Jakarta, majalahgaharu.com Pdt. Dr Ferry Haurisa Kakiay salah satu yang dicalonkan sebagai Ketua Umum GBI dari tiga kandidat lainya yakni Pdt. Japarlin Marbun (petahana), Pdt Dr. Jacob Nahuway dan Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham. Ferry yang juga ketua FKKJ ini ketika ditemui di sebuah Coffe di Jalan Blora Jakarta Pusat, Senin 26/8/19, bicara strategi ya menjalankan 7 program yang sudah ditetapkan MPL, tinggal menjalankan saja. Kemudian bicara visi misi juga ada yakni menjadi seperti Yesus. Tetapi ada satu hal yang nantinya dikerjakan, kalau menjadi ketua umum, mempersiapkan pemimpin muda untuk GBI ke depan.
“Kalau GBI mau maju ya harus siapkan pemimpin muda, karena pemimpin muda identik dengan baru ini yang akan mencapai visi, misi kepemimpinan ke depan”, terang gembala sidang GBI Kapernaum ini.
Masalah program nanti akan diketok dalam sidang sinode yang berlangsung 27-30 Agustus 2019, di Sentul Internasional Convention Center (SICC), kawasan Sentul Bogor. Untuk semakin memperlengkapi program yang ada Ferry mengusung tagline GBI SATU.
Adapun maksud GBI SATU, S-nya kepanjangan dari kata Sederhana yaitu memamfaatkan fasilitas, potensi dan berkat GBI serta kembali menyalurkan berkat Tuhan. Akan Lebih praktis dan tidak ribet. Juga tidak terlalu birokratis dan semua punya akses dekat sama pemimpin.
Kemudian A adalah dari kata Ajaran. Ajaran GBI yang sehat dan disederhanakan, sehingga bisa dengan mudah disosialisasikan kepada anggota dan pejabat GBI di Indonesia. Mereka dapat ajaran dasar pengakuan iman dan teologi. Jadi tidak ada kaget dan bisa disesuaikan.
Adapun T berarti Tanggap dan tuntas dalam melayani. Ada masalah apa dan pelayanan apa, harus segera dijawab tuntas dan tidak boleh terbebani.
Sedangkan U diambil dari kata Unity yaitu kesatuan. Kita harus bersatu seperti apa yang sudah diajarkan Om Ho. Kita semua satu dalam keluarga besar dari seluruh gereja GBI, baik yang ada di seluruh Indonesia maupun yang di luar negeri. Karena kita adalah satu keluarga maka tidak ada lagi ke depan gereja yang keluar.
“Saya sendiri membuat yel-yel GBI SATU. Jika saya bilang satu akan dijawab GBI. Saya teriakkan GBI dijawab Satu. Lalu kalau disebut GBI Satu maka dijawab kita semua,” beber pria asal Raja Ampat Papua yang menjadi Sekum era kepemimpinan Pdt. Jacob Nahuway ini.
Menurut Ferry dalam GBI Satu maka tetap utuh. Sesuai dengan visi yang dicanangkan pendiri GBI (Om Ho) menuju 10 ribu gereja.
Berbicara kepengurusan BPH yang lalu, perlu ditingkatkan pelayanan agar lebih maksimal. Terutama dalam hal pembapaan perlu semua orang merasa ada bapa yang memperhatikan ke daerah. Lalu memenuhi pelayanan di gereja-gereja di turun ke bawah di gereja-gereja di pedalaman. Soal urusan organisasi, kalau memang sudah baik dilanjutkan. Yang belum akan diperbaharui.
“Saya kira semua pada zamannya masing-masing kepemimpinan baik”, tukasnya. Tetapi andaikan dipercaya menjadi ketua umum, Ferry akan tambahkan satu ketua departeman fund rising dalam menunjang pendanaan. Tidak boleh lagi hanya mengandalkan perpuluhan saja.
Tentang membuat program harus saling sinergi tidak berjalan sendiri-sendiri, yang muaranya dengan ketum sehingga semakin terarah. Jangan terlalu banyak program agar jangan ada yang menggantung.
Suasana persaingan sangat kentara, lalu bagaimana Ferry sendiri melihatnya, selama ini tidak ada masalah sebab hubungan tetap terjalin baik. “Any time saya bisa kontak, dan memang baik saja dengan Pak Jacob, Pak Japarlin dan Pak Rubin. Karena itu, demi menjaga hubungan baik, saya tidak kampanye. Sebab kampanye hanya akan membesarkan diri dan menurunkan yang lain,” kata Ferry sembari berjanji akan mendukung siapapun yang kelak terpilih ketua umum baru GBI.
Tujuannya jelas GBI SATU agar tetap utuh dan saling mendukung antara gereja besar dan gereja kecil karena memang satu keluarga besar.