Jakarta, majalahgaharu.com- Sejak mewabah di Tiongkok pada Desember lalu, hingga saat ini penyebaran virus corona telah menginfeksi lebih dari 110.000 orang, dengan pasien meninggal mencapai lebih dari 3.600 orang di lebih 80 negara, di seluruh penjuru dunia.
Di Indonesia sendiri wabah Covid-19 (Corona Virus Disease-19) telah menyerang setidaknya 686 orang, per 25 Maret 2020. Tak hanya merenggut nyawa manusia namun dampak sosial yang ditimbulkan oleh virus penyebab SARS (Severe Acute Respiratory Syndrom) Covid-19 itu juga sangat signifikan terhadap perputaran ekonomi di dalam negeri.
Pelbgagai upaya pencegahan dan melawan Covid-19 gencar dilakukan pemerintah maupun masyarakat. Seperti yang turut dilakukan oleh aktivis perempuan di DKI Jakarta, Harti Hartidjah, SE., SH.
Harti turut mengingatkan kepada masyarakat luas untuk turut bersama pemerintah dalam memerangi Covid-19. Langkah itu, tambah Harti, dapat diaplikasikan dengan mematuhi imbauan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
“Kita berharap masyarakat itu sedari dini menyadari cara memutus mata rantai penyebaran virus corona. Secara khusus saya mengimbau kepada kaum perempuan, untuk menghindari perkumpulan-perkumpulan dengan banyak orang yang umumnya dilakukan, seperti arisan dan lain-lain,” ujar Harti saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu sore (25/03/2020).
Wanita yang kini menjabat sebagai Bendahara Umum Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili (PGLII) wilayah DKI Jakarta ini juga meminta masyarakat untuk tidak menganggap remeh pandemi Covid-19. Terlebih di banyak kasus orang yang terinfeksi Covid-19 tidak menunjukkan gejala-gejala yang bersifat umum seperti flu, batuk, maupun panas tinggi.
“Orang yang terinfeksi virus ini kan pada awalnya kelihatan biasa-biasa saja, seperti yang terjadi pada Bupati Karawang. Orang yang terjangkit merasa baik-baik saja, tidak menunjukan sesuatu yang berbeda. Namun ketika diperiksa lebih lanjut barulah ketahuan positif,” jelasnya.
Sebagai langkah pencegahan, Harti lalu mengajak masyarakat untuk mengedukasi keluarga mereka masing-masing akan pentingnya menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.
“Saya berharap masyarakat kita juga menjaga kebersihan lingkungan, keluarga, anak-anak. Yang paling perlu juga adalah mengajarkan anak-anak kita untuk rajin mencuci tangan, karena mencuci tangan dapat menekan penyebaran kuman,” tambah Harti.
Terkait imbauan pemerintah yang menyarankan agar masyarakat tetap berada di rumah diakui Harti menjadi buah simalakama. Menurutnya kondisi ini sangat memprihatinkan, terlebih jika melihat fakta di lapangan bahwa ada banyak profesi atau sumber mata pencaharian masyarakat yang sangat bergantung dari pemasukan harian.
“ini sangat memprihatinkan. Tetapi dengan kondisi saat ini ya apa boleh buat. Saya berharap kepada kawan-kawan yang mungkin ekonominya lebih baik ya, ayolah kita care kepada masyarakat yang tidak mampu. Walaupun tidak bisa secara keseluruhan kita bantu, tetapi setidaknya apa yang bisa kita jangkau mari kita bantu,” ucapnya dengan nada prihatin.
Selain menghantam perekonomian dalam negeri, Harti juga melihat ada permasalahan lain yang ikut membebani masyarakat Indonesia saat ini, yakni kelangkaan masker. Padahal, tambahnya, keberadaan masker sebagai salah satu komponen Alat Pelindung Diri memiliki dampak yang sangat vital dalam menekan laju penyebaran pandemi Covid-19.
“Jadi kondisi sekarang untuk memperoleh masker memang luar biasa sulit. Jadi banyak kawan-kawan kami, dari kalangan masyarakat, yang mengalami batuk-batuk tetapi tidak memiliki masker. Jadi bagaimana imbauan pemerintah atau dinas kesehatan untuk memakai masker bila sakit bisa dilakukan, kalau mereka sendiri tidak memiliki masker. Jangankan masyarakat dengan ekonomi lemah, masyarakat yang mampu saja ingin mendapatkan masker tetapi lagi-lagi kondisinya sangat langka,” sambungnya.
Sebagai solusi atas kelangkaan yang terjadi, dirinya bersama sejumlah pihak juga ikut terjun ke lapangan untuk membeli dan mendistribusikan sejumlah masker kepada masyarakat.
“Seberapa (masker) yang kita temukan pasti kita beli, dan kita bagikan kepada siapa saja yang membutuhkan. Dan kebetulan tadi malam ada informasi yang masuk bahwa banyak orang mengalami batuk, pilek, mau ke rumah sakit tetapi tidak punya masker. Mau tidak mau kita mencoba mencari barang (masker) tersebut, lalu mengirimkannya melalui ojek online,” kata Harti lagi.
Salah satu wacana yang berkembang dan turut menyita perhatian publik adalah soal pemberlakuan lockdown guna menekan laju angka manusia yang terpapar Covid-19. Dalam pandangannya Harti menilai kebijakan tersebut bisa saja dilakukan, namun untuk lingkup yang terbatas.
“Kalau menurut saya lockdown itu perlu dilakukan namun perkota saja. Jika ada wilayah yang diperkirakan agak rawan. Namun jika bicara lockdown secara keseluruhan, kita harus memahami bahwa negara kita secara prinsipnya, dalam pemikiran saya pribadi, pemerintah harus melakukan penguatan di beberapa lini terlebih dahulu. Itu menurut saya pribadi ya,” imbuhnya.
Di penutup, Harti kembali mengajak masyarakat untuk bahu-membahu dalam menghadapi kondisi bangsa saat ini. Konkretnya, masih menurut Harti, dengan mewujudkan kepedulian terhadap sesama.
“Kita sudah bergerak. Beberapa kawan sejak beberapa bulan lalu juga sudah bergerak. Jadi seperti yang saya sampaikan, sedapat mungkin mereka (relawan) lakukan, seperti mencari masker, disinfektan, maupun sejumlah jenis vitamin. Menang tidak di semua tempat kita turun, namun kita menjangkau semampu yang kita bisa dengan tetap memperhatikan imbauan dari pemerintah,” jelasnya.
Dia juga mengapresiasi dan menyemangati seluruh tenaga medis dan relawan yang mendedikasikan diri mereka untuk memerangi wabah Covid-19.
“Tetap semangat para tenaga medis Indonesia dan para relawan. Terima kasih untuk pengabdian dan pelayanannya,” tutup Harti Hartidjah.