.
Akhirnya selamat jalan sosok pejuang oikumenis jejak langkahmu akan dilanjutkan para generasi berikutmu. YM