Majalahgaharu.com Jakarta Pengenalan dan pembelajaran tindakan pertolongan pertama pada kasus kegawatan khususnya demam berdarah dengue menjadi suatu hal yang sangat penting, pengenalan dan pembelajaran tersebut bukanhanya penting bagi tenaga medis saja, namun juga bagi orangtua dan tenaga kader. Hal ini dikarenakan kondisi kegawatan pada kasus demam berdarah dengue yang pertama kali menghadapi adalah orang tua atau orang terdekat, mengingat pentingnya pengetahuan mengenali kondisi kegawatan pada kasus demam berdarah dengue maka perlu dilakukan penyuluhan, semakin cepat mengetahui kegawatan dan dibawa ke rumah sakit, maka tentunya dapat meningkatkan peluang korban ditangani dengan baik dan tepat.
Berdarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan, terdapat 627 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Ibu Kota selama periode 1 Januari-19 Februari 2024. Data kasus menunjukkan peningkatan yang tajam mulai minggu ke-5, yaitu di awal bulan Februari,” kata Kepala Dinkes DKI Jakarta. Selama periode tersebut, kasus DBD Ibu Kota paling banyak tercatat di Jakarta Barat, yakni 208 kasus. Di Jakarta Timur ada 161 kasus, Jakarta Selatan 145 kasus, Jakarta Utara 74 kasus, Jakarta Pusat 34 kasus, dan Kepualuan Seribu 5 kasus. Meski ada peningkatan, penyebaran DBD di Ibu Kota masih cukup terkendali dengan rasio indeks 5,57 kasus per 100.000 penduduk. Namun, sejauh ini belum ada kasus kematian karena DBD.
Untuk itu menyikapi hal ini, tim dosen Prodi Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Kristen Indonesia melakukan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Kelurahan Cawang, Jakarta Timur, dengan memberi edukasi kepada masyarakiat dengan judul ”Edukasi Pengenalan dan Pembelajaran Tindakan Pertolongan Pertama pada Kasus Kegawatan Demam Berdarah Dengue kepada Kader dan Keluarga di Kelurahan Cawang Jakarta Timur”.
Kegiatan ini dilakukan secara onsite di ruang Aula pertemuan Kelurahan Cawang, dengan dihadiri 45 orang secara antusias. Tim PkM dosen dalam kegiatan ini terdiri dari tiga orang dosen, Adventus MRL, SKM., M.Kes, Ns. Hasian Leniwita, M.Kep, Ns. Elizabeth Risha Murlina Lema, M.Kep, juga melibatkan dua orang mahasisawa prodi keperawatan: Ronauli Sihombing dan Depi Febri.
Pada kesempatan ini dijelaskan Komplikasi Demam Berdarah Dengue. Adventus MRL, SKM., M.Kes menjelaskan bahwa penanganan cepat dan tepat merupakan kunci dari penanganan demam berdarah. Pasalnya, komplikasi demam berdarah sangat berbahaya, bahkan bisa berujung kepada kematian. “Pendarahan, biasanya ditandai dengan gusi berdarah, mimisan, muntah hitam, perdarahan di bawah kulit, batuk darah, dan buang air dengan feses warna hitam atau merah pekat. Lalu Dengue Shock Syndrome ditandai dengan gejala dehidrasi, bradikardia, hipotensi, pupil mata melebar, napas tidak teratur, kulit pucat, dan keringat dingin.”
Bila penanganan sampai terlambat, menurut Adventus, pasien akan mengalami Gagal Ginjal Akut yang berujung pada Edema Paru yang merupakan komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat dari pemberian cairan yang berlebihan. “Jika tidak segera ditangani, penderita berisiko mengalami gangguan fungsi organ tubuh, bahkan bisa menyebabkan kematian,” ujarnya.
Pada kesempatan ini Tim PkM memberikan lembar kuisioner dan sesudah pemberian materi juga ada lembar kuisioner yang diberikan kepada peserta. Peserta sangat antusias dalam kegiatan edukasi tim PkM. Tim PkM juga memberikan cenderamata sebagai bentuk ucapan terima kasih atas partisipasi aktif terlibat dalam kegiatan PkM. Semoga semua peserta PkM sebagai petugas panti tetap dalam keadaan sehat-sehat.