Majalahgaharu.com, Jakarta- Kidung pujian selama berabad lamanya menjadi pengiring liturgi gereja. Dalam perjalanannya, keberadaan kidung pujian hadir tidak hanya di dalam liturgi gereja, namun juga menjadi kebutuhan ibadah umat Tuhan di manapun berada.
Selama puluhan tahun gereja-gereja di Indonesia menggunakan Kidung Jemaat sebagai buku himne di dalam kebaktian. Tercatat sebanyak 478 lagu disusun dan diterbitkan oleh Yayasan Musik Gerejawi (YAMUGER) sejak tahun 1986.
Demi melengkapi Kidung Jemaat yang telah lebih dahulu diterbitkan, pada tahun 2017 YAMUGER kembali menerbitkan Kidung Keesaan.
Guna memperkenalkan lagu-lagu Kidung Keesaan kepada jemaat, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) bersama dengan YAMUGER berkolaborasi mengadakan acara Hymn Singing pada Sabtu sore (11/2), bertempat di auditorium Grha Oikoumene, Salemba, Jakarta Pusat.
Dengan tema “Love The Earth, love one another, and keep united” acara Hymn Singing ini menampilkan Svara YAMUGER, PS Teruna GPIB Nazareth, Kolintang Torang Samua Basudara, PS Mazmur Bakti Umum GIA, PS Kaum Lansia GKPI Rawamangun, PS Anak Ecclesia GKI Serpong, Fanning The Flame, PSDC GKJ Nehemia dan PS Pemuda GKP Depok, yang menyanyikan lagu-lagu Kidung Keesaan.
Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, M. Th, dalam khotbahnya sebagai Pelayan Firman di ibadah pembukaan mengangkat pesan dari 1 Tesalonika 5:16 tentang relasi antara sukacita dan rasa syukur. Dirinya juga berbicara tentang bagaimana umat harus bersyukur sebagai tanda ketidakberdayaan di mata Tuhan. Menurutnya, saat ini manusia acap kali abai akan rasa syukur di dalam kehidupannya sehari-hari sehingga jauh dari rasa sukacita.
“Bersyukur adalah sebuah tanda kemurahan hati. Bersyukur itu hanya lahir dari orang yang memiliki kerendahan hati. Dengan bersyukur kita mengakui semua anugerah Tuhan,” pesannya.
Pendeta yang menakhodai PGI sejak tahun 2019 itu juga mengungkap bahwa kidung puji-pujian yang dilantunkan dalam sebuah ibadah merupakan wujud dari ungkapan syukur yang bernilai setara dengan pesan khotbah.
“Ibadah kita tidak kurang di mata Tuhan walaupun tanpa adanya khotbah sekalipun. Lewat kidung puji-pujian yang kita lantunkan kita sudah ikut memuliakan nama Tuhan,” jelasnya.
Namun yang ikut menjadi catatannya saat ini adalah bagaimana umat dimampukan untuk menjawab tantangan dalam mengubah pesan yang terkandung di dalam setiap lagu pujian menjadi laku di dalam keseharian.
“Untuk itu saya mengajak saudara-saudara untuk selalu bersyukur di dalam hidup kita. Merubah syair lagu-lagu pujian untuk diterjemahkan da dipraktikkan ke dalam hidup kita,” ajaknya.
Pendeta Lenta Enni Simbolon, Sekretaris Eksekutif Bidang KPG (Keesaan dan Pembaruan Gereja) PGI sekaligus Ketua Panitia Hymn Singing, dalam pernyataan resminya menuturkan bahwa buku nyanyian ‘Kidung Keesaan’ ini menjadi penyempurnaan dari Kidung Jemaat yang terdiri dari 802 lagu dan lagu-lagu tersebut juga mencakup lagu-lagu Kidung Jemaat bahkan lagu yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan demikian Kidung Keesaan ini menjadi istimewa dan kaya.
Pendeta Lenni juga mengungkap, kemitraan yang terjalin di antara PGI dengan YAMUGER merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan, di mana buku nyanyian baru ini turut diperkenalkan oleh PGI kepada Sinode-sinode dan Gereja-gereja di Indonesia lewat sejumlah kegiatannya. Acara ini menjadi lebih istimewa, karena bertepatan dengan HUT ke-56 YAMUGER, yang jatuh pada 11 Februari.
“Walaupun acara hari ini akan berlalu namun kita akan terus memuji Tuhan dengan lagu pujian dan terus memperkenalkan Kidung Keesaan kepada Gereja-gereja di Indonesia,” tutupnya.
Acara Hymn Singing kolaborasi antara PGI dan YAMUGER turut dihadiri oleh Sekretaris MPH-PGI Pdt. Jaclevyn Manuputty dan Pdt. Daniel Zacharias, M.Th, Ketua Yayasan Musik Gereja Indonesia. Selama ibadah berlangsung sejumlah lagu pujian di Kidung Keesaan seperti Keberagaman, Tuhan Kau yang Maha Besar, Yesus Raja Damai, Masih Ada Waktu, Gembala Baik Bersuling Nan Merdu, Datanglah Ya Sumber Rahmat, Haleluya Pujilah Tuhanmu serta Firman-Mu Tuhan Suluh Bagiku dibawakan secara bergantian oleh peserta acara.
Penampilan yang memukau seluruh peserta acara juga dipersembahkan oleh Band Rawinala, yang membawakan Kidung Keesaan 565 berjudul Kasih Pasti Lemah Lembut, ciptaan Yuda Mailool.
Seluruh rangkaian acara Hymn Singing ditutup dengan pemotongan Kue Ulang Tahun ke-56 YAMUGER oleh segenap pengurus YAMUGER dan MPH-PGI.