Rayakan HUT Ke 80 Tahun Jannes Hutagalung Launching Buku “Di Jalanku ‘Ku Diiring”

Ayo Bagikan:

Majalahgaharu.com Jakarta Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun BPK Gunung Mulia, dan juga yang diperingati sebagai Hari Reformasi Gereja sedunia, Jannes Hutagalung meluncurkan buku berjudul  “Di Jalanku ‘Ku Diiring”  Kamis 31 Oktober 2024 bertempat di aula Gereja Kristen Indonesia (GKI), Kwitang, Jakarta Pusat. Buku yang terdiri dari 14 bab ini merupakan rekaman kehidupan Jannes Hutagalung, mulai dari lahir di Tarutung, di Lembah Silindung, Sumatra Utara, pada tahun 1944, sampai ia merayakan ulang tahun ke-80 pada tahun 2024 ini.

Jannes Hutagalung, bersama istri, Sondang Mariati br. Harahap, telah diberkati dengan kisah-kisah hidup yang panjang. Anak-anak beliau—David, Martin, dan Ronald—masing-masing telah berkeluarga dan menganugerahinya delapan orang cucu, empat laki-laki dan empat perempuan.

Jannes Hutagalung kini masih aktif sebagai Ketua Umum Yayasan BPK Gunung Mulia, Komisaris di Asuransi Jiwa Avrist, juga sebagai Vice President Board of Trustees Centennial Fund, WSCF, Jenewa, di samping terlibat dalam berbagai kegiatan gerejawi, seperti sebagai anggota dua kor di gerejanya, GKI Pondok Indah. Namun, jauh sebelumnya,  ia menjabat di berbagai posisi di lingkungan Kementerian Keuangan (dulu: Departemen Keuangan), seperti antara lain: Executive Director di Bank Dunia untuk Grup Konstituensi Asia Tenggara (South East Asia Voting Group/SEAVG). Tiga kali ditugaskan oleh negara untuk bekerja di Bank Dunia.

Sebagai PNS (sekarang ASN), karier Jannes bertumbuh di Departemen Keuangan, mulai dari Direktorat Persero dan Badan Usaha Negara (1973), Direktorat Dana Luar Negeri, Pusat Pengolahan Data dan Informasi Anggaran (PPDIA), sampai Direktorat Tata Usaha Anggaran. Jannes pun terlibat dalam berbagai proyek pembangunan, menegosiasikan berbagai pinjaman luar negeri untuk pembangunan, sampai menjadi komisaris di beberapa perusahaan dan badan usaha milik negara. Sebagai pegawai negeri, Jannes memang harus siap ditugaskan di mana saja dan mengerjakan apa saja.

“Saya mencapai usia pensiun pada tahun 2004 (umur 60 tahun), lebih dari dua puluh tahun yang lalu. Akan tetapi, rupanya Tuhan atur agar saya tetap aktif bekerja dan berkarya. Tenaga dan pikiran saya masih tetap dipakai di Departemen Keuangan sebagai staf khusus Menteri Keuangan dan staf khusus Menteri Koordinator Perekonomian sampai dengan tahun 2008, saat saya berusia 64 tahun. Selanjutnya, saya bekerja sebagai konsultan dan komisaris perusahaan, serta aktif dalam kegiatan sosial lainnya,” tulisnya dalam buku ini.

Hidup dan perjalanan karier Jannes penuh kesibukan yang mengasyikkan. Pengalaman berkali-kali ke luar negeri, bertemu berbagai tokoh dan negarawan besar, menegosiasi berbagai proyek dan anggaran keuangan, merupakan rahmat Tuhan yang ia syukuri. “Namun, yang saya pikir anugerah terbesar bagi saya adalah orang-orang yang ada di sekitar saya: Istri saya, Sondang, anak-anak dan cucu-cucu, keluarga besar, dan tentu saja kolega, sejawat, dan sahabat-sahabat,” tulisnya lagi.

Mereka inilah yang menurutnya memberikan warna pelangi dalam hidupnya. Mereka semua yang menerakan cerita dalam perjalanan usianya. “Karena itu, saya ingin menuliskan kisah ini untuk mereka, terutama untuk cucu-cucu saya. Biarlah mereka tahu kisah hidup dan pengalaman ompung doli mereka,” tulis Jannes.

Dalam peluncuran buku ini, Jannes sangat berbahagia karena para kerabat dan mantan rekan sekerja bisa hadir. Di dalam buku ini sendiri, beberapa rekan kerja seperti Prof. Dr Dorodjatun Koentjoro-Jakti menuliskan Kata Pengantar. “Kepercayaan saya pada Saudara Jannes membuat saya memperluas

kerja sama ke sektor bisnis Indonesia pada periode 2020-an. Kepercayaan ini membuat saya meminta Saudara Jannes menggantikan posisi saya di sebuah perusahaan. Persahabatan kami pun terus berjalan hangat sampai hari ini,” tulisnya. “Semoga buku biografi Saudara Jannes ini menunjukkan betapa ‘misteriusnya’ keterlibatan karier kami berdua untuk waktu yang demikian lama. Menyimak buku ini, tentu seperti saya juga, bersama kita dapat ‘mengenal’ perjalanan yang panjang, mulai dari posisi sebagai Dosen FEUI, antara lain untuk Program Extension sampai dengan saat saya mulai mengurangi keterlibatan dalam kepemerintahan Indonesia, lalu di dalam karier bisnis saya.”

Sementara itu, Nuah Berdikari, Direktur PT BPK Gunung Mulia menyebutkan bahwa kesuksesan dalam karier Jannes Hutagalung ternyata menular dalam relasinya dengan keluarga. Di tengah segala kesibukannya, Jannes selalu mengutamakan kebersamaan dengan keluarga. Momen Natal menjadi hal yang sudah pasti diramaikan dengan kehadiran keluarga besarnya, terutama anak-anak, para mantu, dan cucu-cucu. “Kedekatan itu terlihat juga dalam buku ini, di mana banyak sekali foto kebersamaan bersama keluarga besarnya, The Hutagalungs. Berbagai testimoni dari keluarga, sahabat, dan rekan kerja menjadi bukti kompetensi serta tanggung jawabnya dalam setiap pekerjaan yang dipercayakan kepadanya,” katanya. Ia berharap ini makin banyak orang terberkati dan termotivasi melalui kisah-kisah inspiratif Pak Jannes dalam buku ini

Dihadiri oleh lebih dari 50 orang undangan, acara peluncuran ini berjalan seru dan penuh kehangatan. Suasana kekeluargaan dan penuh nostalgia mewarnai kegiatan ini. Selain istri dan cucu, Dr. Chandra Emirullah ,mantan asisten Pak Jannes ketika ia ditugaskan di Bank Dunia, juga memberikan sambutan.

Sementara itu, undangan yang hadir antara lain dari para rekan kerja Jannes Hutagalung di Departemen Keuangan dulu. Acara ini diawali oleh ucapan selamat datang dari Bp. DR. Chandra Hutagalung, kemudian diisi dengan sambutan dari Mira Amahorseya, rekan Jannes Hutagalung di Yayasan BPK Gunung Mulia dan dilanjutkan dengan narasi singkat mengenai isi buku oleh penulis, Donna Widjajanto.***

 

 

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Jambore Futsal Anak Ke-VII, Ajak Anak-anak Berkompetisi Secara Sehat

Sun Nov 3 , 2024
Majalahgaharu.com Jakarta  Perhelatan Jambore Futsal Anak (JFA) kembali bergulir. Event tahunan yang telah memasuki penyelengaraan ketujuh kalinya ini mengangkat tema yakni “Kompetisi Sehat, Pilihan Tepat”. Martin Agnito Nababan selaku Ketua Panitia menjelaskan alasan dibalik pemilihan tema JFA ke-VII. “Jadi, mengapa ‘Kompetisi Sehat,Pilihan Tepat’ yang menjadi tema JFA ke-VII, alasannya karena […]

You May Like