MUKI bersama-sama PEREKAT menyelenggarakan bedah buku “Ledakan Penduduk Mengakibatkan Krisis Bumi” karya dr. Merphin Panjaitan, Senin (28/04) di Aula Kantor DPP MPP Kuningan.
Sebagai penyelenggara Ketua MUKI Djasermen Purba dalam sambutan mengatakan bahwa buku ini diterbitkan oleh MUKI. Nanti buku ini akan diedarkan ke universitas-universitas dan kementerian.
Penulis, dr. Merphin Panjaitan memaparkan bahwa buku ini sebenarnya kumpulan paper yang pernah dibuatnya. Tujuannya, mengingatkan bahayanya ledakan penduduk bumi.
“Belum satu abad, 1930 2 milyar dan 2023 menjadi 8 milyar. Ini yang disebut ledakan penduduk bumi dan ini ancaman. Indonesia sendiri tiap tahun nambah 3 juta,” paparnya sembari menambahkan bahwa penting tumbuhan dan hewan punya hak yang sama juga.
Salah satu cara menghentikan ledakan penduduk ini harus melibatkan perempuan. Perlu penguatan kader ibu-ibu. Kalau ledakan ini tidak berhenti maka satu abad ke depan penduduk bumi bisa 16 milyar.
“Solusinya penguatan perempuan, bisa menekan laju penduduk. Melibatkan banyak perempuan signifikan mengontrol fertalitas.”
Para penanggap antara lain Pdt. Brigjend (Purn) Harsanto Adi menanggap dengan menyoroti dampaknya ledakan penduduk seperti krisis lingkungan, kemiskinan dan kriminilitas.
“Solusinya misalnya menggalakkan KB, pendidikan perempuan, pengembangan teknologi pertanian, penggunaan energi terbarukan dan lainnya,” ujar Ketum API ini.
Sementara Ketua Harian MUKI Jannus Hutapea menyoroti buku ini 17 Bab dengan 170 hlm masih kurang luas dibahas. Kemudian 2050 menjadi 9,9 milyar bagaimana kemampuan bumi menanggungnya.
“Ledakan penduduk menurut teori roalcoaster perlu dimasukkan karena secara teori 2100 akan ada pengurangan jumlah penduduk seperti dialami Jepang, Jerman, Singapura dan lainnya.”
Sementara penanggap lain, Ketum PPHKI Michael Hutagalung lebih tertarik mempertanyakan apakah ledakan penduduk atau pertumbuhan penduduk, ini jelas ada perbedaan defenisi.
“Kami kira bukan ancaman ledakan penduduk tetapi penting memanej pertumbuhan penduduk hubungannya dengan wilayah. Saat ini kepadatan penduduk dunia baru 16 per km belum tepat kalau disebut ledakan penduduk.”
Penanggap lainnya, Ketum Pewarna Yusuf Mujiono menyampaikan bahwa buku ini harus diapresiasi terutama tujuannya untuk meningkatkan derajat perempuan.