Tangerang Selatan, majalahgaharu.com- Indonesia kembali kehilangan seorang musisi legendarisnya, Glenn Fredly. Pemilik nama lengkap Glenn Fredly Deviano Latuihamallo itu berpulang setelah berjuang melawan meningitis yang dideritanya, di Rumah Sakit Setia Mitra, Jakarta Selatan, Rabu malam (08/04/2020).
Glenn Fredly tak hanya sekedar seorang musisi, namun telah lama menjelma sebagai ikon perjuangan toleransi antar umat beragama. Maka tak heran jika rasa kehilangan tidak hanya datang dari kalangan seprofesi, namun juga dari masyarakat Indonesia, khususnya yang berasal dari kawasan Timur Indonesia.
Ungkapan berbelasungkawa datang pula dari Dewan Pengurus Pusat Persatuan Masyarakat Kristen Indonesia bagian Timur (DPP PMKIT). Melalui sebuah pesan singkat yang dikirimkan ke redaksi Majalah Gaharu Ketua Umum DPP PMKIT, Pdt. Wilhelmus Latumahina, mengungkapkan rasa dukanya yang mendalam atas kepergian Glenn Fredly.
“Turut Berbelasungkawa atas kepergian ke Rumah Bapa di Sorga Alm. Glenn Fredly Deviano Latuihamallo. Kepada keluarga besar, istri dan anak, kiranya diberikan Tuhan penghiburan dan kekuatan yang sesungguhnya,” tulis Gembala Sidang GBI (Gereja Bethel Indonesia) jemaat Bethesda, Sarua, Tangerang Selatan, itu, Jumat pagi (10/04/2020).
Wilhelmus menjelaskan, sosok Glenn di mata masyarakat di bagian Timur Indonesia tak sebatas seorang musisi nasional yang karya-karyanya akan selalu terpatri di hati. Namun, kehadiran Glenn di kancah musik nusantara bagaikan “Mutiara Hitam” dari Timur.
“Almarhum Glenn Fredly merupakan seorang musisi nasional, Mutiara Hitam dari Timur Indonesia, dan aset bangsa,” paparnya.
Glenn Fredly pergi untuk selamanya di usia 44 tahun meninggalkan seorang istri, Mutia Ayu, dan seorang putri bernama Gewa Atlana Syamayim Latuihamallo. Sepanjang karirnya, Glenn turut menyoroti isu-isu perdamaian dan keberagaman. Lewat film Cahaya Dari Timur, dirinya juga berupaya menumbuhkan kecintaan masyarakat Indonesia kepada dunia sepakbola Tanah Air sekaligus mengampanyekan nilai-nilai kemanusiaan.
Glenn juga giat mempromosikan keindahan alam di bagian Timur Indonesia. Satu di antaranya mempromosikan keindahan alam di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, melalui karyanya yang berjudul “Romansa ke Masa Depan” dan “Selesai”.