Jakarta, majalahgaharu.com – Desember memang telah berlalu, namun sukacita Natal masih begitu terasa. Dengan semangat sukacita itu Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA Indonesia) bersama dengan sejumlah organisasi massa Kristen yang terdiri dari Asosiasi Pendeta Indonesia (API), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Forum Musyawarah Antar Gereja (FORMAG), Badan Musyawarah Antar Gereja Nasional (BAMAGNAS), Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI), Garda Mencegah Dan Mengobati (GMDM), STT Sunsugos, STT IKAT, STT Pokok Anggur, PPHKI (Perhimpunan Profesi Hukum Kristiani Indonesia) dan lembaga aras menyelenggarakan perayaan natal bernuansa nusantara. “Kejarlah Damai Sejahtera dan Hidup Saling Membangun” diangkat sebagai tema perayaan yang diadakan di Function Hall Graha Rehobot Ministry, Mall Artha Gading, Jakarta Utara, pada Rabu petang (09/01/2019), itu.
Perayaan Natal Nusantara diawali dengan ibadah dan pujian yang dipimpin oleh muda-mudi lintas gereja. Persembahan pujian silih berganti dibawakan oleh STT Sunsugos dan STT Pokok Anggur. Mantan penyanyi cilik Indonesia era 2000-an, Tina Toon, ikut menyumbang suara emasnya di ibadah. Sebelum melayani, Tina sempat berkesaksia dan menuturkan harapannya di hadapan 400-an hadirin yang datang dengan mengenakan pakaian adat, bahwa tahun yang baru mesti diisi dengan sebuah kesungguhan dalam melayani Tuhan. Selain Tina Toon dan Clara Panggabean, tampil juga Alfonso Sahetapy, Stephanie Erastus, PGLII Choir, GMDM Vocal Group. “Mudah-mudahan di tahun ini kita bisa setia melayani lebih lagi untuk Tuhan dan sesama,” ujar Tina sesaat sebelum membawakan pujian berjudul “Hidup Ini Adalah Kesempatan”. Tina juga berkisah bahwa pertolongan Tuhan begitu dirasakan sepanjang hidupnya. Untuk itulah ia mengajak hadirin untuk senantiasa berserah kepada penyertaan Tuhan di tahun yang baru ini.
“Baru memasuki tahun 2019 kita tidak tahu apa yang terjadi. Tapi saya percaya kalau kita telah ditolong oleh Tuhan pada tahun-tahun sebelumnya, maka Tuhan yang sama akan menolong kita di tahun yang baru ini,” ucapnya kembali sebelum melantunkan pujian “Bersama-Mu”, yang diamini oleh para hadirin.
Di sela-sela ibadah, sejumlah pimpinan aras, ormas Kristen, perwakilan Kementerian Agama Republik Indonesia maupun gereja turut serta dalam prosesi terang lilin dengan iringan lagu “Malam Kudus” yang dibawakan oleh Clara Panggabean. Di antaranya adalah perwakilan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Haposan Sianturi dan Pdt. Dantje Wulur yang mewakili Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta di Indonesia (PGPI). Untuk PGLII diwakilkan oleh Pdt. R.B. Rory. Sedangkan dari MUKI, diwakili langsung oleh Ketua Umum Djasarmen Purba. Ikut dalam prosesi itu pula Pdt. Brigjen (Purn) Harsanto Adi yang mewakili API serta Ketua Umum PEWARNA Indonesia Yusuf Mujiono. Sementara itu untuk gereja, diwakili oleh Ketua Sinode Gereja Suara Kebenaran Injil (GSKI) Pdt. Erastus Sabdono. Dari GMDM, diwakili oleh Pdt. Jefri Tambayong.
Refleksi Natal oleh Pdt. Dr. Erastus Sabdono. Erastus memberi penekanan kepada tema yang membahas seputar hidup dalam damai sejahtera dan membangun di dalam Tuhan. “Saya kira tema-tema seperti ini merupakan tema yang tidak asing. Jujur memang mudah kita menyusun redaksional kalimat tema dan subtema. Seringkali tema datang tidak menambah dan pulang tidak mengurangi. Tidak ada pertanggung jawaban terhadap tema-tema yang diusung, yang disusun seindah-indahnya. Terdengarlah serohani-rohaninya. Apakah kita sungguh-sungguh berkomitmen untuk mengejar damai sejahtera dan hidup untuk membangun?” tanyanya. Secara mendalam Pdt. Erastus juga mengurai tentang hidup yang berkenan di dalam Tuhan. Dengan tegas ia menggarisbawahi, bahwa mustahil untuk mencapai sebuah kedamaian tanpa melalui cara-cara yang dikehendaki Tuhan, yakni sebuah kerinduan untuk hidup dengan berkaca pada karakter-Nya. “Tidak mungkin kita memiliki damai Tuhan kalau kita tidak memiliki karakter-Nya,” tegasnya.
Erastus juga mengingatkan agar pewarta Kristen, khususnya PEWARNA Indonesia menyadari salah satu tugas perannya dalam membangun umat melalui pewartaan. Meski pun, lanjutnya, pewarta sendiri kerap diperhadapkan dengan kondisi yang penuh keterbatasan. Dalam konteks Natal, Erastus berkata, bahwa tempatnya selalu terbuka untuk digunakan oleh umat yang memiliki kerinduan memuji nama Tuhan. “PEWARNA harus memiliki peran, sebab tulisanmu bisa lebih tajam dari khotbah pendeta di mimbar. PEWARNA harus cerdas dan berhikmat. Saya mengerti kondisi mereka, sebab beberapa kali saya bersama mereka dalam beberapa kesempatan. Saya mengatakan, gunakanlah tempat ini sebab tempat ini merupakan rumah Tuhan,” ujarnya menyemangati awak PEWARNA Indonesia. Rangkaian ibadah dan perayann Natal Nusantara yang diselenggarakan PEWARNA Indonesia bersama dengan lembaga aras dan ormas Kristen menuai pujian dari para tokoh dan undangan dan disebut berhasil ‘mempertemukan’ para tokoh yang selama ini terkesan sulit ‘duduk bersama’. Acara ditutup dengan sambutan Ketua Umum MUKI (Majelis Umat Kristen Indonesia) Djasarmen Purba SH memberikan Ulos kepada Pdt Dr. Erastus Sabdono dilanjutkan dengan Manortor. [RP]