Bandung, Dalam wisuda mahasiswa teologia Kharisma Bandung di bawah kepemimpinan Pdt Dr. Rubin Adi Abraham yang sekaligus juga Ketua Harian Sinode Gereja Bethel Indonesia, Rabu 21/10/20 di Bandung, jawa Barat. Dalam acara wisuda tahun 2019/2020 dilaksanakan secara onside serta daring atau virtual, di mana masing-masing angkatan diwakili satu mahasiswa baik program S-1, S-2 dan S-3 nya.
Gelaran wisuda diawali dengan kotbah pengantar yang disampaikan langsung oleh ketua STT Kharisma Pdt Rubin Adi Abraham dengan tema mengabdi di masa pendemi dengan mendasarkan bacaan alkitab dari 2 Tim 4:1-5.
Rubin menekankan dalam situasi apapun baik dan tidak baik firman harus tetap disampaikan. Karena itu hendaknya setiap anak-anak Tuhan harus tetap setia melakukan pelayanan kepada Tuhan dan jiwa-jiwa yang dilayani baik di masa sukar maupun masa senang.
Ada tiga hal menurut Rubin yang harus terus didorong untuk menjadi pelayan yang setia, pertama diawali dengan sebuah pertanyaan siapa yang harus melayani di hadapan Allah dan Yesus Kristus. Dengan pertanyaan itu berarti kita harus melayani dengan sungguh-sungguh, karena yang memerintahkan adalah sang pencipta langit dan bumi, untuk itu setiap kita harus bertanggung jawab kepadanya, itulah yang mendorong untuk mengambil bagian dalam pelayanan.
Artinya yang mendorong untuk melayani itu bukan karena pendeta, penatua atau para pengerja gereja atau isteri dan suami tetapi Tuhan sendiri yang mendorong untuk melayaninya. Oleh karenanya dalam pelayanan ini semata untuk kemulian namaNya saja.
Lalu hendaknya sebagai pelayanan Tuhan harus hidup benar dan bertanggungjawab terhadap semua pelayanan dan seluruh hidup ini, dengan memiliki rasa takut akan Tuhan, hormat dan gentar pada Tuhan. Kemudian pelayanan harus dimotivasi dengan ketulusan bukan untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri.
Kedua mengenai tugas setiap kita yakni beritakan firman, kenapa harus memberitakan firman karena ini menentukan hidup dan matinya manusia secara kekal. Karena siapa yang menerima firman akan selamat sebaliknya kalau yang menolak akan binasa sampai selamanya, Yoh 20:1. Untuk itu siapapun kita harus memberitakan firman agar banyak orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan memperoleh hidup yang kekal .
Jadi baik atau tidak baik firman itu tetap harus diberitakan, seperti masa-masa ini sepertinya masa yang tidak baik tidak nyaman dikarenakan pandemic corona telah melanda seluruh dunia kurang lebih 40 juta seluruh dunia terkena virus ini dan 10 juta mati.
Realiatas saat ini banyak orang takut mati, jangan-jangan kalau mereka mati tidak memperoleh hidup kekal, makanya sudah menjadi tugas kita untuk memberitakan Injil kepada mereka. Banyak orang kuatir akan terjadi krisis ekonomi, krisis sosial yang mengancam, kita harus membawa kabar baik kepada mereka. Layaknya seorang dokter dan tenaga medis yang bertaruh nyawa untuk mereka yang terkena covid19, maka kita harus setia melayani. Saat ini yang dibutuhkan orang bukan semata kesehatan fisik tetapi juga secara mental spiritual yang sifatnya kekal.
Beruntung sekalipun di saat pandemic ini, ada kemudahan bagaimana kita bisa memberitakan Injil melalui sosial media. Jangan hanya tunggu undangan kotbah di gereja, karena kenyataan banyak pintu gereja hingga saat ini belum dibuka.
Namun dalam penginjilan bisa melalui youtube, istagram, Face book dan media sosial lainnya. Seperti yang dilakukan salah satu lulusan STT Kharisma dengan membuat konten youtube dengan materi kotbahnya ternyata lebih banyak menjangkau orang sampai puluhan ribu. Hal ini sangat efekti bisa dilakukan dibanding dengan kotbah onside. “Bisa dikatakan walaupun saat pandemic ada ruang terbuka lebar”, tegasnya.
Ketiga saat ini adalah masa orang yang lebih suka membuka telinganya bagi dongeng, ini masa post truth atau pasca kebenaran. Masa post truth di mana adalah masa dibentuk oleh karena sentiment secara emosional dan kepercayaan didasarkan bukan fakta dan rasio. Sehingga ketika ada orang mempercayai berita kebohongan akan mempertahankan secara matia-matian pendapatnya itu.
Indonesia masa post truth ini dibicarakan secara meluas saat kampanye 2019 yang lalu, ada salah satu calon presiden sudah mengklaim kemenangan sebelum perhitungan resmi dilakukan oleh KPU. Maka ketika dinyatakan calon lain yang menang, pengikutnya berkata curang karena sudah konspirasi dan sebagainya.
Masa post truh masa orang percaya hoax mempercayai terori konspirasi seperti kata firman orang menolak kebenaran dan lebih membuka telinga bagi dongeng. Dongeng bisa dikatakan cerita hoax seperti demo yang merebak di mana-mana menolak undang-undang Omnibuslaw cipta kerja, hanya karena hoax.
Padahal seharusnya kalau memang tidak terima dengan undang-undang cipta kerja tersebut bisa menempuh jalur hukum seperti di MK dan sebagainya. Namun memang inilah masa post truth itu sedang bekerja.
Lalu bagaimana di kekristenan itu sendiri, saat ini banyak orang mengumpulkan guru-guru menurut kesenangan mereka, tetapi apa yang diajarkan itu tidak benar. Untuk itulah hendaknya memegang ajaran alkitab secara konsekuen, masalah orang yang membaca alkitab bilang bahwa penafsirannya yang paling benar bukan orang lain.
Oleh karenanya alkitab sebagai sumber utama solascriptura memperhatikan konsili-konsili gereja yang telah diambil berabad-abad yang lampau, kita mendengar bapak-bapak gereja yang konservatif yang kemudian melahirkan pengakuan-pengakuan iman, termasuk pengakuan iman di gereja masing-masing, inilah yang menjadi rel dan arah yang bisa dipegang, sebab pada kini ada orang bilang teologianya sudah makin maju, makin berkembang ada hal-hal baru yang diungkapkan padahal alkitab katakan tidak ada hal-hal yang baru dimuka bumi ini.
Bisa dipikir itu hal baru tetapi sebetulnya hal yang lama dikarenakan kita jarang membaca atau bahkan malas membaca. Jangan percaya kalau ada orang yang mengatakan menemukan hal baru dan semua tulisan yang sudah berabad-abad itu dianggap nisbi, dengan alasan ada urapan baru percayalah itu dongeng dan memakai teori konspirasi. Jangan hanya karena pandai bicara di youtube yang pandai memakai diksi dan narasi yang memancing emosi. Sehingga terjadilah konflik.
Marilah tetap setia dengan tetap menjunjung nilai kebenaran sesuai dengan apa yang diajarkan bapak-bapak gereja.
Kemudian Pdt Yulius Ishak sebagai pendiri menyapaikan ucapan selamat karena dengan di wisudanya mahasiswa kali ini hati Tuhan sukacita tetap berdiri teguh di dalam Tuhan dan lakukan pengharapan mu atas kasih karunia, bukan karena kuat dan gagah dan bukan karena kekuatan karena ilmu pengetahuan, kesehatan panjang umur tetapi semata karena kasih karunia, untuk itu jangan turuti hawa nafsu. Ym